Tabanan Kurang Penggilingan yang Miliki Mesin Pengering
Usaha penggilingan padi di Tabanan bisa terbilang cukup banyak, namun yang sudah memiliki mesin pengering (dryer) untuk proses menggilingan baru ada sepuluh.
TABANAN, NusaBali
Dengan kondisi itu saat panen raya kewalahan dalam mengolah padi yang telah dipanen, apalagi ketika turun hujan.
Ketua DPD Persatuan Penggilingan Padi (Perpadi) Bali Anak Agung Made Sukawetan, mengatakan jumlah tersebut belum ideal untuk bisa meng-cover semua produksi padi di daerah lumbung berasnya Bali tersebut, terutama pada saat musim panen raya. “Kalau cuma untuk meng-cover produksi di luar panen raya, mungkin masih bisa. Tetapi, di saat panen raya dengan jumlah mesin pengering yang 10 unit tersebut, tentunya tidak akan bisa meng-cover semua,” ungkapnya, Minggu (10/3).
Dengan kondisi tersebut, harus ada penambahan mesin pengering. Perkiraannya, dengan luasan produksi padi di Kabupaten Tabanan yang kisarannya mencapai 2.000 hektare lebih, idealnya luasan tersebut bisa tercover dengan keberadaan mesin pengering sebanyak 20 unit.
“Dari 10 mesin pengering tersebut masing-masing memiliki kapasitas berbeda-beda. Ada yang berkapasitas 10 ton, 12 ton, 15 ton, dan ada yang berkapasitas 17 ton. Namun sebagian besar memiliki kapasitas 10 ton,” tuturnya.
Menurut Sukawetan, keberadaan mesin pengering ini sangat penting, karena kecenderungannya hampir setiap panen raya bersamaan dengan musim hujan. Sedangkan dengan mesin pengering akan mempercepat proses giling gabah. Contohnya saja mesin pengering yang berkapasitas 17 ton dengan proses pengeringan gabah berkadar air 30 persen hanya memerlukan waktu 12 jam. Sedangkan kadar air normal 20 – 25 persen membutuhkan waktu proses pengeringan hingga 6 jam.
“Kondisi itu berbeda jika masih menggunakan pengeringan dengan lantai jemur yang mengandalkan sinar matahari langsung. Proses keringnya akan sangat lama, belum lagi jika kondisi cuaca mendung, maka pengeringan akan memakan waktu berhari-hari, sehingga berdampak dari segi kualitas produksi beras yang dihasilkan, tidak akan baik nantinya,” ungkap Sukawetan.
Pemakaian mesin pengering ini merupakan solusi untuk bisa menghasilkan produksi beras yang berkualitas baik. “Karena dengan pengeringan yang bagus akan menghasilkan warna beras yang putih bersih, bentuknya panjang bulat atau tidak menggumpal, dan tidak beraroma apek,” tandasnya. *de
Ketua DPD Persatuan Penggilingan Padi (Perpadi) Bali Anak Agung Made Sukawetan, mengatakan jumlah tersebut belum ideal untuk bisa meng-cover semua produksi padi di daerah lumbung berasnya Bali tersebut, terutama pada saat musim panen raya. “Kalau cuma untuk meng-cover produksi di luar panen raya, mungkin masih bisa. Tetapi, di saat panen raya dengan jumlah mesin pengering yang 10 unit tersebut, tentunya tidak akan bisa meng-cover semua,” ungkapnya, Minggu (10/3).
Dengan kondisi tersebut, harus ada penambahan mesin pengering. Perkiraannya, dengan luasan produksi padi di Kabupaten Tabanan yang kisarannya mencapai 2.000 hektare lebih, idealnya luasan tersebut bisa tercover dengan keberadaan mesin pengering sebanyak 20 unit.
“Dari 10 mesin pengering tersebut masing-masing memiliki kapasitas berbeda-beda. Ada yang berkapasitas 10 ton, 12 ton, 15 ton, dan ada yang berkapasitas 17 ton. Namun sebagian besar memiliki kapasitas 10 ton,” tuturnya.
Menurut Sukawetan, keberadaan mesin pengering ini sangat penting, karena kecenderungannya hampir setiap panen raya bersamaan dengan musim hujan. Sedangkan dengan mesin pengering akan mempercepat proses giling gabah. Contohnya saja mesin pengering yang berkapasitas 17 ton dengan proses pengeringan gabah berkadar air 30 persen hanya memerlukan waktu 12 jam. Sedangkan kadar air normal 20 – 25 persen membutuhkan waktu proses pengeringan hingga 6 jam.
“Kondisi itu berbeda jika masih menggunakan pengeringan dengan lantai jemur yang mengandalkan sinar matahari langsung. Proses keringnya akan sangat lama, belum lagi jika kondisi cuaca mendung, maka pengeringan akan memakan waktu berhari-hari, sehingga berdampak dari segi kualitas produksi beras yang dihasilkan, tidak akan baik nantinya,” ungkap Sukawetan.
Pemakaian mesin pengering ini merupakan solusi untuk bisa menghasilkan produksi beras yang berkualitas baik. “Karena dengan pengeringan yang bagus akan menghasilkan warna beras yang putih bersih, bentuknya panjang bulat atau tidak menggumpal, dan tidak beraroma apek,” tandasnya. *de
Komentar