Bantul Status Tanggap Darurat Bencana
Banjir dan Longsor
YOGYAKARTA, NusaBali
Bencana banjir dan tanah longsor terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mencatat, wilayah terdampak banjir dan tanah longsor ada di 14 kecamatan. Dua orang meninggal karena kejadian tersebut.
"Ada dua (orang) yang meninggal karena banjir dan kelongsoran," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto, Senin (18/3).
BPBD DIY menyebut Bantul menjadi wilayah terparah yang dilanda banjir. Tercatat 35 desa dan 14 kecamatan terdampak banjir akibat hujan deras yang mengguyur pada Minggu (17/3).
"Wilayah (DIY) terdampak (bencana alam) paling banyak terdapat di Kabupaten Bantul. Meliputi 14 kecamatan, 35 desa di Kabupaten Bantul terdampak banjir," jelas Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana, dalam keterangannya, Senin (18/3).
Menanggapi kondisi wilayahnya, Bupati Bantul, Suharsono menetapkan status tanggap darurat bencana. Status tanggap darurat bencana ini ditetapkan sejak Senin (18/3).
Penetapan status tanggap darurat ini akan diberlakukan selama satu pekan ke depan. Jumlah hari status tanggap darurat bencana ini bisa bertambah sesuai dengan kondisi.
"Seminggu paling ndak (penetapan status tanggap darurat bencana di Bantul). Kalau perlu kita enggak perlu batas waktu. Pokoknya kita kerja keras sampai malam enggak masalah," ujar Suharsono saat mengunjungi lokasi bencana longsor di Imogiri, kemarin seperti dilansir detik.
Suharsono menyebutkan, pihaknya bertanggung jawab untuk membantu kondisi psikologis dan logistik warga Bantul yang terdampak bencana. Penetapan tanggap darurat bencana ini merupakan salah satu alternatif untuk merampungkan dampak yang timbul usai bencana.
"Kita pikirkanlah nanti, yang jelas saya sebagai bupati akan membantu mengurangi beban psikologis warga saya yang kena musibah. Kalau logistik jelas kita bantu. Untuk anggarannya nanti butuhnya berapa dihitung. Kan ada dana taktis untuk membantu saat bencana seperti ini," kata Suharsono.
Sementara akibat banjir ini, berdasarkan catatan BPBD DIY ada 5.046 warga DIY yang terdampak. dengan 4.427 di antaranya adalah warga Bantul. Kemudian juga ada 23 titik pos evakuasi yang menjadi tujuan warga, 17 di antaranya terdapat di Bantul.
Saat ini, Suharsono mengungkapkan, sebagian pengungsi telah kembali ke rumahnya masing-masing. "Pengungsi kebanyakan sudah kembali di rumah. Mudah-mudahan nanti tidak hujan lagi biar enggak banjir lagi dan proses evakuasi lancar," tutur Suharsono.
Pasca diterpa luapan air Sungai Celeng kemarin, air yang menggenangi Kecamatan Imogiri telah surut kemarin. Warga sekitar tengah melakukan kerja bakti untuk membersihkan lumpur.
Pantauan detik, Senin (18/3) pukul 08.40 WIB di Jalan Makam Suci, tepatnya di depan Pasar Lama Imogiri sudah tidak tampak adanya genangan air. Kendati demikian, sepanjang jalan tersebut masih dipenuhi lumpur yang terbawa aliran Sungai Celeng kemarin malam.
Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Bantul, Aka Lukluk Firmansyah menambahkan surutnya banjir di Kecamatan Imogiri sesuai dengan karakteristik Sungai Celeng. Menurutnya saat ini hanya beberapa titik yang tergenang air tapi tidak separah di Kecamatan Imogiri.*
Bencana banjir dan tanah longsor terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mencatat, wilayah terdampak banjir dan tanah longsor ada di 14 kecamatan. Dua orang meninggal karena kejadian tersebut.
"Ada dua (orang) yang meninggal karena banjir dan kelongsoran," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto, Senin (18/3).
BPBD DIY menyebut Bantul menjadi wilayah terparah yang dilanda banjir. Tercatat 35 desa dan 14 kecamatan terdampak banjir akibat hujan deras yang mengguyur pada Minggu (17/3).
"Wilayah (DIY) terdampak (bencana alam) paling banyak terdapat di Kabupaten Bantul. Meliputi 14 kecamatan, 35 desa di Kabupaten Bantul terdampak banjir," jelas Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana, dalam keterangannya, Senin (18/3).
Menanggapi kondisi wilayahnya, Bupati Bantul, Suharsono menetapkan status tanggap darurat bencana. Status tanggap darurat bencana ini ditetapkan sejak Senin (18/3).
Penetapan status tanggap darurat ini akan diberlakukan selama satu pekan ke depan. Jumlah hari status tanggap darurat bencana ini bisa bertambah sesuai dengan kondisi.
"Seminggu paling ndak (penetapan status tanggap darurat bencana di Bantul). Kalau perlu kita enggak perlu batas waktu. Pokoknya kita kerja keras sampai malam enggak masalah," ujar Suharsono saat mengunjungi lokasi bencana longsor di Imogiri, kemarin seperti dilansir detik.
Suharsono menyebutkan, pihaknya bertanggung jawab untuk membantu kondisi psikologis dan logistik warga Bantul yang terdampak bencana. Penetapan tanggap darurat bencana ini merupakan salah satu alternatif untuk merampungkan dampak yang timbul usai bencana.
"Kita pikirkanlah nanti, yang jelas saya sebagai bupati akan membantu mengurangi beban psikologis warga saya yang kena musibah. Kalau logistik jelas kita bantu. Untuk anggarannya nanti butuhnya berapa dihitung. Kan ada dana taktis untuk membantu saat bencana seperti ini," kata Suharsono.
Sementara akibat banjir ini, berdasarkan catatan BPBD DIY ada 5.046 warga DIY yang terdampak. dengan 4.427 di antaranya adalah warga Bantul. Kemudian juga ada 23 titik pos evakuasi yang menjadi tujuan warga, 17 di antaranya terdapat di Bantul.
Saat ini, Suharsono mengungkapkan, sebagian pengungsi telah kembali ke rumahnya masing-masing. "Pengungsi kebanyakan sudah kembali di rumah. Mudah-mudahan nanti tidak hujan lagi biar enggak banjir lagi dan proses evakuasi lancar," tutur Suharsono.
Pasca diterpa luapan air Sungai Celeng kemarin, air yang menggenangi Kecamatan Imogiri telah surut kemarin. Warga sekitar tengah melakukan kerja bakti untuk membersihkan lumpur.
Pantauan detik, Senin (18/3) pukul 08.40 WIB di Jalan Makam Suci, tepatnya di depan Pasar Lama Imogiri sudah tidak tampak adanya genangan air. Kendati demikian, sepanjang jalan tersebut masih dipenuhi lumpur yang terbawa aliran Sungai Celeng kemarin malam.
Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Bantul, Aka Lukluk Firmansyah menambahkan surutnya banjir di Kecamatan Imogiri sesuai dengan karakteristik Sungai Celeng. Menurutnya saat ini hanya beberapa titik yang tergenang air tapi tidak separah di Kecamatan Imogiri.*
1
Komentar