Puluhan Guru Berjuang Dapatkan Sertifikat Asesor
Sebanyak 24 orang guru dari SMK se-Bali tengah berjuang untuk mendapatkan sertifikat asesor kompetensi, yang diselenggarakan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1, SMKN 1 Singaraja.
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan orang guru SMK itu sebelumnya digenjot penguasaan materi sebagai seorang calon asesor selama empat hari di SMKN 2 Singaraja, yang dimulai Senin (11/3) kemarin.
Kepala SMKN 1 Singaraja, Nengah Suteja, mengatakan sertifikasi asesor kompetensi ini merupakan kegiatan yang sangat strategis. Seorang guru SMK dengan kompetensi keahliannya baru dapat menguji siswa dalam kemampuan produktifnya setelah memegang sertifikat asesor dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Pelatihan dan pengujian calon asesor kali ini cukup antusias dari segi peserta, sehingga harapannya ke depan semakin banyak ada asesor SMK di Bali,” ujar dia.
Guru SMK yang nantinya lolos sebagai asesor akan memudahkan SMK kedepannya untuk menunjang pemenuhan tenaga kerja menengah yang siap pakai di tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan juga revolusi industri 4.0. Semakin banyaknya asesor guru SMK, disebut Suteja, akan berpengaruh terjhadp kualitas lulusan SMK. “Kenapa demikian karena untuk mendapatkan sertifikat asesor ini seleksi dan ujiannya cukup ketat, sehingga yang lolos adalah guru-guru terbaik saja. Ini juga akan berpengaruh terhadap kepercayaan DUDI (dunia usaha dunia industri) kepada lulusan SMK,” ujar dia.
Seorang mentor asesor BNSP, Made Arya Astina, ditemui di sela-sela pelatihan mengatakan puluhan calon asesor seluruh Bali itu dilatih tiga poin standar sebagai seorang asesor. Ketiga poin itu meliputi perencanaan assessment, pengembangan perangkat assessment dan melaksanakan assessment.
Setelah menjalani pelatihan selama empat hari penuh, peserta calon asesor akan diuji kembali dalam penguasaan kompetensi dan pengetahuan sebagai calon asesor. “Target akhirnya peserta mengusai tiga unit kompetensi itu, sehingga master penguji berharap 24 peserta layak untuk diuji dan direkomendasi, untuk mendapatkan rekomendasi kompeten atau tidaknya, yang diberikan oleh BNSP di Jakarta, apakah berhak atau tidak dari pusat yang menentukan,” jelas Arya.
Sementara itu Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Provinsi Bali, Made Sutarjana, mengaku sejauh ini pemerintah Provinsi Bali mendorong guru SMK di Bali menjadi asesor. Ia pun mengatakan dengan perkembangan teknologi saat ini menjadi point utama yang harus diperhatikan guru sebagai asesor harus menyesuaikan dengan teknologi dan pengetahuan terbarukan. “Asesor harus bekerja keras mengikuti Iptek yang semakin pesat dan maju, dengan teknologi sekarang paling tidak asesor menguasai bidang itu,” harap dia.*k23
Kepala SMKN 1 Singaraja, Nengah Suteja, mengatakan sertifikasi asesor kompetensi ini merupakan kegiatan yang sangat strategis. Seorang guru SMK dengan kompetensi keahliannya baru dapat menguji siswa dalam kemampuan produktifnya setelah memegang sertifikat asesor dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Pelatihan dan pengujian calon asesor kali ini cukup antusias dari segi peserta, sehingga harapannya ke depan semakin banyak ada asesor SMK di Bali,” ujar dia.
Guru SMK yang nantinya lolos sebagai asesor akan memudahkan SMK kedepannya untuk menunjang pemenuhan tenaga kerja menengah yang siap pakai di tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan juga revolusi industri 4.0. Semakin banyaknya asesor guru SMK, disebut Suteja, akan berpengaruh terjhadp kualitas lulusan SMK. “Kenapa demikian karena untuk mendapatkan sertifikat asesor ini seleksi dan ujiannya cukup ketat, sehingga yang lolos adalah guru-guru terbaik saja. Ini juga akan berpengaruh terhadap kepercayaan DUDI (dunia usaha dunia industri) kepada lulusan SMK,” ujar dia.
Seorang mentor asesor BNSP, Made Arya Astina, ditemui di sela-sela pelatihan mengatakan puluhan calon asesor seluruh Bali itu dilatih tiga poin standar sebagai seorang asesor. Ketiga poin itu meliputi perencanaan assessment, pengembangan perangkat assessment dan melaksanakan assessment.
Setelah menjalani pelatihan selama empat hari penuh, peserta calon asesor akan diuji kembali dalam penguasaan kompetensi dan pengetahuan sebagai calon asesor. “Target akhirnya peserta mengusai tiga unit kompetensi itu, sehingga master penguji berharap 24 peserta layak untuk diuji dan direkomendasi, untuk mendapatkan rekomendasi kompeten atau tidaknya, yang diberikan oleh BNSP di Jakarta, apakah berhak atau tidak dari pusat yang menentukan,” jelas Arya.
Sementara itu Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Provinsi Bali, Made Sutarjana, mengaku sejauh ini pemerintah Provinsi Bali mendorong guru SMK di Bali menjadi asesor. Ia pun mengatakan dengan perkembangan teknologi saat ini menjadi point utama yang harus diperhatikan guru sebagai asesor harus menyesuaikan dengan teknologi dan pengetahuan terbarukan. “Asesor harus bekerja keras mengikuti Iptek yang semakin pesat dan maju, dengan teknologi sekarang paling tidak asesor menguasai bidang itu,” harap dia.*k23
Komentar