Danau Buyan Dirancang Jadi Destinasi Unggulan
Konsultan penataan kawasan sedang disiapkan untuk menjadikan twin lake sebagai destinasi andalan Kabupaten Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Keberadaan danau kembar (twin lake) Danau Buyan dan Tamblingan Buleleng yang sudah mendunia dirancang akan ditata kembali, untuk menjadi destinasi unggulan. Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana meminta Dinas Pariwisata menyiapkan konsultan penataan Pura Ulun Danu Buyan untuk menunjang destinasi Danau Buyan selama ini.
Hal itu disampaikan di sela-sela piodalan Pura Ulun Danu Buyan, di wilayah Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Buda Wage Menail, Rabu (20/3), bertepatan dengan Purnama Kadasa.
Penataan Pura Ulun Danu disebutnya menjadi penting dan tidak bisa terpisahkan dari Danau Buyan. “Konsultan ini akan memberikan gambaran dan juga saran bagaimana penataan Pura Ulun Danu Buyan kedepan setelah penataan Danau Buyan dilakukan,” kata Bupati Agus Suradnyana.
Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini pun mengajak seluruh masyarakat di empat desa sekitar Danau Buyan untuk terus bersatu menjaga kelestarian Danau Buyan dan juga Pura Ulun Danu Buyan. Empat desa tersebut adalah Desa Pancasari, Desa Wanagiri, Desa Gitgit, dan Desa Padangbulia. Ini diperlukan agar Danau Buyan bisa tetap eksis.
Bupati Agus Suradnyana menjelaskan masyarakat di empat desa harus tetap bersatu untuk terus memuja dan menyungsung serta tangkil di Pura Ulun Danu Buyan ini. Hal tersebut diperlukan agar ketersediaan air tetap terjaga dan selalu diberikan rahmat serta anugerah dari Ida Sesuhunan yang ada di Pura Ulun Danu Buyan. “Kalau tidak pernah tangkil, jangan salahkan airnya keluar sedikit. Maka dari itu, saya mengajak untuk terus menjaga serta tangkil di Pura Ulun Danu Buyan ini,” jelasnya.
Selain itu, penanaman pohon juga diperlukan untuk menjaga kelestarian Danau Buyan sendiri. Pohon akan menjaga keberlangsungan Danau Buyan dan Pura Ulun Danu Buyan serta tidak terjadi kerusakan pada danau sendiri. Pada saat hujan pun, pohon akan menyerap air agar tidak terlalu banyak mengalir ke danau. “Saya juga mengajak, selain dari unsur niskala, diperlukan juga usaha sekala yaitu salah satunya adalah penanaman pohon,” ujar Agus Suradnyana. *k23
Hal itu disampaikan di sela-sela piodalan Pura Ulun Danu Buyan, di wilayah Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Buda Wage Menail, Rabu (20/3), bertepatan dengan Purnama Kadasa.
Penataan Pura Ulun Danu disebutnya menjadi penting dan tidak bisa terpisahkan dari Danau Buyan. “Konsultan ini akan memberikan gambaran dan juga saran bagaimana penataan Pura Ulun Danu Buyan kedepan setelah penataan Danau Buyan dilakukan,” kata Bupati Agus Suradnyana.
Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini pun mengajak seluruh masyarakat di empat desa sekitar Danau Buyan untuk terus bersatu menjaga kelestarian Danau Buyan dan juga Pura Ulun Danu Buyan. Empat desa tersebut adalah Desa Pancasari, Desa Wanagiri, Desa Gitgit, dan Desa Padangbulia. Ini diperlukan agar Danau Buyan bisa tetap eksis.
Bupati Agus Suradnyana menjelaskan masyarakat di empat desa harus tetap bersatu untuk terus memuja dan menyungsung serta tangkil di Pura Ulun Danu Buyan ini. Hal tersebut diperlukan agar ketersediaan air tetap terjaga dan selalu diberikan rahmat serta anugerah dari Ida Sesuhunan yang ada di Pura Ulun Danu Buyan. “Kalau tidak pernah tangkil, jangan salahkan airnya keluar sedikit. Maka dari itu, saya mengajak untuk terus menjaga serta tangkil di Pura Ulun Danu Buyan ini,” jelasnya.
Selain itu, penanaman pohon juga diperlukan untuk menjaga kelestarian Danau Buyan sendiri. Pohon akan menjaga keberlangsungan Danau Buyan dan Pura Ulun Danu Buyan serta tidak terjadi kerusakan pada danau sendiri. Pada saat hujan pun, pohon akan menyerap air agar tidak terlalu banyak mengalir ke danau. “Saya juga mengajak, selain dari unsur niskala, diperlukan juga usaha sekala yaitu salah satunya adalah penanaman pohon,” ujar Agus Suradnyana. *k23
Komentar