Didata Sejak 2015, Rumah Warga Tak Kunjung Dibedah
Kondisi rumah salah seorang warga Lingkungan Samplangan, Kelurahan Samplangan, Gianyar, Dewa Made Kertha, sangat memprihatinkan.
GIANYAR, NusaBali
Rumah berukuran 4 meter x 6 meter tersebut dihuni oleh tujuh anggota keluarga, tampak sudah rusak.Saat ditemui Rabu (20/3), anak pemilik rumah, Dewa Gede Arisudewa,29, mengaku sudah tiga kali sejak 2015 lalu rumahnya didata oleh petugas. Namun hingga kini tak kunjung dapat bantuan bedah rumah. Dijelaskan, satu pekarangannya dihuni oleh 4 KK. Sedangkan bagian keluarga pamangku Pura Kawitan Penataran Agung Samplangan ini hanya di Bale Daja yang kondisinya rusak. Mirisnya, Bale Daje ini ditempati orangtuanya, istri, anak, dan dua adik Dewa Gede Arisudewa. "Kami tempati bertujuh di Bale Daje ini," jelas warga penyandang tuna netra ini.
Ia mengaku, tahun 2015 lalu petugas desa dan unsur Pemkab Gianyar sempat mendata ke rumahnya tiga kali sambil mengambil beberapa foto. Setelah itu, keluarganya mendapatkan bantuan jamban. Saat didata tiga kali, petugas menjanjikan bantuan berbeda-beda. Pada pendataan pertama, dijanjikan bantuan bedah rumah total. Pendataan kedua, dijanjikan mengganti atap rumah, dan pendataan ketiga dijanjikan direnovasi kerusakannya saja. Namun sampai saat ini tidak ada tindaklanjutan. “Saya tak tahu mengadu kepada siapa soal ini. Saya juga malu kalau menuntut harus dapat bantuan bedah rumah,” paparnya.
Rumahnya tersebut hanya terdiri atas tiga kamar, bahkan jadi satu dengan dapur darurat, tepat di teras rumahnya. Tampak atap rumah bebahan bambu dan kayu sudah rusak. Jika hujan, ia mengaku di beberapa titik mengalami kebocoran.
Dewa Arisudewa menambahkan, sebelumnya ia bekerja pada salah satu percetakan di Denpasar, setelah lulus dari sekolah menengah kejuruan. Ia sendiri tulang punggung keluarga. Namun musibah menimpanya pada tahun 2014. Matanya mulai rabun, hingga akhirnya mata sebelah kanannya tidak bisa melihat. Sedangkan yang sebelah kiri penglihatannya terbatas. “Saat saya periksakan,
dokter bilang saya kena penyakit parasite darah yang tumbuh pada pembuluh darah dan kena pada retina mata. Katanya juga karena riwayat lama, diduga waktu kecil sempat memegang kotoran kucing lupa cuci tangan langsung makan sesuatu. Sehingga virusnya itu berkembang dan baru 2014 menunjukkan gejalanya,” tuturnya. Sampai saat ini, yang bekerja hanya adiknya nomor dua, di salah satu koperasi di kelurahan setempat. Ia juga sangat berharap ada bantuan pengobatan penyakit matanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Lingkungan Samplangan I Nyoman Winada mengaku rumah Dewa Made Kertha memang belum mendapatkan bantuan bedah rumah. Setahunya, keluarga ini baru menerima bantuan jamban yang dibangun di selatan rumahnya. “Kalau bedah rumah sepengetahuan saya selama jadi kepala lingkungan sejak dua tahun ini, memang belum ada. Pengajuannya juga sepengetahuan saya langsung dari kelurahan,” imbuhnya.*nvi
Ia mengaku, tahun 2015 lalu petugas desa dan unsur Pemkab Gianyar sempat mendata ke rumahnya tiga kali sambil mengambil beberapa foto. Setelah itu, keluarganya mendapatkan bantuan jamban. Saat didata tiga kali, petugas menjanjikan bantuan berbeda-beda. Pada pendataan pertama, dijanjikan bantuan bedah rumah total. Pendataan kedua, dijanjikan mengganti atap rumah, dan pendataan ketiga dijanjikan direnovasi kerusakannya saja. Namun sampai saat ini tidak ada tindaklanjutan. “Saya tak tahu mengadu kepada siapa soal ini. Saya juga malu kalau menuntut harus dapat bantuan bedah rumah,” paparnya.
Rumahnya tersebut hanya terdiri atas tiga kamar, bahkan jadi satu dengan dapur darurat, tepat di teras rumahnya. Tampak atap rumah bebahan bambu dan kayu sudah rusak. Jika hujan, ia mengaku di beberapa titik mengalami kebocoran.
Dewa Arisudewa menambahkan, sebelumnya ia bekerja pada salah satu percetakan di Denpasar, setelah lulus dari sekolah menengah kejuruan. Ia sendiri tulang punggung keluarga. Namun musibah menimpanya pada tahun 2014. Matanya mulai rabun, hingga akhirnya mata sebelah kanannya tidak bisa melihat. Sedangkan yang sebelah kiri penglihatannya terbatas. “Saat saya periksakan,
dokter bilang saya kena penyakit parasite darah yang tumbuh pada pembuluh darah dan kena pada retina mata. Katanya juga karena riwayat lama, diduga waktu kecil sempat memegang kotoran kucing lupa cuci tangan langsung makan sesuatu. Sehingga virusnya itu berkembang dan baru 2014 menunjukkan gejalanya,” tuturnya. Sampai saat ini, yang bekerja hanya adiknya nomor dua, di salah satu koperasi di kelurahan setempat. Ia juga sangat berharap ada bantuan pengobatan penyakit matanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Lingkungan Samplangan I Nyoman Winada mengaku rumah Dewa Made Kertha memang belum mendapatkan bantuan bedah rumah. Setahunya, keluarga ini baru menerima bantuan jamban yang dibangun di selatan rumahnya. “Kalau bedah rumah sepengetahuan saya selama jadi kepala lingkungan sejak dua tahun ini, memang belum ada. Pengajuannya juga sepengetahuan saya langsung dari kelurahan,” imbuhnya.*nvi
Komentar