DLH Buleleng Angkut Ratusan Kubik Sampah Bencana
Pasca bencana yang mengepung Buleleng saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng kebagian job.
SINGARAJA, NusaBali
Ratusan kubik sampah dampak bencana, mulai dari sampah pohon tumbang, sampah penyumbat sungai dan di pinggir jalan pasca banjir dieksekusi puluhan petugas DLH menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala.
Pengangkutan sampah dampak bencana itu mulai ditangani DLH sejak, Jumat (8/3). Sejumlah truk yang disiagakan DLH pun harus bolak balik mengangkut sampah-sampah itu ke TPA hingga tuntas. Kepala Dinas LH Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, mengatakan penanganan sampah terdampak bencana kali ini mengoptimalkan petugas yang ada.
Ariadi mengatakan membagi personelnya untuk berbagi wilayah di titik-titik bencana menangani sampah. “Kami dari kemarin hingga tadi pagi mengutamakan pengangkutan sampah insidentil akibat bencana, karena terjadi di jalan umum dan nasional agar tidak terganggu,” ujar Ariadi, Sabtu (9/3).
Dari ratusan kubik sampah akibat bencana, jenis sampah yang paling banyak adalah sampah organik dari pohon tumbang dan potongan-potongan kayu dan bambu yang menyumbati sungai Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng. Beberapa sisanya merupakan sampah plastik yang meluap di saluran air wilayah perkotaan.
Sementara pengangkutan sampah dengan tuntas dilakukan secara bertahap. Selain membagi petugas dan armada, DLH juga memiliki kewajiban untuk menuntaskan sampah pecaruan Nyepi dan juga sampah harian rumah tangga. Penanganan sampah yang sebagian besar adalah sampah organik setelah sampai di TPA, akan diolah kembali menjadi komposter.
Terkait dengan penanganan sampah akibat bencana maupun penebangan pohon berpotensi bencana selama ini DLH mengaku bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng. “Kami hanya mendukung penanganan dari segi pengangkutan pasca dieksekusi oleh BPBD maupun Perkimta,” kata mantan Camat Gerokgak ini. *k23
Pengangkutan sampah dampak bencana itu mulai ditangani DLH sejak, Jumat (8/3). Sejumlah truk yang disiagakan DLH pun harus bolak balik mengangkut sampah-sampah itu ke TPA hingga tuntas. Kepala Dinas LH Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, mengatakan penanganan sampah terdampak bencana kali ini mengoptimalkan petugas yang ada.
Ariadi mengatakan membagi personelnya untuk berbagi wilayah di titik-titik bencana menangani sampah. “Kami dari kemarin hingga tadi pagi mengutamakan pengangkutan sampah insidentil akibat bencana, karena terjadi di jalan umum dan nasional agar tidak terganggu,” ujar Ariadi, Sabtu (9/3).
Dari ratusan kubik sampah akibat bencana, jenis sampah yang paling banyak adalah sampah organik dari pohon tumbang dan potongan-potongan kayu dan bambu yang menyumbati sungai Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng. Beberapa sisanya merupakan sampah plastik yang meluap di saluran air wilayah perkotaan.
Sementara pengangkutan sampah dengan tuntas dilakukan secara bertahap. Selain membagi petugas dan armada, DLH juga memiliki kewajiban untuk menuntaskan sampah pecaruan Nyepi dan juga sampah harian rumah tangga. Penanganan sampah yang sebagian besar adalah sampah organik setelah sampai di TPA, akan diolah kembali menjadi komposter.
Terkait dengan penanganan sampah akibat bencana maupun penebangan pohon berpotensi bencana selama ini DLH mengaku bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng. “Kami hanya mendukung penanganan dari segi pengangkutan pasca dieksekusi oleh BPBD maupun Perkimta,” kata mantan Camat Gerokgak ini. *k23
1
Komentar