25 Pohon Perindang Ditemukan Mati
Sebanyak 25 pohon perindang di kawasan Jalan Raya Canggu, Kecamatan Kuta Utara, ditemukan dalam kondisi mati.
MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak 25 pohon perindang di kawasan Jalan Raya Canggu, Kecamatan Kuta Utara, ditemukan dalam kondisi mati. Belum diketahui pasti penyebab matinya pohon perindang jenis angsana tersebut. Namun, pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung, mencurigai ada unsur kesengajaan.
“Hari ini (kemarin) petugas telah turun ke lokasi melakukan penebangan, karena sudah mati dan berisiko ambruk,” kata Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan, Senin (11/3).
Merthawan menduga matinya pohon angsana di kawasan Jalan Raya Canggu ada kaitannya dengan kasus serupa pada Agustus 2018 lalu. Pohon layu dan mengering secara perlahan-lahan bukan secara alami, melainkan ada unsur kesengajaan. “Buktinya pohon di sekitarnya tidak ada yang mati,” imbuhnya.
“Kami akan telusuri masalah ini, untuk mencari tahu penyebab pasti matinya pohon perindang tersebut. Kami menduga disengaja,” tegas birokrat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, tersebut.
Selain penebangan pohon mati di Jalan Raya Canggu, petugas dari Dinas LHK juga melakukan penebangan pohon di beberapa titik jalan protokol yang rawan ambruk. “Kami khawatir pohon berisiko itu roboh menimpa warga atau wisatawan. Jadi, kami fokus saat ini untuk menyisir pohon yang berisiko (rawan roboh),” kata Merthawan.
Di samping itu, sejumlah pohon perindang juga dirompes khususnya yang berdekatan dengan jaringan kabel. “Sebelum terjadi hal tidak diinginkan, kami rompes dahan dan rantingnya,” imbuhnya.
Berdasarkan data dari Dinas LHK Kabupaten Badung, total ada sebanyak 60 pohon perindang di Gumi Keris. Dimana sekitar 25 persen masuk kategori berisiko, baik karena faktor usia maupun berdekatan dengan jaringan kabel.
Sekadar mengingatkan, kasus pohon mati pernah terjadi pada Agustus 2018 lalu. Pada saat itu total sebanyak 37 pohon perindang mati mendadak. Dugaan ada unsur kesengajaan semakin kuat lantaran dedaunan mengering bersamaan. Malah, ada beberapa pohon yang berusia sekitar 10 tahun itu sudah gundul. *asa
“Hari ini (kemarin) petugas telah turun ke lokasi melakukan penebangan, karena sudah mati dan berisiko ambruk,” kata Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan, Senin (11/3).
Merthawan menduga matinya pohon angsana di kawasan Jalan Raya Canggu ada kaitannya dengan kasus serupa pada Agustus 2018 lalu. Pohon layu dan mengering secara perlahan-lahan bukan secara alami, melainkan ada unsur kesengajaan. “Buktinya pohon di sekitarnya tidak ada yang mati,” imbuhnya.
“Kami akan telusuri masalah ini, untuk mencari tahu penyebab pasti matinya pohon perindang tersebut. Kami menduga disengaja,” tegas birokrat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, tersebut.
Selain penebangan pohon mati di Jalan Raya Canggu, petugas dari Dinas LHK juga melakukan penebangan pohon di beberapa titik jalan protokol yang rawan ambruk. “Kami khawatir pohon berisiko itu roboh menimpa warga atau wisatawan. Jadi, kami fokus saat ini untuk menyisir pohon yang berisiko (rawan roboh),” kata Merthawan.
Di samping itu, sejumlah pohon perindang juga dirompes khususnya yang berdekatan dengan jaringan kabel. “Sebelum terjadi hal tidak diinginkan, kami rompes dahan dan rantingnya,” imbuhnya.
Berdasarkan data dari Dinas LHK Kabupaten Badung, total ada sebanyak 60 pohon perindang di Gumi Keris. Dimana sekitar 25 persen masuk kategori berisiko, baik karena faktor usia maupun berdekatan dengan jaringan kabel.
Sekadar mengingatkan, kasus pohon mati pernah terjadi pada Agustus 2018 lalu. Pada saat itu total sebanyak 37 pohon perindang mati mendadak. Dugaan ada unsur kesengajaan semakin kuat lantaran dedaunan mengering bersamaan. Malah, ada beberapa pohon yang berusia sekitar 10 tahun itu sudah gundul. *asa
Komentar