Polisi Tunggu Hasil Otopsi Labfor
Terkait Kasus Penusukan di Gitgit
SINGARAJA, NusaBali
Jajaran Satreskrim Polres Buleleng dan Polsek Sukasada, Buleleng yang menangani kasus pembunuhan korban Ikram Tauhid,39, oleh Nyoman Triantika Subandi Awantara alias Gunik, 35, hingga kini masih mendalami penyidikan. Polisi pun belum dapat memastikan motif pembunuhan dan penyebab kematian pasti korban Ikram. Polisi kini masih menunggu hasil resmi otopsi Laboratorium Forensik (labfor) di Denpasar.
Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarjaya ditemui di ruangannya Selasa (5/3) kemarin, menjelaskan hingga saat ini kasus penusukan yang menyebabkan korban tewas seketika masih dalam tahap pendalaman. Polisi pun mengaku masih memerlukan kesaksian dari sejumlah pihak, untuk memastikan motif sesungguhnya kejadian yang berujung pembunuhan itu. “Kami belum tahu latar belakang pelaku melakukan hal itu kepada korban, apakah antara korban dan pelaku saling kenal atau tidak kami masih dalami. Termasuk tempat tinggal korban yang pasti itu dimana hingga kini masih kami dalami,” terang Iptu Sumarjaya.
Sejauh ini kasus yang ditangani Polsek Sukasada di bawah koordinasi Satreskrim Polres Buleleng mengamankan sejumlah barang bukti. Yakni, sebuah pisau pengutik, yang diakui pelaku dipakau penusuk korban Ikram yang beralamat KTP di Lingkungan Pesalakan, Kelurahan Tuban, Kuta, Badung. “Kami masih perlu kesaksian tambahan, teman korban itu juga belum termasuk pelaku yang masih syok dan menyesal,” imbuh dia.
Sementara itu, pemilik Toko Raja, Putu Nuraja,42, warga Banjar Dinas Wirabhuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng berencana akan menggelar upacara Pacaruan di rumahnya. Ia pun menilai peristiwa berdarah yang menyebabkan nyawa melayang di pekarangan rumahnya membuat leteh (kotor secara niskala). “Ya, soalnya korbannya meninggal kan jadi leteh. Kami pasti akan melakukan pecaruan harapannya kedepan biar tidak ada kejadian serupa atau kemalangan menimpa keluarga kami,” ungkap Nuraja. Ia pun mengaku akan mencoba berkoordinasi dengan keluarga pelaku, untuk keperluan upacara pecaruan yang memerlukan biaya cukup besar. “Karena biaya upacara lumayan juga, kalau bisa dari keluarga pelaku lah. Tetapi kalau tidak bisa ya kami tetap akan usahakan disini,” imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan seorang pecatan TNI tewas, Ikram Tauhid, 39, tertusuk senjata tajam di kilometer 17, jalur Singaraja-Denpasar via Gitgit, wilayah Banjar Dinas Wirabhuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada Buleleng, Minggu (3/3) pukul 22.00 wita. Kejadian tragis itu terjadi tepat di depan toko Raja milik Putu Nuraja warga setempat. Peristiwa yang menelan korban jiwa itu melibatkan pengendara Yamaha Byson DK 8662 UQ, yang dikendarai korban Ikram, sebuah sepeda motor Suzuki Thunder warna Biru yang tak diketahui plat nomornya dikendarai oleh Welky Lens Ussa, 39, bersama istrinya warga Jalan Surapati, Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng dan mobil Daihatsu Xenia Hitam DK 1994 QB. Korban Ikram yang ditusuk pelaku Nyoman Triantika Subandi Awantara alias Gunik, 35, warga Banjar Dinas Dauh Pura, Desa Panji, Kecamatan Sukasada Buleleng, diduga karena ketersinggungan kedua belah pihak yang awalnya saling salip di jalur tengkorak itu.*k23
Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarjaya ditemui di ruangannya Selasa (5/3) kemarin, menjelaskan hingga saat ini kasus penusukan yang menyebabkan korban tewas seketika masih dalam tahap pendalaman. Polisi pun mengaku masih memerlukan kesaksian dari sejumlah pihak, untuk memastikan motif sesungguhnya kejadian yang berujung pembunuhan itu. “Kami belum tahu latar belakang pelaku melakukan hal itu kepada korban, apakah antara korban dan pelaku saling kenal atau tidak kami masih dalami. Termasuk tempat tinggal korban yang pasti itu dimana hingga kini masih kami dalami,” terang Iptu Sumarjaya.
Sejauh ini kasus yang ditangani Polsek Sukasada di bawah koordinasi Satreskrim Polres Buleleng mengamankan sejumlah barang bukti. Yakni, sebuah pisau pengutik, yang diakui pelaku dipakau penusuk korban Ikram yang beralamat KTP di Lingkungan Pesalakan, Kelurahan Tuban, Kuta, Badung. “Kami masih perlu kesaksian tambahan, teman korban itu juga belum termasuk pelaku yang masih syok dan menyesal,” imbuh dia.
Sementara itu, pemilik Toko Raja, Putu Nuraja,42, warga Banjar Dinas Wirabhuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng berencana akan menggelar upacara Pacaruan di rumahnya. Ia pun menilai peristiwa berdarah yang menyebabkan nyawa melayang di pekarangan rumahnya membuat leteh (kotor secara niskala). “Ya, soalnya korbannya meninggal kan jadi leteh. Kami pasti akan melakukan pecaruan harapannya kedepan biar tidak ada kejadian serupa atau kemalangan menimpa keluarga kami,” ungkap Nuraja. Ia pun mengaku akan mencoba berkoordinasi dengan keluarga pelaku, untuk keperluan upacara pecaruan yang memerlukan biaya cukup besar. “Karena biaya upacara lumayan juga, kalau bisa dari keluarga pelaku lah. Tetapi kalau tidak bisa ya kami tetap akan usahakan disini,” imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan seorang pecatan TNI tewas, Ikram Tauhid, 39, tertusuk senjata tajam di kilometer 17, jalur Singaraja-Denpasar via Gitgit, wilayah Banjar Dinas Wirabhuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada Buleleng, Minggu (3/3) pukul 22.00 wita. Kejadian tragis itu terjadi tepat di depan toko Raja milik Putu Nuraja warga setempat. Peristiwa yang menelan korban jiwa itu melibatkan pengendara Yamaha Byson DK 8662 UQ, yang dikendarai korban Ikram, sebuah sepeda motor Suzuki Thunder warna Biru yang tak diketahui plat nomornya dikendarai oleh Welky Lens Ussa, 39, bersama istrinya warga Jalan Surapati, Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng dan mobil Daihatsu Xenia Hitam DK 1994 QB. Korban Ikram yang ditusuk pelaku Nyoman Triantika Subandi Awantara alias Gunik, 35, warga Banjar Dinas Dauh Pura, Desa Panji, Kecamatan Sukasada Buleleng, diduga karena ketersinggungan kedua belah pihak yang awalnya saling salip di jalur tengkorak itu.*k23
1
Komentar