Wabup Kembang Hartawan Singgung Kepadatan Jalan Denpasar–Gilimanuk
Gubernur Koster Gelar Tatap Muka di Jembrana
NEGARA, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster menggelar tatap muka dengan sejumlah tokoh masyarakat di Gedung Mendopo Kesari, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Jembrana, Minggu (10/3). Acara yang diikuti para perbekel/lurah, bendesa, kelian, kaling, LPM, BPD serta para kelian subak se-Jembrana itu menjadi kesempatan menyampaikan aspirasi kepada Gubernur.
Kehadiran Gubernur Koster disambut oleh Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan. Mengawali acara tersebut, Wabup Kembang menyampaikan salah satu permasalahan yang paling mendesak yakni terkait kepadatan jalan Denpasar–Gilimanuk. “Kalau kondisi normal, waktu tempuh dari Jembrana ke Denpasar bisa 4 sampai 5 jam. Kalau macet, tentunya berjam-jam dan itu sangat merugikan kami, karena arus ekonomi barang dan jasa banyak bergerak ke kota. Terlebih lagi banyak masyarakat kami yang bekerja maupun sekolah di Denpasar,” ujar Wabup Kembang.
Wabup Kembang juga menyampaikan dukungan provinsi melalui sharing program Kartu Indonesia Sehat (KIS). Saat ini KIS sudah dibagikan dan disosialisasikan ke banjar-banjar. “Jaminan itu mengcover 326.000 jiwa yang dibiayai secara gotong royong oleh pemerintah pusat, Pemprov Bali, dan Pemkab Jembrana,” ucapnya.
Gubernur Koster menjelaskan, visi programnya yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Di dalamnya ada dimensi menjaga alam, krama, dan kebudayaan Bali, memenuhi kebutuhan harapan serta aspirasi krama Bali. "Bali itu sakral, ruhnya kuat dan itu harus dijaga oleh kita sebagai generasi penerus. Mulai dari alam, laut, sungai, danau serta manusianya, sekala maupun niskala,” ujarnya.
Terkait infrastruktur, utamanya kemacetan jalan Denpasar – Gilimanuk, hal itu juga sudah diketahuinya, dan memang layak dibantu untuk memudahkan moda transportasi Bali Barat. Namun saat ini, dia masih fokus ke Bali Utara dengan pembangunan short cut, sesuai kajian yang juga sudah disusun sebelumnya. Setelah Bali Utara, dia berjanji menjadikan Jembrana sebagai prioritas selanjutnya, dan siap untuk memperjuangkan termasuk membawa aspirasi usulan terkait kepadatan jalan nasional ini ke pemerintah pusat. “Saya kerja mesti satu-satu diselesaikan. Kalau sudah fokus akan bisa diselesaikan lebih kencang,” ujarnya.
Gubernur Koster juga menyampaikan salah satu fokus program saat ini adalah pembangunan fasilitas kesehatan. Di samping memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat Bali, dia pun telah mengencarkan pembangunan puskesmas rawat inap serta pembangun pusat layanan kanker serta jantung di Rumah Sakit Bali Mandara, yang dinilainya juga sangat mendesak. *
Kehadiran Gubernur Koster disambut oleh Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan. Mengawali acara tersebut, Wabup Kembang menyampaikan salah satu permasalahan yang paling mendesak yakni terkait kepadatan jalan Denpasar–Gilimanuk. “Kalau kondisi normal, waktu tempuh dari Jembrana ke Denpasar bisa 4 sampai 5 jam. Kalau macet, tentunya berjam-jam dan itu sangat merugikan kami, karena arus ekonomi barang dan jasa banyak bergerak ke kota. Terlebih lagi banyak masyarakat kami yang bekerja maupun sekolah di Denpasar,” ujar Wabup Kembang.
Wabup Kembang juga menyampaikan dukungan provinsi melalui sharing program Kartu Indonesia Sehat (KIS). Saat ini KIS sudah dibagikan dan disosialisasikan ke banjar-banjar. “Jaminan itu mengcover 326.000 jiwa yang dibiayai secara gotong royong oleh pemerintah pusat, Pemprov Bali, dan Pemkab Jembrana,” ucapnya.
Gubernur Koster menjelaskan, visi programnya yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Di dalamnya ada dimensi menjaga alam, krama, dan kebudayaan Bali, memenuhi kebutuhan harapan serta aspirasi krama Bali. "Bali itu sakral, ruhnya kuat dan itu harus dijaga oleh kita sebagai generasi penerus. Mulai dari alam, laut, sungai, danau serta manusianya, sekala maupun niskala,” ujarnya.
Terkait infrastruktur, utamanya kemacetan jalan Denpasar – Gilimanuk, hal itu juga sudah diketahuinya, dan memang layak dibantu untuk memudahkan moda transportasi Bali Barat. Namun saat ini, dia masih fokus ke Bali Utara dengan pembangunan short cut, sesuai kajian yang juga sudah disusun sebelumnya. Setelah Bali Utara, dia berjanji menjadikan Jembrana sebagai prioritas selanjutnya, dan siap untuk memperjuangkan termasuk membawa aspirasi usulan terkait kepadatan jalan nasional ini ke pemerintah pusat. “Saya kerja mesti satu-satu diselesaikan. Kalau sudah fokus akan bisa diselesaikan lebih kencang,” ujarnya.
Gubernur Koster juga menyampaikan salah satu fokus program saat ini adalah pembangunan fasilitas kesehatan. Di samping memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat Bali, dia pun telah mengencarkan pembangunan puskesmas rawat inap serta pembangun pusat layanan kanker serta jantung di Rumah Sakit Bali Mandara, yang dinilainya juga sangat mendesak. *
1
Komentar