nusabali

Tender Pasar Darurat Belum Digelar

  • www.nusabali.com-tender-pasar-darurat-belum-digelar

Relokasi Pedagang Banyuasri Terancam Molor

SINGARAJA, NusaBali

Rencana pembangunan pasar darurat terkait revitalisasi Pasar Banyuasri terancam molor. Pasalnya hingga kini, proses tender pengadaan pasar darurat belum muncul dalam situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) milik Pemkab Buleleng. Dokumen tender yang masuk ke Bagian Layanan akhir Februari lalu oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Buleleng saat ini masih menjalani pengkajian dan pengecekan ulang.

Awalnya Dinas Dagprin menargetkan pengusulan tender pengadaan pasar darurat untuk pasar Banyuasri  dilakukan akhir Januari. Sehingga pada Akhir Februari sudah ada pengumuman pemenang dan Maret proses pembangunan pasar darurat bisa dimulai. Seluruh pedagang pasar Banyuasri awalnya ditarget sudah direlokasi pada awal April mendatang. Keterlambatan dan belum munculnya pengumuman tender, kemungkinan pasar darurat baru bisa tuntas pada bulan Juni-Juli mendatang.

Kabag Layanan Pengadaan Setda Buleleng I Putu Adiptha Ekaputra, tak menampik bahwa hingga kini pengumuman tender pasar darurat belum dilakukan. “Sudah kami bahas dan kaji ulang, cek kembali dokumennya. Astungkara minggu depan pengumuman pasar darurat, senilai Rp 1,2 M,” ujar Adiptha, yang ditemui di sela-sela simakrama Gubernur Bali Wayan Koster di Gedung Kesenian Gde Manik, Minggu (17/3).

Proses pembangunan pasar darurat itu akan dibangun di sepanjang Jalan Samudra untuk menampung seluruh pedagang dalam Pasar Banyuasri. Sedangkan kontrak pembangunan fisik revitalisasi Pasar Banyuasri ditarget sudah terlaksana bulan Juni-Juli. Adiptha pun menjelaskan jika pembangunan fisik revitalisasi Pasar Banyuasri baru dimulai setelah semua pedagang pindah ke pasar darurat. “Pedagang di pasar lama disipakan tempat dulu, setelah siap mereka pindah, lokasi pembangunan dikosongkan dulu, setelah itu baru mulai proses pembangunan fisik,” imbuh dia.

Sementara itu dalam revitalisasi pasar Banyuasri yang direncanakan berlantai tiga dan menelan anggaran Rp 188 milar akan dilakukan persiapan khusus. Terutama kesiapan anggaran dalam pelaksanaan pembangunan yang akan menyedot dua tahun anggaran, dengan waktu pembangunan selama 16 bulan.

Namun hal itu disebut tak masalah oleh Adhipta. Seluruh proses pembangunan tahun jamak itu akan menjalani satu kali tender saja. Proses pembangunan pun tetap berlanjut meski melewati tahun pertama dan pembayarannya disesuaikan dengan aturan yang berlaku, sesuai dengan progress pekerjaan. *k23

Komentar