Jadi Rebutan Millenial
Anggota DPD RI dapil Bali Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III menghadiri Tawur Agung Kesanga Nasional di pelataran candi Prambanan, Jogjakarta pada Rabu (6/3) lalu.
JOGJAKARTA, NusaBali
Sebagai senator muda, Arya Wedakarna menjadi rebutan kalangan millenial untuk foto bersama usai upacara. Ia pun dengan senang hati melayani satu persatu permintaan mereka.
Tak cukup berfoto bersama, Arya bahkan menyempatkan diri ngobrol dengan mereka, terutama terkait aktivitas mereka di kota Gudeg. Tak ketinggalan bertukar nomor telepon agar bisa terus berkomunikasi. Arya pun memuji antusiasme para anak muda itu untuk bertatap muka dengannya.
"Kalangan millenial di sini sangat bagus. Mereka sangat sopan, karena mau menyapa orang lebih tua," ujar Arya Wedakarna kepada NusaBali.
Terkait upacara Tawur Agung Nasional di candi Prambanan ia juga sangat mengapresiasi. Sebab, dahulu Tawur Agung Kesanga hanya bersifat lokal alias hanya masyarakat setempat yang hadir. Saat ini sudah bersifat nasional sehingga dari daerah lain bisa ikut serta. Terlebih upacara berlangsung di candi terbesar di Jogjakarta yang sangat kental budayanya.
Plus memiliki banyak makna strategis serta menunjukkan Hindu tidak hanya ada di Bali. Melainkan ada pula di Jawa maupun daerah lainnya. Oleh karena itu, ia sangat senang ketika sendra tari bertajuk Kanishka menampilkan tarian dari Bali, Jawa dan Kalimantan.
"Tarian tersebut menunjukkan tarian nusantara," ucap anggota Komite III DPD RI ini. Arya Wedakarna sendiri berada di upacara Tawur Agung Kesanga Nasional lantaran merayakan hari raya Nyepi disana. Ia pun sependapat dengan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin yang menyatakan agar hari raya Nyepi disebut sebagai hari suci Nyepi.
Lantaran hari raya Nyepi, kata Menag, tidak untuk dirayakan. Melainkan hari raya Nyepi adalah sebuah hari suci sehingga lebih cocok dikatakan menjadi hari suci Nyepi. "Saya mendukung apa yang dikatakan Menag, karena memang lebih pas dikatakan sebagai hari suci Nyepi," papar Arya Wedakarna. *k22
Tak cukup berfoto bersama, Arya bahkan menyempatkan diri ngobrol dengan mereka, terutama terkait aktivitas mereka di kota Gudeg. Tak ketinggalan bertukar nomor telepon agar bisa terus berkomunikasi. Arya pun memuji antusiasme para anak muda itu untuk bertatap muka dengannya.
"Kalangan millenial di sini sangat bagus. Mereka sangat sopan, karena mau menyapa orang lebih tua," ujar Arya Wedakarna kepada NusaBali.
Terkait upacara Tawur Agung Nasional di candi Prambanan ia juga sangat mengapresiasi. Sebab, dahulu Tawur Agung Kesanga hanya bersifat lokal alias hanya masyarakat setempat yang hadir. Saat ini sudah bersifat nasional sehingga dari daerah lain bisa ikut serta. Terlebih upacara berlangsung di candi terbesar di Jogjakarta yang sangat kental budayanya.
Plus memiliki banyak makna strategis serta menunjukkan Hindu tidak hanya ada di Bali. Melainkan ada pula di Jawa maupun daerah lainnya. Oleh karena itu, ia sangat senang ketika sendra tari bertajuk Kanishka menampilkan tarian dari Bali, Jawa dan Kalimantan.
"Tarian tersebut menunjukkan tarian nusantara," ucap anggota Komite III DPD RI ini. Arya Wedakarna sendiri berada di upacara Tawur Agung Kesanga Nasional lantaran merayakan hari raya Nyepi disana. Ia pun sependapat dengan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin yang menyatakan agar hari raya Nyepi disebut sebagai hari suci Nyepi.
Lantaran hari raya Nyepi, kata Menag, tidak untuk dirayakan. Melainkan hari raya Nyepi adalah sebuah hari suci sehingga lebih cocok dikatakan menjadi hari suci Nyepi. "Saya mendukung apa yang dikatakan Menag, karena memang lebih pas dikatakan sebagai hari suci Nyepi," papar Arya Wedakarna. *k22
1
Komentar