Gayor Berbahan Alami Kian Diminati
Setelah masifnya pembuatan Ogoh-ogoh berbahan alami, kini gemendung/gayor atau dekorasi depan rumah acara perkawinan pun lebih diminati berbahan alami.
GIANYAR, NusaBali
Penyedia jasa dekorasi alami ini pun dibanjiri pesanan. Seperti salah satu penggiat dekorasi asal Desa Sayan, Ubud, I Wayan Eka Sanjaya, Minggu (17/3) mengaku kebanjiran pesanan. Terlebih pesanannya sebulan ini mencapai enam tempat.
Dia mengaku terpanggil untuk ikut mengurangi penggunaan plastik dan styrofoam. Ia mengembangkan usahanya bersama lima orang rekannya. "Tercetusnya 2 tahun lalu, mulai dengan menganyam janur dan menjadi sebuah dekorasi," jelasnya. Usaha dekorasinya, dinamai Manik Galih Dekorasi. "Hiasan ini namanya gayor ramah lingkungan, bahannya janur dan beberapa bunga untuk mengiasinya. Kalau sekarang musim nikah lumayan pesanan yang masuk," terangnya.
Gayor tersebut juga biasanya pada dekorasi depan rumah yang memiliki upacara adat, halaman rumah, hingga pada depan bale dangin atau bale daja. "Kami membuat sesuai pesanan dimana akan dipasangkan," jelasnya. Selain rumah, Sanjaya menjelaskan pihaknya juga kerap mendapat pesanan untuk di pura agar memperindah penampilan pura.
Untuk satu buah gayor dipatok harga kisaran Rp 3 juta hingga Rp 5 juta. Sedangkan ukurannya sekitar 3x1 meter dan bisa disesuaikan dengan permintaan. "Bulan ini ada sekitar enam pesanan, untuk proses pembuatan satu gayor maksimal menghabiskan waktu dua hari," terang Sanjaya.
Pesanan yang ia sering terima biasanya dari daerah Gianyar dan Tabanan. Dia juga mengaku belajar menganyam janur dari kakeknya yang berawal untuk membuat sebuah topi klangsah (janur). "Pesanan datang juga sering dari mulut ke mulut, selain itu ada juga teman yang bantu memberikan informasi, sehingga diketahui bisa membuat dekorasi," imbuhnya. *nvi
Dia mengaku terpanggil untuk ikut mengurangi penggunaan plastik dan styrofoam. Ia mengembangkan usahanya bersama lima orang rekannya. "Tercetusnya 2 tahun lalu, mulai dengan menganyam janur dan menjadi sebuah dekorasi," jelasnya. Usaha dekorasinya, dinamai Manik Galih Dekorasi. "Hiasan ini namanya gayor ramah lingkungan, bahannya janur dan beberapa bunga untuk mengiasinya. Kalau sekarang musim nikah lumayan pesanan yang masuk," terangnya.
Gayor tersebut juga biasanya pada dekorasi depan rumah yang memiliki upacara adat, halaman rumah, hingga pada depan bale dangin atau bale daja. "Kami membuat sesuai pesanan dimana akan dipasangkan," jelasnya. Selain rumah, Sanjaya menjelaskan pihaknya juga kerap mendapat pesanan untuk di pura agar memperindah penampilan pura.
Untuk satu buah gayor dipatok harga kisaran Rp 3 juta hingga Rp 5 juta. Sedangkan ukurannya sekitar 3x1 meter dan bisa disesuaikan dengan permintaan. "Bulan ini ada sekitar enam pesanan, untuk proses pembuatan satu gayor maksimal menghabiskan waktu dua hari," terang Sanjaya.
Pesanan yang ia sering terima biasanya dari daerah Gianyar dan Tabanan. Dia juga mengaku belajar menganyam janur dari kakeknya yang berawal untuk membuat sebuah topi klangsah (janur). "Pesanan datang juga sering dari mulut ke mulut, selain itu ada juga teman yang bantu memberikan informasi, sehingga diketahui bisa membuat dekorasi," imbuhnya. *nvi
1
Komentar