Teror di Selandia Baru, 49 Tewas, 2 WNI Luka-luka
Polda Bali Tingkatkan Pengamanan Objek Vital
WELLINGTON, NusaBali
Korban tewas dalam penembakan brutal di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3), sebanyak 49 orang dan belasan orang mengalami luka-luka. Dua warga Indonesia (WNI) ayah dan anak turut menjadi korban penembakan brutal tersebut saat berada di Masjid Lindwood.
Dua WNI ayah dan anak bernama Zulfimansyah dan Mohammad Rais, asal Padang, Sumatera Barat, masih dirawat di rumah sakit. “Masih dirawat. Besok saya ke Christchurch untuk melihat kondisinya,” ujar Duta Besar RI di Wellington Tantowi Yahya, Jumat (15/3).
Kepolisian Selandia Baru menyebut penembakan brutal itu ‘direncanakan sangat matang’. Sementara Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern menyatakan penembakan brutal ini sebagai ‘serangan teroris’ dan menyebut tragedi ini sebagai kejadian ‘luar biasa, tak pernah terjadi sebelumnya dan salah satu hari terkelam’ di Selandia Baru.
Seperti dilansir detikcom dari Reuters, Jumat (15/3), Komisioner Kepolisian Selandia Baru Mike Bush, dalam konferensi pers menyebut korban tewas dalam serangan teroris itu mencapai 49 orang. Bush menjelaskan bahwa 41 orang tewas dalam penembakan di Masjid Al Noor, Deans Ave, kemudian tujuh orang lainnya tewas di sebuah masjid di pinggiran Linwood, dan satu orang tewas saat dirawat di rumah sakit.
Bush menyebut penembakan brutal itu ‘direncanakan dengan sangat matang’ oleh pelaku. Empat orang yang terdiri dari tiga pria dan satu wanita, telah ditangkap otoritas setempat terkait pembantaian ini. Identitas keempatnya belum diungkap ke publik. Dalam konferensi pers, Bush menyatakan baru satu orang yang dijerat dakwaan pembunuhan terkait penembakan brutal ini.
Satu orang yang didakwa itu, sebut Bush, merupakan seorang pria berusia 20-an tahun yang namanya tidak diungkapkan ke publik. Bush menambahkan, satu orang yang telah didakwa pembunuhan itu akan dihadirkan dalam persidangan di pengadilan Christchurch pada Sabtu (16/3) hari ini.
Sebelumnya diketahui bahwa PM Australia Scott Morrison memastikan satu warga Australia terlibat dalam penembakan brutal di Christchurch. Morrison tidak menyebut lebih lanjut identitas warganya tersebut.
Namun diketahui salah satu pelaku penembakan sempat menyiarkan aksi brutalnya via layanan live streaming di internet. Siaran live streaming itu direkam melalui kamera yang dipasang pelaku pada helm yang dipakainya. Video live streaming berdurasi 17 menit itu telah dihapus dari internet oleh otoritas Selandia Baru.
Dalam live streaming itu, pelaku menyebut namanya sebagai Brenton Tarrant. Nama itu mengarah pada seorang pria kulit putih berusia 28 tahun kelahiran Australia.
Nama yang sama mengarahkan pada akun Facebook bernama ‘brenton.tarrant.9.’ dan akun Twitter bernama @brentontarrant, yang memposting foto senapan dan perlengkapan militer yang ditulisi nama-nama juga pesan terkait nasionalisme kulit putih. Senapan yang sama sempat terlihat dalam siaran live streaming pelaku penembakan masjid di Christchurch.
Akun Facebook tersebut juga mengarahkan pada postingan sebuah manifesto setebal 87 halaman yang dipenuhi pandangan anti-imigran dan anti-muslim.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam keras penembakan yang menewaskan puluhan orang itu. Dia juga mengatakan pemerintah Indonesia berduka cita atas kasus tersebut.
“Terlepas siapa pelakunya, kita sangat mengecam keras aksi ini. Dan kita pemerintah Indonesia sampaikan duka mendalam kepada korban dari aksi tersebut. Dan tim perlindungan WNI sedang menuju ke lokasi,” ujar Jokowi.
Jokowi pun mengimbau WNI yang ada di Selandia Baru untuk tetap waspada dan berhati-hati. “Semua hati-hati dan waspada,” katanya.
Menindaklanjuti peristiwa tersebut, Polda Bali meningkatkan pengamanan di objek vital, personel di lapangan juga diimbau segera melakukan pendekatan dan koordinasi dengan tokoh agama untuk meredam kemarahan umat Islam.
Instruksi tersebut tertuang dalam rilis yang dikeluarkan Mabes Polri untuk seluruh Polda di Indonesia. Dalam instruksi tersebut juga menyebutkan jika kejadian dimaksud bukan permasalahan antaragama, namun murni merupakan aksi teror yang dilakukan perorangan. Seluruh Polda di Indonesia juga diminta mewaspadai aksi balasan yang akan dilakukan kelompok garis keras di beberapa wilayah termasuk Bali. Para personel diminta melakukan deteksi dini dan deteksi aksi, khususnya di tempat ibadah dan tempat berkumpulnya orang asing.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Hengky Widjaja yang dihubungi pada Jumat malam, mengatakan terkait aksi teror di Selandia Baru, Kapolda Bali Irjen Petrus R Golose memberikan arahan kepada anggotanya untuk selalu waspada namun tetap tenang. Kapolda juga meminta peningkatan keamanan di objek vital seperti tempat ibadah, tempat keramaian, pintu masuk Bali, dan lokasi lainnya.
Personel di lapangan diminta segera melapor jika ada aksi atau kegiatan yang ganjil. “Kapolda mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpancing dengan provokasi. Jaga toleransi terhadap hal-hal yang berbau SARA sehingga Bali tetap aman dan kondusif,” tegas Kombes Hengky. *rez
Korban tewas dalam penembakan brutal di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3), sebanyak 49 orang dan belasan orang mengalami luka-luka. Dua warga Indonesia (WNI) ayah dan anak turut menjadi korban penembakan brutal tersebut saat berada di Masjid Lindwood.
Dua WNI ayah dan anak bernama Zulfimansyah dan Mohammad Rais, asal Padang, Sumatera Barat, masih dirawat di rumah sakit. “Masih dirawat. Besok saya ke Christchurch untuk melihat kondisinya,” ujar Duta Besar RI di Wellington Tantowi Yahya, Jumat (15/3).
Kepolisian Selandia Baru menyebut penembakan brutal itu ‘direncanakan sangat matang’. Sementara Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern menyatakan penembakan brutal ini sebagai ‘serangan teroris’ dan menyebut tragedi ini sebagai kejadian ‘luar biasa, tak pernah terjadi sebelumnya dan salah satu hari terkelam’ di Selandia Baru.
Seperti dilansir detikcom dari Reuters, Jumat (15/3), Komisioner Kepolisian Selandia Baru Mike Bush, dalam konferensi pers menyebut korban tewas dalam serangan teroris itu mencapai 49 orang. Bush menjelaskan bahwa 41 orang tewas dalam penembakan di Masjid Al Noor, Deans Ave, kemudian tujuh orang lainnya tewas di sebuah masjid di pinggiran Linwood, dan satu orang tewas saat dirawat di rumah sakit.
Bush menyebut penembakan brutal itu ‘direncanakan dengan sangat matang’ oleh pelaku. Empat orang yang terdiri dari tiga pria dan satu wanita, telah ditangkap otoritas setempat terkait pembantaian ini. Identitas keempatnya belum diungkap ke publik. Dalam konferensi pers, Bush menyatakan baru satu orang yang dijerat dakwaan pembunuhan terkait penembakan brutal ini.
Satu orang yang didakwa itu, sebut Bush, merupakan seorang pria berusia 20-an tahun yang namanya tidak diungkapkan ke publik. Bush menambahkan, satu orang yang telah didakwa pembunuhan itu akan dihadirkan dalam persidangan di pengadilan Christchurch pada Sabtu (16/3) hari ini.
Sebelumnya diketahui bahwa PM Australia Scott Morrison memastikan satu warga Australia terlibat dalam penembakan brutal di Christchurch. Morrison tidak menyebut lebih lanjut identitas warganya tersebut.
Namun diketahui salah satu pelaku penembakan sempat menyiarkan aksi brutalnya via layanan live streaming di internet. Siaran live streaming itu direkam melalui kamera yang dipasang pelaku pada helm yang dipakainya. Video live streaming berdurasi 17 menit itu telah dihapus dari internet oleh otoritas Selandia Baru.
Dalam live streaming itu, pelaku menyebut namanya sebagai Brenton Tarrant. Nama itu mengarah pada seorang pria kulit putih berusia 28 tahun kelahiran Australia.
Nama yang sama mengarahkan pada akun Facebook bernama ‘brenton.tarrant.9.’ dan akun Twitter bernama @brentontarrant, yang memposting foto senapan dan perlengkapan militer yang ditulisi nama-nama juga pesan terkait nasionalisme kulit putih. Senapan yang sama sempat terlihat dalam siaran live streaming pelaku penembakan masjid di Christchurch.
Akun Facebook tersebut juga mengarahkan pada postingan sebuah manifesto setebal 87 halaman yang dipenuhi pandangan anti-imigran dan anti-muslim.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam keras penembakan yang menewaskan puluhan orang itu. Dia juga mengatakan pemerintah Indonesia berduka cita atas kasus tersebut.
“Terlepas siapa pelakunya, kita sangat mengecam keras aksi ini. Dan kita pemerintah Indonesia sampaikan duka mendalam kepada korban dari aksi tersebut. Dan tim perlindungan WNI sedang menuju ke lokasi,” ujar Jokowi.
Jokowi pun mengimbau WNI yang ada di Selandia Baru untuk tetap waspada dan berhati-hati. “Semua hati-hati dan waspada,” katanya.
Menindaklanjuti peristiwa tersebut, Polda Bali meningkatkan pengamanan di objek vital, personel di lapangan juga diimbau segera melakukan pendekatan dan koordinasi dengan tokoh agama untuk meredam kemarahan umat Islam.
Instruksi tersebut tertuang dalam rilis yang dikeluarkan Mabes Polri untuk seluruh Polda di Indonesia. Dalam instruksi tersebut juga menyebutkan jika kejadian dimaksud bukan permasalahan antaragama, namun murni merupakan aksi teror yang dilakukan perorangan. Seluruh Polda di Indonesia juga diminta mewaspadai aksi balasan yang akan dilakukan kelompok garis keras di beberapa wilayah termasuk Bali. Para personel diminta melakukan deteksi dini dan deteksi aksi, khususnya di tempat ibadah dan tempat berkumpulnya orang asing.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Hengky Widjaja yang dihubungi pada Jumat malam, mengatakan terkait aksi teror di Selandia Baru, Kapolda Bali Irjen Petrus R Golose memberikan arahan kepada anggotanya untuk selalu waspada namun tetap tenang. Kapolda juga meminta peningkatan keamanan di objek vital seperti tempat ibadah, tempat keramaian, pintu masuk Bali, dan lokasi lainnya.
Personel di lapangan diminta segera melapor jika ada aksi atau kegiatan yang ganjil. “Kapolda mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpancing dengan provokasi. Jaga toleransi terhadap hal-hal yang berbau SARA sehingga Bali tetap aman dan kondusif,” tegas Kombes Hengky. *rez
Komentar