Tiga Penyu Selundupan Diobati
Pasca diamankannya tiga ekor penyu hijau selundupan dalam keadaan luka-luka di Penangkaran Penyu Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, mulai diobati oleh Akademisi Jurusan Kelautan Undiksha Singaraja, Senin (18/3) pagi.
SINGARAJA, NusaBali
Tim akademisi yang bergabung dalam tim konservasi penyu Pantai Penimbangan, menemukan satu penyu mengalami luka serius. Penyu betina itu mengalami luka robek pada flipper (kaki) kiri hingga kelihatan tulang.
Dosen Jurusan Kelautan Undiksha, Gede Iwan Setiabudi, setelah melakukan assessment dan pengobatan mengatakan luka serius pada penyu betina itu memerlukan penanganan lebih intens. Penyu itu pun kembali diobati pada sore hari dan diobservasi untuk mengambil keputusan teknis perawatan selanjutnya.
“Setelah dilihat dan diobati tadi yang satu penyu betina kondisinya cukup parah karena luka pada flipper kiri sampai kelihatan tulang, sedangkan yang dua kondisinya cukup bagus, hanya mengalami luka tusuk dan asbes sejenis koreng akibat sudah dilukai dalam waktu cukup lama,” kata Iwan.
Dari temuan dugaan penyelundupan penyu oleh Satpolairud Polres Buleleng di perairan perbatasan Desa Sumberkima dan Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, belum dapat dipastikan penyu berasal dari daerah mana. Menurut Iwan, penyu habitat penyu hijau dapat ditemui hampir di seluruh perairan Indonesia. Namun penyu-penyu ini disebutnya terkonsentrasi di wilayah perairan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
Sementara itu Kanit patroli Satpolairud Polres Buleleng, Iptu Dewa Sadnyana ditemui di penangkaran Penyu Penimbangan bersama Pokmaswas dan Kelompok Nelayan mengatakan penggagalan penyelundupan penyu yang diturunkan di Buleleng ini sudah berkali-kali. Tak hanya ditemukan dalam keadaan hidup, penyelundupan penyu ke Bali melalui Buleleng juga pernah ditemukan sudah dalam bentuk daging. Bahkan pengungkapan terbesar pada tahun 2016 silam, Satpolairud mengamankan 28 ekor penyu selundupan di Pantai Tejakula, Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng.
“Dari kasus yang sudah pernah kami temukan, penyelundup memang menghindari pelabuhan rakyat dan memilih pelabuhan tikus dan pantai yang sepi. Kemarin karena penyelundupan sudah terendus, pelaku berhasil kabur,” katanya Iptu Sadnyana.
Buleleng yang memiliki garis pantai terpanjang di Bali menjadi sasaran empuk penyelundupan via laut. Meski demikian pihaknya mengaku terus mengoptimalkan pengamanan jalur laut dengan patroli dan sambaing laut.
Penyu-penyu selundupan itu hingga kini belum dapat dipastikan akan dibawa ke mana. Namun Iptu Dewa Sadnyana menilai setelah diturunkan ke darat, penyu-penyu itu akan diangkut menggunakan kendaraan pribadi, sehingga tak tak diketahui masyarakat dan aparat. *k23
Dosen Jurusan Kelautan Undiksha, Gede Iwan Setiabudi, setelah melakukan assessment dan pengobatan mengatakan luka serius pada penyu betina itu memerlukan penanganan lebih intens. Penyu itu pun kembali diobati pada sore hari dan diobservasi untuk mengambil keputusan teknis perawatan selanjutnya.
“Setelah dilihat dan diobati tadi yang satu penyu betina kondisinya cukup parah karena luka pada flipper kiri sampai kelihatan tulang, sedangkan yang dua kondisinya cukup bagus, hanya mengalami luka tusuk dan asbes sejenis koreng akibat sudah dilukai dalam waktu cukup lama,” kata Iwan.
Dari temuan dugaan penyelundupan penyu oleh Satpolairud Polres Buleleng di perairan perbatasan Desa Sumberkima dan Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, belum dapat dipastikan penyu berasal dari daerah mana. Menurut Iwan, penyu habitat penyu hijau dapat ditemui hampir di seluruh perairan Indonesia. Namun penyu-penyu ini disebutnya terkonsentrasi di wilayah perairan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
Sementara itu Kanit patroli Satpolairud Polres Buleleng, Iptu Dewa Sadnyana ditemui di penangkaran Penyu Penimbangan bersama Pokmaswas dan Kelompok Nelayan mengatakan penggagalan penyelundupan penyu yang diturunkan di Buleleng ini sudah berkali-kali. Tak hanya ditemukan dalam keadaan hidup, penyelundupan penyu ke Bali melalui Buleleng juga pernah ditemukan sudah dalam bentuk daging. Bahkan pengungkapan terbesar pada tahun 2016 silam, Satpolairud mengamankan 28 ekor penyu selundupan di Pantai Tejakula, Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng.
“Dari kasus yang sudah pernah kami temukan, penyelundup memang menghindari pelabuhan rakyat dan memilih pelabuhan tikus dan pantai yang sepi. Kemarin karena penyelundupan sudah terendus, pelaku berhasil kabur,” katanya Iptu Sadnyana.
Buleleng yang memiliki garis pantai terpanjang di Bali menjadi sasaran empuk penyelundupan via laut. Meski demikian pihaknya mengaku terus mengoptimalkan pengamanan jalur laut dengan patroli dan sambaing laut.
Penyu-penyu selundupan itu hingga kini belum dapat dipastikan akan dibawa ke mana. Namun Iptu Dewa Sadnyana menilai setelah diturunkan ke darat, penyu-penyu itu akan diangkut menggunakan kendaraan pribadi, sehingga tak tak diketahui masyarakat dan aparat. *k23
1
Komentar