Sampah Pura Besakih Dibuang ke Sungai
Akibatnya aliran sungai Gumawang tersumbat.
AMLAPURA, NusaBali
Sampah bekas upakara dari Pura Besakih dibuang petugas tanpa melalui proses pemilahan. Seluruh sampah dibuang terpusat di TPA (tempat pembuangan akhir) Banjar Palak, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem. Selanjutnya petugas kebersihan mendorong tumpukan sampah itu ke sungai Gumawang. Sehingga tumpukan sampah bekas upakara dan plastik menggunung.
Tercatat empat petugas yang mendorong sampah dijatuhkan ke sungai Gumawang. Sebanyak 38 petugas kebersihan melakukan bersih-bersih di Pura Besakih bagian timur. Kesibukannya meningkat sejak rangkaian Karya Tawur Agung Tabuh Gentuh, Tilem Kasanga, Buda Kliwon Matal, Rabu (6/3), berlanjut rangkaian Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh yang puncaknya Purnama Kadasa, Buda Wage Menail, Rabu (20/3).
Volume sampah setiap hari juga meningkat, rata-rata tiap hari diangkut dua truk. Sampah yang berasal dari Pura Penataran Agung Besakih dan sekitarnya terlebih dahulu dikumpulkan di bak sampah jaba Pura Pasucian Besakih, selanjutnya diangkut truk. Sedangkan sampah di sepanjang Pura Soring Ambal-Ambal, Bencingah Agung hingga Pura Manik Mas, dikumpulkan di tong sampah, juga diangkut truk. Sampah organik bercampur anorganik jadi satu, kebanyakan berisi sampah plastik, terutama kresek, dikumpulkan jadi satu truk. Sampah itulah yang dibuang di TPA Banjar Palak sehingga tumpukan sampah plastik semakin hari terus bertambah. Akibatnya aliran Sungai Gumawang tersumbat.
Khusus yang bertugas di TPA untuk membuang sampah ke sungai Gumawang terbagi dua shift. Shift I pukul 07.00 Wita-12.00 Wita, shift II pukul 12.00 Wita-16.00 Wita. Tiap shift bekerja empat orang dengan upah per hari Rp 31.000. Petugas I Made Karsa dan I Nyoman Mendol dari Banjar Palak, Desa Besakih mengatakan, tugasnya hanya membuang sampah ke sungai Gumawang setelah diturunkan di TPA Banjar Palak. “Tidak pernah sampah itu dipilah, sebelum dibuang ke sungai Gumawang,” kata Karsa.
Begitu sampah diturunkan dari truk, ada pemulung yang rebutan mengambil sampah botol plastik, untuk dijual per tiga kampil Rp 25.000, sampah plastik jenis lainnya tidak diminati. Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Karangasem, I Nyoman Tari, mengakui tumpukan sampah yang terbuang di TPA selanjutnya ditimbun di sungai Gumawang tanpa pemilahan. “Masih kami upayakan, mengolah sampah di TPST (tempat pengolahan sampah terpadu), fasilitas telah tersedia di TPA Banjar Palak, tenaga kerja telah siap, tinggal mengupayakan biaya operasionalnya,” jelas Nyoman Tari. k16
Tercatat empat petugas yang mendorong sampah dijatuhkan ke sungai Gumawang. Sebanyak 38 petugas kebersihan melakukan bersih-bersih di Pura Besakih bagian timur. Kesibukannya meningkat sejak rangkaian Karya Tawur Agung Tabuh Gentuh, Tilem Kasanga, Buda Kliwon Matal, Rabu (6/3), berlanjut rangkaian Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh yang puncaknya Purnama Kadasa, Buda Wage Menail, Rabu (20/3).
Volume sampah setiap hari juga meningkat, rata-rata tiap hari diangkut dua truk. Sampah yang berasal dari Pura Penataran Agung Besakih dan sekitarnya terlebih dahulu dikumpulkan di bak sampah jaba Pura Pasucian Besakih, selanjutnya diangkut truk. Sedangkan sampah di sepanjang Pura Soring Ambal-Ambal, Bencingah Agung hingga Pura Manik Mas, dikumpulkan di tong sampah, juga diangkut truk. Sampah organik bercampur anorganik jadi satu, kebanyakan berisi sampah plastik, terutama kresek, dikumpulkan jadi satu truk. Sampah itulah yang dibuang di TPA Banjar Palak sehingga tumpukan sampah plastik semakin hari terus bertambah. Akibatnya aliran Sungai Gumawang tersumbat.
Khusus yang bertugas di TPA untuk membuang sampah ke sungai Gumawang terbagi dua shift. Shift I pukul 07.00 Wita-12.00 Wita, shift II pukul 12.00 Wita-16.00 Wita. Tiap shift bekerja empat orang dengan upah per hari Rp 31.000. Petugas I Made Karsa dan I Nyoman Mendol dari Banjar Palak, Desa Besakih mengatakan, tugasnya hanya membuang sampah ke sungai Gumawang setelah diturunkan di TPA Banjar Palak. “Tidak pernah sampah itu dipilah, sebelum dibuang ke sungai Gumawang,” kata Karsa.
Begitu sampah diturunkan dari truk, ada pemulung yang rebutan mengambil sampah botol plastik, untuk dijual per tiga kampil Rp 25.000, sampah plastik jenis lainnya tidak diminati. Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Karangasem, I Nyoman Tari, mengakui tumpukan sampah yang terbuang di TPA selanjutnya ditimbun di sungai Gumawang tanpa pemilahan. “Masih kami upayakan, mengolah sampah di TPST (tempat pengolahan sampah terpadu), fasilitas telah tersedia di TPA Banjar Palak, tenaga kerja telah siap, tinggal mengupayakan biaya operasionalnya,” jelas Nyoman Tari. k16
Komentar