Pasar Tiongkok Butuh Penataan
Demi meraup target 2 juta wisatawan Tiongkok, perlu penataan pasar turis negeri Tirai Bambu plus diplomasi antar negara.
Industri Berharap G to G Diintensifkan
DENPASAR, NusaBali
Pelaku industri pariwisata mendorong pemerintah, khususnya Pemprov Bali lebih mengintensifkan diplomasi terkait penataan pasar wisata Tiongkok. Selain untuk memulihkan kunjungan wisman Tiongkok yang mengalami penurunan pasca penertiban indikasi praktik ilegal bisnis pada sejumlah 26 toko Tiongkok, juga untuk memenuhi target 2 juta wisman Tiongkok tahun 2019.
“Mereka (wisman Tiongkok) kan patuh pada pemerintahnya,” ujar Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, Senin (18/3).
Kata Rai Suryawijaya-sapaan I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, kalau pemerintahnya (Tiongkok) mengarahkan warganya berwisata ke Thailand, ke Amerika atau ke Bali, maka warganya akan mengikutinya. Karena policy itulah, kata Rai Suryawijaya, penataan pasar wisata Tiongkok juga harus mengintensifkan pendekatan dan diplomasi bersifat government to government atau G to G, selain dari para pelaku bisnis atau industri. “Apalagi konsul Tiongkok di Bali sangat mendukung, dan mengapresiasi event Balingkang Kintamani Festival di Batur Kintamani, beberapa waktu lalu yang dikhususkan untuk meningkatkan kunjungan wisman Tiongkok,” ujar Rai Suryawijaya. Target 2 juta wisman Tiongkok, tegas Rai Suryawijaya, harus bisa dicapai. Namun tetap dengan catatan, adalah wisatawan kelas menengah ke atas atau midle up. “Bukan yang dari ilegal bisnis,” tegasnya.
Kalangan industri juga tengah mempersiapkan juga rencana sales mission dan eksibisi (pameran) termasuk kalau memungkinkan mengajak seniman atau penari. “ Kalau bisa seperti itu, karena akan lebih mengena lebih menarik,” jelasnya.
Dia menunjukkan bagaimana Thailand yang dalam beberapa kali sales missionnya mengajak rombongan kesenian yang ke negara atau kota pasar tujuan. “ Saya kira ini perlu juga dipikirkan,” demikian Rai Suryawijaya. *k17
1
Komentar