Jangan Sembarangan Pegang Tiang Listrik
Madden Julian Oscillation (MJO) menyebabkan tingginya intensitas curah hujan disertai angin dan gelombang tinggi. Warga sekitar sungai diimbau untuk selalu waspada.
Berbarengan dengan Musim Hujan, MJO Hantui Wilayah Bali
MANGUPURA, NusaBali
Fenomena alam MJO (Madden Julian Oscillation) yang tumbuh dan berkembang di Samudera Hindia beberapa hari belakangan ini membuat sejumlah wilayah mulai terimbas termasuk Pulau Bali. Dampak dari pergerakan fenomena ini menyebabkan tingginya intensitas curah hujan disertai angin dan gelombang tinggi.
Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar Imam Faturahman, menjelaskan MJO atau Madden Julian Oscillation adalah gelombang atmosfer di wilayah tropis yang tumbuh dan berkembang di Samudera Hindia. Fenomena ini berkembang dan mengakibatkan interaksi atmosfer dan lautan secara global dan bergerak merambat ke timur. Diakuinya, bahwa fenomena MJO ini memiliki fase basah (konvektif) dan fase kering. Dampak dari kedua fase tersebut bisa menghasilkan perubahan yang bertolak belakang terhadap kondisi curah hujan di wilayah yang terdampak, termasuk salah satunya adalah Pulau Bali.
“Fenomen ini muncul beberapa hari lalu dan pergerakannya diperkirakan dalam periode 30 hingga 90 hari ke depan,” tuturnya, Minggu (10/3) sore.
Lebih jauh dirincikannya, wilayah yang dilewati oleh MJO akan memasuki fase basah, sehingga akan memberikan pengaruh dalam memberikan suplay uap air yang berkontribusi dalam pembentukan awan-awan hujan di wilayah Bali. Apalagi masuknya MJO bersamaan dengan musim penghujan yang berdampak terhadap peningkatan intensitas curah hujan pada wilayah yang dilewatinya. Untuk wilayah Bali, MJO ini sudah masuk sekitar tiga hari lalu saat Hari Raya Nyepi, Kamis (7/3). Di mana dampaknya saat itu berupa intensitas curah hujan yang meningkat. “Kalau untuk lamanya, diperkirakan satu mingggu atau bahkan hingga akhir Maret ini. Kemudian, MJO ini akan terus bergerak hingga ke Pasifik. Namun, karena periode munculnya hingga 90 hari, kemungkinan besar Bali akan dilewatinya lagi,” kata Imam.
Selain berdampak pada intensitas curah hujan, MJO ini juga mempengaruhi pergerakan angin yang menyebabkan gelombang tinggi berkisaran 2,0 meter hingga 4,0 meter di sejumlah wilayah masing-masing Selat Bali – Lombok dan Alas bagian Selatan, kemudian perairan Selatan Bali hingga Nusa Tenggara Barat (NTB), Samudera Hindia (Selatan Bali) hingga NTB.
Imam mengimbau agar aktivitas pelayaran mulai kapal pengangkut penumpang, kapal barang, dan juga para nelayan untuk selalu mematuhi arahan pihak BMKG. “Karena sangat berisiko, kita berharap semua pelaku yang bergerak di pelayaran agar senantiasa mentaati setiap imbauan yang dikeluarkan otoritas terkait. Imbauan biasanya bisa dikeluarkan harian tergantung dari pemetaan wilayah terdampak,” katanya.
Tidak hanya itu, Imam juga mengingatkan warga yang berada di seputaran sungai untuk lebih waspada. Hal ini dikarenakan ketika intensitas hujan meningkat, bisa memicu terjadinya banjir. Pun para pengendara juga harus memperhatikan ruas jalan yang biasa tergenangi air.
“Kemudian diharapkan agar warga tidak mendekati atau memegangi tiang listrik, karena itu juga bisa mengakibatkan kesetrum. Karena banyak kejadian seperti ini saat fenomen alam itu melintasi wilayah Indonesia. Sehingga, mengantisipasi terjadi di Bali, untuk itu perlu diingatkan terlebih dahulu agar warga terhindar dari musibah,” tandas Imam. *dar
1
Komentar