KPU Bikin Rumah Pintar Pemilu
KPU Pusat resmikan ‘Rumah Pintar Pemilu’ di Kantor KPU Bali, Jalan Tjok Agung Tresna Niti Mandala Denpasar, Kamsi (19/5).
Karena Partisipasi Pemilih Cenderung Turun
DENPASAR, NusaBali
‘Rumah Pintar Pemilu’ tersebut dibangun sebagai jurus antisipasi atas semakin menurunnya partisipasi pemilih. Terakhir, partisipasi pemilih secara nasional di Pilkada 2015 serentak hanya mencapai 69 persen.
Persemian ‘Rumah Pintar Pemilu’, Kamis kemarin, dilakukan langsung Ketua KPU Pusat, Husni Kamil Manik, didampingi Ketua KPU Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi. Acara peresmian juga dihadiri jajaran Ombudsman RI Perwakilan Bali, KPU Kabupaten/Kota se-Bali, kalangan akademisi, dan perwakilan perguruan tinggi di Bali. Peresmian ditandai dengan pemukulan kulkul (kentongan), diiringi penari Cak dan Hanoman yang meninjau langsung ‘Rumah Pintar Pemilu’.
Dengan diadakannya ‘Rumah Pintar Pemilu’, diharapkan bisa membuka cakrawala masyarakat atau siapa saja untuk belajar tentang demokrasi, belajar tentang kepemiluan. ”Rumah Pintar Pemilu ini menjadi pusat layanan informasi dan pusat pendidikan juga bagi pemilih pemula, supaya mereka tumbuh kesadaran menggunakan hal pilihnya di Pemilu,” tegas Ketua KPU Pusat, Husni Kamil Malik.
Husni Kamil Malik memaparkan, terjadi penurunan partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak, 9 Desember 2015 lalu. Penurunan partisipasi pemilih itu jadi tantangan bagi awak KPU Pusat dan jajarannya di daerah. Dan, masalah ini harus ditempatkan sebagai persoalan yang mesti dapat perhatian serius.
Menurut Husni, dalam Pilkada 2015 yang digelar serentak, partisipasi pemilih secara nasional hanya mencapai sebesar 69 persen. Ada trend penurunan partisipasi pemilih sekitar 3 persen dibandingkan Pileg 2014 yang kala itu partisipasi masyarakat secara nasional tembus angka 72 persen. “Penurunan partisipasi pemilih ini jadi perhatian serius bagi awak penyelenggara Pemilu, untuk bisa dikembalikan supaya lebih tinggi,” tegas Husni.
Ditegaskan Husni, Indeks Demokrasi suatu negara juga bisa diukur dari partisipasi pe-milihnya. Namun demikian, kata Husni, dibandingkan dengan negara-negara lain saat KPU Pusat melakukan kunjungan, partisipasi pemilihnya jauh di bawah Indonesia. Di Mesir, misalnya, partisipasi pemilih hanya mencapai 28 persen. Sedangkan di Korea Selatan, partisipasi pemilihnya hanya 58 persen. “Ya, rata-rata di bawah Indonesia. Kita masih tinggi-lah,” ujar Husni bernada menghibur diri.
Sedangkan Ketua KPU Bali, Dewa Wiarsa Raka Sandhi, menyatakan ‘Rumah Pintar Pemilu’ ini akan dikembangkan di seluruh Bali. Dua Kabupaten di Bali akan dijadikan sebagai pilot project ‘Rumah Pintar Pemilu’, yakni di Karangasem dan Tabanan. ”Bali juga akan jadi tuan rumah Rakor Nasional Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih, yang berlangsung 19-21 Mei 2016 ini,” ujar Raka Sandhi.
Menurut Raka Sandhi, kegiatan pembukaan ‘Rumah Pintar Pemilu’ kemarin juga sekaligus menjadi ajang persiapan Bali menghadapi Pilkada Buleleng 2017, Pilkada Gianyar 2018, Pilkada Klungkung 2018, dan Pilgub Bali 2018. ”Dengan kegiatan ini, kami bisa siapkan diri dengan maksimal sejak sekarang,” tegas Komisioner KPU asal Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembrana ini.
Sementara itu, berdasarkan data NusaBali, partisipasi pemilih terbesar saat Pilkada 2015 serentak terjadi di Tabanan. Kala itu, angka golput (pemilih tidak menggunakan hak pilihnya ke TPS) dalam Pilkada Tabanan 2015 hanya mencapai 22,13 persen dari total 354.352 pemilih. Artinya, tingkat partisipasi pemilih di Tabanan mencapai 77,87 persen.
Tingkat partiaipasi terendah alias angka golput tertinggi terjadi di Pilkada Denpasar 2015, di mana 44,04 persen dari total 422.294 pemilih golput. Artinya, tingkat partisipasi masyarakat di Denpasar hanya 55,96 persen. Sedangkan di pilkada Jembrana 2015, angka golput 37,15 persen (atau partisipasi pemilih hanya 62,87 persen).
Sementara untuk Pilkada Karangasem 2015, angka golput mencapai 35,67 persen (atau partisipasi pemilih hanya 64,33 persen). Di Pilkada Badung 2015, angka golput mencapai 31,68 persen (atau partisipasi pemilih sebesar 68,32 persen). Sebaliknya, untuk Pilkada Bangli 2015, angka golput mencapai 30,68 persen (atau partisipasi pemilih sebesar 69,32 persen). 7 nat
Komentar