FORKI Yakin Jaga Tradisi
FORKI Bali belum bicara target secara gamblang. Tapi jika merujuk PON 2012 dan PON 2016, kami optimistis bisa lolos 13-14 kelas, dalam hal ini 15 karateka.
Siap Loloskan 15 Karateka ke Papua
DENPASAR, NusaBali
Pengprov FORKI Bali mulai menyiapkan tim karate untuk Pra PON, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, 27-29 September. Meskipun belum berani memastikan jumlah karateka yang lolos PON, namun FORKI Bali memiliki ambisi minimal meloloskan 15 karate ke PON Papua 2020, sama seperti di PON Jabar 2016.
"FORKI Bali belum bicara target secara gamblang. Tapi jika merujuk PON 2012 dan PON 2016, kami optimistis bisa lolos 13-14 kelas, dalam hal ini 15 karateka," ucap Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Usia Dini, FORKI Bali, Aditya Putra Thama, di Denpasar, Rabu (13/3).
Pria yang juga pelatih FORKI Bali itu mengatakan, pihaknya akan berupaya menjaga tradisi dan prestasi yang selalu dilakukan FORKI Bali. Yakni, langganan lolos antara 13-14 kelas dengan 15 karateka.
Aditya Putra memperkirakan Pra PON akan digelar di seputaran Kota Kupang. Hanya saja untuk Bali, Pra PON cabor karate bertepatan dengan Porprov di Tabanan pada September.
"Mungkin waktu Porprov dengan Pra PON-nya hanya selang beberapa hari saja. Ini yang yang harus kami pikirkan matang. Karena ada karateka yang akan turun di Porprov dan Pra PON," terang Aditya Putra Thama.
Dengan kondisi seperti itu, hasil Porprov bukan satu-satunya jadi acuan pembentukan tim Pra PON. Sebab itu durasi pertandingan sangat mepet.
Apalagi belum soal masa recovery. Juga apakah mereka cedera dan apakah masih memiliki peak performance untuk Pra PON.
"Ini akan dibahas di internal FORKI. Dan untuk larangan atlet Pra PON turun di Porprov, itu kami belum dapat jawab sekarang," tandas Aditya Putra Thama.
Apalagi, kata Aditya, sampai saat ini tim bayangan FORKI Bali untuk PraPON masih gemuk. Masih jumlahnya 200%. Dari sekian nama itu, diantaranya masih ada nama-nama mantan PON 2016 seperti I Gede Sihaan Yoginata, AA Aprila Pratama, Made Dwi Puspitasari, Cok Istri Agung Sanistyarani, Made Budi Kertiyasa.
Menurut Aditya, beberapa nama baru juga muncul seperti Made Yoga Wiraputra (medali emas Piala Mendagri 2018, medali emas POMNas, medali perunggu ASEAN University Games) dan Kadek Krisna Dwi Antara (medali emas Piala Panglima 2018).
"Khusus untuk Cok Istri Agung Sanistyarani sudah pasti tidak turun Porprov karena ada aturan juara Asian Games tidak diperkenankan ambil bagian di Porprov tahun ini," tegas Aditya Putra Thama.
Menurut Aditya Putra, untuk Pra PON Karate di NTT sistemnya masih sama. Seleksi seluruh Provinsi kecuali Papua (tuan rumah PON) untuk mencari 11 besar di masing-masing kelas. Nanti saat PON jadi 12 besar (tuan rumah lolos otomatis). *dek
Komentar