Napi Lapas Tabanan Diberikan Pelatihan Tukang Bangunan
Sebanyak 30 warga binaan dan dua pegawai Lapas kelas IIB Tabanan diberikan pelatihan keterampilan atau keahlian bidang di Aula Lapas Kelas IIB Tabanan, Senin (11/3).
TABANAN, NusaBali
Pelatihan yang dilaksanakan selama 6 hari tersebut selanjutnya dapat dipraktekkan di lapangan. Bahkan bukan hanya pelatihan, namun nantinya juga akan dibekali dengan sertifikasi keahlian.
Kalapas Kelas IIB Tabanan, I Putu Murdiana, menjelaskan pelatihan tersebut dilengkapi dengan pendalaman materi, praktek kerja dan assesment pada akhir kegiatan. Sehingga pembekalan keterampilan atau keahlian untuk penunjang hidupnya setelah keluar dari lapas terhadap narapidana sangat penting. "Sebab, ketika keluar nanti mereka (eks narapidana) akan bisa menyambung hidup dengan bekerja sesuai bidang yang ditekuninya. Salah satu pekerjaan yang mudah dilakukan adalah dengan menjadi tukang bangunan," ujarnya.
Menurut Murdiana, menjadi tukang di jaman sekarang ini merupakan pekerjaan yang cukup menjanjikan. Makin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatkan penghasilan masyarakat menjadi salah satu indikator makin banyaknya kebutuhan pembangunan khususnya di bidang perumahan dan kebutuhan tukang bangunan untuk hal tersebut juga dipastikan makin meningkat. Sehingga, narapidana di Lapas Tabanan juga dilatih ketrampilannya khususnya di bidang pertukangan. Bukan hanya pelatihan biasa tetapi juga dibekali dengan sertifikasi keahliannya.
"Tukang bangunan saat ini adalah sebuah profesi yang cukup menjanjikan. Dengan penghasilan antara Rp 100.000 sampai Rp 150.000 per hari, maka kesejahteraan tukang bangunan dipastikan cukup baik. Apalagi tukang yang memiliki kompetensi yang telah bersertifikasi, maka akan lebih mudah mencari pekerjaan terutama pada proyek-proyek yang cukup besar." kata Murdiana.
Dia melanjutkan, kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Dinas PUPR Provinsi Bali dan Balai Jasa Kontruksi wilayah IV Surabaya. Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari yang diisi dengan kegiatan, seperti pendalaman materi, praktek kerja dan assesment pada akhir kegiatan.
Diakui Murdiana, rencanannya dalam kegiatan bedah rumah untuk masyarakat di kabupaten Tabanan, pihak Lapas Tabanan akan berpartisipasi dalam program tersebut sebagai wujud bakti narapidana terhadap masyarakat dan turut serta dalam kegiatan pembangunan di dalam masyarakat.
"Kami juga telah berkoordinasi dengan Bupati dan Sekda, pada intinya beliau memberikan apresiasi dan dapat melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat ini dengan baik," jelasnya.
Salah seorang narapidana, Made Ambara, 30, mengaku senang ikut pelatihan. Karena dalam pelatihan ini banyak hal dapat dipelajari termasuk dapat bekal ilmu untuk dipraktekkan setelah selesai menjalani hukuman. "Harapan saya nantinya bisa jadi bekal setelah bebas dan berkeinginan menjadi tukang bangunan yang profesional,” ujarnya.
Pria yang menjalani hukuman karena terjerat kasus narkoba ini melanjutkan, terlebih lagi saat ini menjadi tukang merupakan suatu pekerjaan yang cukup menjanjikan. Sebab, saat ini tak banyak yang ingin menjadi tukang bangunan, sedangkan kebutuhan pembangunan khususnya di bidang perumahan dan kebutuhan tukang bangunan semakin meningkat. "Sekarang pengasilan tinggi dan permintaan banyak sehingga saya akan tekuni pelatihan ini," tandasnya. *de
Kalapas Kelas IIB Tabanan, I Putu Murdiana, menjelaskan pelatihan tersebut dilengkapi dengan pendalaman materi, praktek kerja dan assesment pada akhir kegiatan. Sehingga pembekalan keterampilan atau keahlian untuk penunjang hidupnya setelah keluar dari lapas terhadap narapidana sangat penting. "Sebab, ketika keluar nanti mereka (eks narapidana) akan bisa menyambung hidup dengan bekerja sesuai bidang yang ditekuninya. Salah satu pekerjaan yang mudah dilakukan adalah dengan menjadi tukang bangunan," ujarnya.
Menurut Murdiana, menjadi tukang di jaman sekarang ini merupakan pekerjaan yang cukup menjanjikan. Makin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatkan penghasilan masyarakat menjadi salah satu indikator makin banyaknya kebutuhan pembangunan khususnya di bidang perumahan dan kebutuhan tukang bangunan untuk hal tersebut juga dipastikan makin meningkat. Sehingga, narapidana di Lapas Tabanan juga dilatih ketrampilannya khususnya di bidang pertukangan. Bukan hanya pelatihan biasa tetapi juga dibekali dengan sertifikasi keahliannya.
"Tukang bangunan saat ini adalah sebuah profesi yang cukup menjanjikan. Dengan penghasilan antara Rp 100.000 sampai Rp 150.000 per hari, maka kesejahteraan tukang bangunan dipastikan cukup baik. Apalagi tukang yang memiliki kompetensi yang telah bersertifikasi, maka akan lebih mudah mencari pekerjaan terutama pada proyek-proyek yang cukup besar." kata Murdiana.
Dia melanjutkan, kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Dinas PUPR Provinsi Bali dan Balai Jasa Kontruksi wilayah IV Surabaya. Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari yang diisi dengan kegiatan, seperti pendalaman materi, praktek kerja dan assesment pada akhir kegiatan.
Diakui Murdiana, rencanannya dalam kegiatan bedah rumah untuk masyarakat di kabupaten Tabanan, pihak Lapas Tabanan akan berpartisipasi dalam program tersebut sebagai wujud bakti narapidana terhadap masyarakat dan turut serta dalam kegiatan pembangunan di dalam masyarakat.
"Kami juga telah berkoordinasi dengan Bupati dan Sekda, pada intinya beliau memberikan apresiasi dan dapat melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat ini dengan baik," jelasnya.
Salah seorang narapidana, Made Ambara, 30, mengaku senang ikut pelatihan. Karena dalam pelatihan ini banyak hal dapat dipelajari termasuk dapat bekal ilmu untuk dipraktekkan setelah selesai menjalani hukuman. "Harapan saya nantinya bisa jadi bekal setelah bebas dan berkeinginan menjadi tukang bangunan yang profesional,” ujarnya.
Pria yang menjalani hukuman karena terjerat kasus narkoba ini melanjutkan, terlebih lagi saat ini menjadi tukang merupakan suatu pekerjaan yang cukup menjanjikan. Sebab, saat ini tak banyak yang ingin menjadi tukang bangunan, sedangkan kebutuhan pembangunan khususnya di bidang perumahan dan kebutuhan tukang bangunan semakin meningkat. "Sekarang pengasilan tinggi dan permintaan banyak sehingga saya akan tekuni pelatihan ini," tandasnya. *de
Komentar