Anggaran Pemeliharaan Gedung dan Museum di Tabanan Belum Tersedia
Meskipun sudah berdiri megah, tetapi anggaran untuk pemeliharaan Gedung Maria, Museum Sagung Wah, dan panggung Garuda Wisnu Serasi (GWS), belum tersedia.
TABANAN, NusaBali
Hal itu karena penyerahan ketiga aset tersebut dari Dinas PUPRKP ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dilakukan akhir 2018 atau setelah penetapan DPA 2019. Dan rencananya, anggaran pemeliharaan untuk ketiga gedung tersebut akan diusulkan pada APBD Perubahan 2019.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan I Made Subagia, mengatakan dari rapat koordinasi dengan pihak terkait, saat ini untuk pemeliharaan ketiga aset tersebut masih menjadi tanggung jawab rekanan. Hal itu karena setelah pengerjaan tuntas, masih ada tenggang waktu bagi rekanan untuk masa pemeliharaan. “Kami masih melakukan estimasi biaya untuk pengajuan anggaran pemeliharaan, mudah-mudahan bisa diusulkan di anggaran perubahan 2019,” kata Subagia, Selasa (12/3).
Namun demikian sebagai tindak lanjut perintah pimpinan daerah agar ketiga aset kesenian ini bisa terus terjaga dengan baik, perangkat daerah terkait juga telah melakukan pengawasan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Contohnya di segi pengawasan keamanan, petugas dari Satpol PP Tabanan rutin melakukan patroli malam, begitupun petugas kebersihan yang selalu siap menjaga kebersihan di tiga areal tersebut. “Jika ada yang rusak, kami catat dan teruskan ke PU, agar segera bisa ditindaklanjuti siapa tahu masih ada biaya tanggungan di masa pemeliharaan oleh rekanan,” tutur Subagia yang mantan Kadis Perikanan Tabanan.
Dan ke depan jika memang pencatatan seluruhnya ada di Dinas Lingkungan Hidup Tabanan, Subagia akan merancang tiga pos jaga dengan dilengkapi petugas jaga (satpam). Karena tiga aset daerah ini sudah menjadi lokasi yang banyak dikunjungi masyarakat sebagai tempat rekreasi.
Apalagi di lokasi tersebut juga tersedia wahana air mancur yang biasanya dijadikan objek foto ketika malam hari. “Kalau malam lumayan padat masyarakat, jadi ke depan mungkin diantisipasi pengawasan dengan penyediaan pos jaga serta petugas definitif di sana, untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan. Dan untuk waker atau petugas jaga malam, kami sudah koordinasi dengan BKPSDM untuk perekrutannya,” ujarnya.
Sekadar diketahui, gedung kesenian I Ketut Maria kondisi sebelumnya sangat memprihatinkan, setelah ditata kini menjadi gedung terbuka yang megah. Begitu pun Museum Sagung Wah, dan taman kota yang kini telah dilengkapi panggung terbuka Garuda Wisnu Serasi (GWS).
Ketiga aset ini diharapkan bisa menjadi tempat untuk menyalurkan seni dan budaya Bali dengan menggelar kegiatan atau event di lokasi tersebut. *de
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan I Made Subagia, mengatakan dari rapat koordinasi dengan pihak terkait, saat ini untuk pemeliharaan ketiga aset tersebut masih menjadi tanggung jawab rekanan. Hal itu karena setelah pengerjaan tuntas, masih ada tenggang waktu bagi rekanan untuk masa pemeliharaan. “Kami masih melakukan estimasi biaya untuk pengajuan anggaran pemeliharaan, mudah-mudahan bisa diusulkan di anggaran perubahan 2019,” kata Subagia, Selasa (12/3).
Namun demikian sebagai tindak lanjut perintah pimpinan daerah agar ketiga aset kesenian ini bisa terus terjaga dengan baik, perangkat daerah terkait juga telah melakukan pengawasan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Contohnya di segi pengawasan keamanan, petugas dari Satpol PP Tabanan rutin melakukan patroli malam, begitupun petugas kebersihan yang selalu siap menjaga kebersihan di tiga areal tersebut. “Jika ada yang rusak, kami catat dan teruskan ke PU, agar segera bisa ditindaklanjuti siapa tahu masih ada biaya tanggungan di masa pemeliharaan oleh rekanan,” tutur Subagia yang mantan Kadis Perikanan Tabanan.
Dan ke depan jika memang pencatatan seluruhnya ada di Dinas Lingkungan Hidup Tabanan, Subagia akan merancang tiga pos jaga dengan dilengkapi petugas jaga (satpam). Karena tiga aset daerah ini sudah menjadi lokasi yang banyak dikunjungi masyarakat sebagai tempat rekreasi.
Apalagi di lokasi tersebut juga tersedia wahana air mancur yang biasanya dijadikan objek foto ketika malam hari. “Kalau malam lumayan padat masyarakat, jadi ke depan mungkin diantisipasi pengawasan dengan penyediaan pos jaga serta petugas definitif di sana, untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan. Dan untuk waker atau petugas jaga malam, kami sudah koordinasi dengan BKPSDM untuk perekrutannya,” ujarnya.
Sekadar diketahui, gedung kesenian I Ketut Maria kondisi sebelumnya sangat memprihatinkan, setelah ditata kini menjadi gedung terbuka yang megah. Begitu pun Museum Sagung Wah, dan taman kota yang kini telah dilengkapi panggung terbuka Garuda Wisnu Serasi (GWS).
Ketiga aset ini diharapkan bisa menjadi tempat untuk menyalurkan seni dan budaya Bali dengan menggelar kegiatan atau event di lokasi tersebut. *de
Komentar