Buleleng Gelar Festival Buah Manggis
Terpusat di Desa Galungan Selama Dua Hari
SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng terus menggali dan mempromosikan potensi pertanian. Kali ini, melalui Dinas Pertanian telah menyiapkan gelaran Festival Buah Manggis bertajuk ‘World Mangosteen Fiesta’ atau Festival Manggis Dunia. Festival ini berlangsung selama dua hari, yang dipusatkan di Desa Galungan, Kecamatan Sawan.
Plt Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Made Sumiarta yang ditemui Kamis (21/3) di ruang kerjanya mengatakan, Festival Buah Manggis akan resmi dibuka pada Sabtu (23/3) besok hingga Minggu (24/3). Kegiatan tersebut merupakan kerja sama Dinas Pertanian dengan Junior Chamber International (JCI) Singaraja, guna mempertemukan petani-petani manggis yang ada di Buleleng dan seluruh Bali dengan pratisi perkebunan Manggis, pembeli (buyer), dan eksportir Manggis. “Nantinya, para petani Manggis itu akan saling bertuka informasi terkait dengan pengembangan produk buah Manggis. Dalam ajang itu akan disosialisasikan juga Good Agriculture Practices (GAP) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait dengan pengelolaan kebun yang baik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi,” katanya.
Lebih lanjut mantan Kabag Umum Setda Buleleng ini menjelaskan, Buleleng sendiri memiliki potensi produksi buah manggis yang sangat baik. Dari sembilan kecamatan yang ada di Buleleng, delapan di antaranya memiliki sentra-sentra penghasil Manggis. Ini merupakan potensi luar biasa yang belum tentu dimiliki oleh Kabupaten/Kota lain di Bali. “Nanti, di Festival Manggis Duni ini pelaku-pelaku bisnis hilir Manggis nanti akan bertemu. Sehingga mampu memberi solusi dalam hal pemasaran (manggis),” ungkapnya.
Menurut Sumiarta, selama ini kelemahan produksi pertanian di Buleleng rata-rata terjadi pada tahapan pemasarannya. Produksi bisa saja tinggi, tetapi sering kali tidak dapat menjangkau pasar yang pasti. Selain itu, petani Manggis selama ini belum mempunyai wadah sebagai ruang diskusi bagi mereka, baik mengenai masalah kualitas, kuantitas, maupun pemasaran. “Sekarang astungkara sudah ada wadah, dengan JCI. Organisasi ini sudah mempunyai link sampai ke China. Melalui itu (JCI) mudah-mudahan dapat diperkenalkan lah produk Manggis kita,” terangnya.
Sementara, Ketua JCI Singaraja Anak Agung Gede Agung Wedatama mengungkapkan, dipilihnya Desa Galungan sebagai tempat penyelenggaraan Festival Manggis Dunia ini karena banyak produksi manggis dari desa tersebut yang telah menembus pasar ekspor. Bahkan menurutnya, manggis yang berasal dari Bali saat ini menjadi primadona di pasar dunia, termasuk manggis dari Buleleng. Selain itu, adanya gelaran festival tersebut sebagai upaya mendukung promosi wisata di Desa Galungan dan desa-desa sekitarnya.
Agung Wedatama yang juga seorang eksportir Manggis ini lebih lanjut menuturkan, beberapa kegiatan yang akan digelar pada Festival Manggis Dunia nanti yaitu kontes Manggis, kontes Durian lokal, Expo olahan Manggis, kemudian ada juga cerdas cermat Kelompok Tani, dan hiburan band. Selain itu, di hari kedua akan dilaksanakan Mangosteen Fantastic Run. “Dalam sarasehan tersebut akan dipertemukan pratisi-praktisi, pebisnis, dan pemerintah, kami akan berdiskusi dengan petani,“ paparnya.
Sejauh ini, terang Agung Wedatama, selain petani lokal Buleleng akan hadir juga petani dari kabupaten lain di Bali. Di luar petani, pada Festival Manggis Dunia itu juga akan mandatangkan sejumlah pejabat Kementerian Pertanian, Pemprov Bali, dan Pemkab Buleleng. Selain itu akan hadir juga importir Manggis dari luar negeri. *k19
Plt Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Made Sumiarta yang ditemui Kamis (21/3) di ruang kerjanya mengatakan, Festival Buah Manggis akan resmi dibuka pada Sabtu (23/3) besok hingga Minggu (24/3). Kegiatan tersebut merupakan kerja sama Dinas Pertanian dengan Junior Chamber International (JCI) Singaraja, guna mempertemukan petani-petani manggis yang ada di Buleleng dan seluruh Bali dengan pratisi perkebunan Manggis, pembeli (buyer), dan eksportir Manggis. “Nantinya, para petani Manggis itu akan saling bertuka informasi terkait dengan pengembangan produk buah Manggis. Dalam ajang itu akan disosialisasikan juga Good Agriculture Practices (GAP) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait dengan pengelolaan kebun yang baik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi,” katanya.
Lebih lanjut mantan Kabag Umum Setda Buleleng ini menjelaskan, Buleleng sendiri memiliki potensi produksi buah manggis yang sangat baik. Dari sembilan kecamatan yang ada di Buleleng, delapan di antaranya memiliki sentra-sentra penghasil Manggis. Ini merupakan potensi luar biasa yang belum tentu dimiliki oleh Kabupaten/Kota lain di Bali. “Nanti, di Festival Manggis Duni ini pelaku-pelaku bisnis hilir Manggis nanti akan bertemu. Sehingga mampu memberi solusi dalam hal pemasaran (manggis),” ungkapnya.
Menurut Sumiarta, selama ini kelemahan produksi pertanian di Buleleng rata-rata terjadi pada tahapan pemasarannya. Produksi bisa saja tinggi, tetapi sering kali tidak dapat menjangkau pasar yang pasti. Selain itu, petani Manggis selama ini belum mempunyai wadah sebagai ruang diskusi bagi mereka, baik mengenai masalah kualitas, kuantitas, maupun pemasaran. “Sekarang astungkara sudah ada wadah, dengan JCI. Organisasi ini sudah mempunyai link sampai ke China. Melalui itu (JCI) mudah-mudahan dapat diperkenalkan lah produk Manggis kita,” terangnya.
Sementara, Ketua JCI Singaraja Anak Agung Gede Agung Wedatama mengungkapkan, dipilihnya Desa Galungan sebagai tempat penyelenggaraan Festival Manggis Dunia ini karena banyak produksi manggis dari desa tersebut yang telah menembus pasar ekspor. Bahkan menurutnya, manggis yang berasal dari Bali saat ini menjadi primadona di pasar dunia, termasuk manggis dari Buleleng. Selain itu, adanya gelaran festival tersebut sebagai upaya mendukung promosi wisata di Desa Galungan dan desa-desa sekitarnya.
Agung Wedatama yang juga seorang eksportir Manggis ini lebih lanjut menuturkan, beberapa kegiatan yang akan digelar pada Festival Manggis Dunia nanti yaitu kontes Manggis, kontes Durian lokal, Expo olahan Manggis, kemudian ada juga cerdas cermat Kelompok Tani, dan hiburan band. Selain itu, di hari kedua akan dilaksanakan Mangosteen Fantastic Run. “Dalam sarasehan tersebut akan dipertemukan pratisi-praktisi, pebisnis, dan pemerintah, kami akan berdiskusi dengan petani,“ paparnya.
Sejauh ini, terang Agung Wedatama, selain petani lokal Buleleng akan hadir juga petani dari kabupaten lain di Bali. Di luar petani, pada Festival Manggis Dunia itu juga akan mandatangkan sejumlah pejabat Kementerian Pertanian, Pemprov Bali, dan Pemkab Buleleng. Selain itu akan hadir juga importir Manggis dari luar negeri. *k19
Komentar