3 SD di Gianyar Tak Ikut USBN
Gara-gara Tak Memiliki Siswa Kelas 6
GIANYAR, NusaBali
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) tahun ini dijadwalkan berlangsung selama 3 hari mulai, Senin (22/4) hingga Rabu (24/4) mendatang. Tiga mata pelajaran yang diuji, yakni Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA. Berdasarkan data Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar, ada sebanyak 294 SD di Gianyar. Namun, dari jumlah tersebut, 3 diantaranya tidak mengikuti ujian tahap akhir jenjang SD ini.
Hal itu diungkapkan Kabidikdas Disdik Gianyar, Ni Ketut Astini, saat dikonfirmasi, Senin (18/3). "Ada 3 SD yang tidak ikut USBN, yaitu SDN 4 Melinggih Kelod, Payangan. SD Sri Ganesa Sukawati dan SDN 6 Lodtunduh," jelasnya. Ketiga sekolah ini tidak mengikuti USBN karena memang tidak memiliki siswa kelas VI untuk tahun ajaran 2018/2019. Seperti diketahui, USBN tingkat SD memang tidak dijadikan sebagai standar kelulusan. Namun untuk tahun ini, hasil ujian tetap akan digunakan sebagai salah satu pertimbangan penerimaan peserta didik baru selain ketentuan zonasi berdasarkan jarak.
Selain digunakan sebagai bahan pertimbangan masuk ke jenjang selanjutnya, hasil USBN juga digunakan Kemendikbud untuk pemetaan kualitias mutu pendidikan sekolah dalam rangka peningkatan kualitas
Dikonfirmasi terpisah, Kepala SDN 6 Lodtunduh, I Nyoman Nawa, membenarkan, tahun ajaran 2018/2019 ini memang tidak memiliki siswa kelas VI. Hal ini terjadi lantaran pendukung dari sekolah ini hanya satu banjar, yakni Banjar Gelogor, Desa Lodtunduh, Ubud. Satu banjar ini terdiri dari 120 KK. "Tahun ini sejatinya ada 3 siswa baru yang mendaftar di kelas 1. Tapi, karena tanggung akhirnya pindah ke SD lain," ungkapnya. Oleh karena itu, sekolah yang berdiri sejak 1984 ini kini hanya memiliki 4 rombongan belajar, yaitu kelas II,III, IV, dan kelas V. "Kelas I dan kelas VI kosong, tidak ada siswa," ujarnya.
Empat rombongan belajar ini pun jumlahnya sangat minim. Diantaranya, kelas II hanya terisi 12 siswa, kelas III hanya 6 siswa, kelas IV hanya 7 siswa dan kelas V ada 9 siswa. Kondisi inipun telah terjadi sejak sekitar tahun 2010. Atas kondisi ini, Nyoman Nawa yang baru setahun bertugas sebagai Kepala SDN 6 Lodtunduh ini mengaku sudah berupaya.
"Kami sudah sampaikan ke Komite, Kepala Dusun, dan Kepala Desa. Informasinya, tahun ajaran baru nanti tanggal 15 Juli ini akan diregrouping ke SDN 3 Lodtunduh," ujarnya. Sebanyak 34 siswa akan digabung ke SDN 3 Lodtunduh, sedangkan 5 guru PNS dan 2 guru tidak tetap akan disebar ke sejumlah SD terdekat. "Siswanya semua ke SD 3, kalau guru-guru tersebar," ujarnya.
Mengenai bangunan dan aset sekolah, kata Nyoman Nawa akan dikelola oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar. Di sisi lain, salah satu guru, I Made Karang SPd mengatakan meskipun jumlah siswa minim, aktifitas sekolah tetap berjalan seperti biasa. Termasuk menggelar upacara bendera setiap hari Senin. Selain itu para siswa juga diajak berkebun di halaman sekolah dan berusaha mengikuti ajang lomba tingkat SD. "Kalau ada informasi lomba, kami tetap ikut," ujarnya. Terkait kondisi sekolah yang tidak dipenyengker pada sisi timur dan selatan, katanya sudah coba diajukan. "Di timur sekolah ada pangkung, di selatan ada tegalan. Pernah diusulkan agar ditembok, tapi sampai sekarang belum ada realisasi," ujarnya. *nvi
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) tahun ini dijadwalkan berlangsung selama 3 hari mulai, Senin (22/4) hingga Rabu (24/4) mendatang. Tiga mata pelajaran yang diuji, yakni Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA. Berdasarkan data Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar, ada sebanyak 294 SD di Gianyar. Namun, dari jumlah tersebut, 3 diantaranya tidak mengikuti ujian tahap akhir jenjang SD ini.
Hal itu diungkapkan Kabidikdas Disdik Gianyar, Ni Ketut Astini, saat dikonfirmasi, Senin (18/3). "Ada 3 SD yang tidak ikut USBN, yaitu SDN 4 Melinggih Kelod, Payangan. SD Sri Ganesa Sukawati dan SDN 6 Lodtunduh," jelasnya. Ketiga sekolah ini tidak mengikuti USBN karena memang tidak memiliki siswa kelas VI untuk tahun ajaran 2018/2019. Seperti diketahui, USBN tingkat SD memang tidak dijadikan sebagai standar kelulusan. Namun untuk tahun ini, hasil ujian tetap akan digunakan sebagai salah satu pertimbangan penerimaan peserta didik baru selain ketentuan zonasi berdasarkan jarak.
Selain digunakan sebagai bahan pertimbangan masuk ke jenjang selanjutnya, hasil USBN juga digunakan Kemendikbud untuk pemetaan kualitias mutu pendidikan sekolah dalam rangka peningkatan kualitas
Dikonfirmasi terpisah, Kepala SDN 6 Lodtunduh, I Nyoman Nawa, membenarkan, tahun ajaran 2018/2019 ini memang tidak memiliki siswa kelas VI. Hal ini terjadi lantaran pendukung dari sekolah ini hanya satu banjar, yakni Banjar Gelogor, Desa Lodtunduh, Ubud. Satu banjar ini terdiri dari 120 KK. "Tahun ini sejatinya ada 3 siswa baru yang mendaftar di kelas 1. Tapi, karena tanggung akhirnya pindah ke SD lain," ungkapnya. Oleh karena itu, sekolah yang berdiri sejak 1984 ini kini hanya memiliki 4 rombongan belajar, yaitu kelas II,III, IV, dan kelas V. "Kelas I dan kelas VI kosong, tidak ada siswa," ujarnya.
Empat rombongan belajar ini pun jumlahnya sangat minim. Diantaranya, kelas II hanya terisi 12 siswa, kelas III hanya 6 siswa, kelas IV hanya 7 siswa dan kelas V ada 9 siswa. Kondisi inipun telah terjadi sejak sekitar tahun 2010. Atas kondisi ini, Nyoman Nawa yang baru setahun bertugas sebagai Kepala SDN 6 Lodtunduh ini mengaku sudah berupaya.
"Kami sudah sampaikan ke Komite, Kepala Dusun, dan Kepala Desa. Informasinya, tahun ajaran baru nanti tanggal 15 Juli ini akan diregrouping ke SDN 3 Lodtunduh," ujarnya. Sebanyak 34 siswa akan digabung ke SDN 3 Lodtunduh, sedangkan 5 guru PNS dan 2 guru tidak tetap akan disebar ke sejumlah SD terdekat. "Siswanya semua ke SD 3, kalau guru-guru tersebar," ujarnya.
Mengenai bangunan dan aset sekolah, kata Nyoman Nawa akan dikelola oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar. Di sisi lain, salah satu guru, I Made Karang SPd mengatakan meskipun jumlah siswa minim, aktifitas sekolah tetap berjalan seperti biasa. Termasuk menggelar upacara bendera setiap hari Senin. Selain itu para siswa juga diajak berkebun di halaman sekolah dan berusaha mengikuti ajang lomba tingkat SD. "Kalau ada informasi lomba, kami tetap ikut," ujarnya. Terkait kondisi sekolah yang tidak dipenyengker pada sisi timur dan selatan, katanya sudah coba diajukan. "Di timur sekolah ada pangkung, di selatan ada tegalan. Pernah diusulkan agar ditembok, tapi sampai sekarang belum ada realisasi," ujarnya. *nvi
Komentar