Produksi Cengkeh di Buleleng Menurun
Iklim yang tidak menentu menjadikan perkembangan buah cengkeh tidak maksimal.
SINGARAJA, NusaBali
Petani cengkeh di Kabupaten Buleleng saat ini masih harap-harap cemas. Mengingat iklim saat ini berdampak pada penurunan hasil panen. Terbukti, produksi cengkeh pada 2015 menurun dari 2014.
Data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Buleleng, luas tanaman lahan cengkeh di Buleleng tahun 2015 mencapai sekitar 7.745 hektare dengan hasil panen cengkeh kering 4,9 ton atau 632 kilogram per hektare. Jumlah tersebut menurun dari produksi pada 2014, mencapai 5,2 ton per hektare.
Penurunan produksi itu, menurut Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Buleleng Ir Ketut Nerda, karena produksi cengkeh ini sangat ditentukan kondisi iklim dan cuaca. Pada 2015 lalu, iklim kurang bersahabat dan sering tidak menentu sehingga perkembangan buah cengkeh tidak maksimal. “Selain itu, panen cengkeh raya datang setiap dua tahun sekali, dan tahun 2014 termasuk panen raya,” ujar Nerda, Selasa (18/5).
Meskipun mengalami penurunan hasil panen, kata dia, produksi cengkeh di Kabupaten Buleleng menyumbang 80 persen produksi cengkeh di Bali. Nerda menambahkan, produksi cengkeh Buleleng selama dua tahun terakhir mencapai produktivitas nasional antara 480-800 kilogram per hektarenya. Hal ini menandakan, tanaman cengkeh di Kabupaten Buleleng merupakan salah satu komoditi unggulan dan strategis. Komoditi ini juga berperanan besar dalam menggerakan perekonomian masyarakat di perdesaan.
Terkait prediksi panen cengkeh pada 2016, Nerda mengaku tidak dapat memastikan. Karena saat ini iklim sedang tidak menentu. “Dengan musim hujan yang cukup panjang, mudah-mudahan tidak terlalu memengaruhi proses pembungaan cengkeh, sehingga produksi cengkeh pada 2016 bisa lebih baik,” harap dia.
Sementara itu, di pihak pengepul, harga cengkeh sedang melesu dibandingkan dengan harga pada tahun 2014. Harga per kilo gram cengkeh kering saat ini Rp 120.000. Sedangkan harga pada 2015 mencapai Rp 130.000 per kilogram. Kini banyak petani yang langsung majegang (menjual di pohon, Red) cengkehnya kepada perusahaan di luar Bali
Salah satu pengepul cengkeh di Kecamatan Banjar, Komang Dauh mengatakan, melesunya harga cengkeh menyesuaikan dengan permintaan pasar. Saat ini permintaan dari Jawa sedang sedikit. Dan juga, banyak pengepul besar mempermainkan harga, sehingga memengaruhi harga cengkeh di tingkat petani. 7 k23
Komentar