Tebing Sungai Buleleng di Kali Baru Jebol
Senderan penguat tebing Sungai Buleleng di Lingkungan Kali Baru, Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan/Kabupaten Buleleng jebol pada Jumat (22/3) pukul 05.00 WITA.
SINGARAJA, NusaBali
Jebolnya senderan sepanjang 16 meter dan tinggi 8 meter itu juga ikut menggerus sebuah posko semi permanen yang sering dimanfaatkan warga sekitar untuk berkumpul.
Menurut warga setempat Nyoman tegteg, 58, dan istrinya Ketut Remping, 50, yang tinggal di seberang senderan jebol itu mengatakan peristiwa jebolnya senderan sungai terjadi sekitar pukul 05.00 WITA. Saat itu ia yang masih terlelap tiba-tiba dibangunkan dengan sebuah getaran dan bunyi benda berat yang jatuh dari ketinggian.
“Kemarin karena hujan deras itu air sungai juga naik. Pas masih tidur tadi pagi, tiba-tiba bunyi gerebyug dan bergetar juga, saya dan istri saya langsung bangun, saya kira gempa, langsung lari ke luar rumah. Sampai di luar bangunan dna pepohonan di depan sudah bersih,” kata Tegteg yang ditemui sambil ngemong dua cucunya.
Ia dan warga setempat mengatakan jika senderan yang jebol itu memang usianya sudah tua. Apalagi di bagian dasar senderan juga sudah bolong karena terkikis air sungai sedikit demi sedikit. “Senderan ini paling pertama di sini sudah puluhan tahun mungkin. Memang dibawahnya sudha bolong karena terkikis air. Kalau musim hujan begini pas lagi gedenya bisa sampai setinggi 2,5 meter,” imbuh Remping istri Tegteg. Kondisi senderan sungai yang langsung menempel dengan badan jalan juga dikhawatirkan akan menggerus jalan sedikit demi sedikit.
Warga setempat juga mengkhawatirkan keamanan anak-anak yang sering bermain di tepi senderan. Sejak di bangun hingga kini tepi senderan tak diisi pengaman. “Harapannya ke depan kalau ini nanti diperbaiki pemerintah biar dikasi pengaman karena anak-anak kecil di sini sering main di luar rumah, takutnya jatuh ke sungai,” harap dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng, Ketut Suparta Wijaya dikonfirmasi terpisah mengaku personelnya dengan aparat keluarahan sudah turun mengecek kerusakan. Timnya pun telah memasang tali kuning hitam melintang di sepanjang senderan jebol untuk member tanda hati-hati.
Suparta pun tak mengelak jika senderan sungai penguat tebing sudah berusia tua dan sudah mulai keropos di dasar senderan. Dari hasil pemantauan akibat kerusakan itu diperkirakan kerugian material sekitar Rp 100 juta.
Kerusakan itu pun dikatakan Suparta akan dikorodinasikan dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida yang berwenang atas hal tersebut.
“Kami sudah kordinasi dengan BWS Bali Penida. Memang nanti BWS juga punya program untuk penguatan tebing sungai. Dan kami sudah kontak PPK-nya,” ujar Suparta.
Penanganan penguatan tebing sungai Buleleng juga akan dilakukan di wilayah Banyuning yang juga menggerus tembok rumah warga setempat pada awal Maret lalu. “Kalau yang di Banyuning sudah mendapat respon positif untuk perbaikan, disana kerugiannya lebih besar sekitar Rp 150 juta,” jelas dia.*k23
Jebolnya senderan sepanjang 16 meter dan tinggi 8 meter itu juga ikut menggerus sebuah posko semi permanen yang sering dimanfaatkan warga sekitar untuk berkumpul.
Menurut warga setempat Nyoman tegteg, 58, dan istrinya Ketut Remping, 50, yang tinggal di seberang senderan jebol itu mengatakan peristiwa jebolnya senderan sungai terjadi sekitar pukul 05.00 WITA. Saat itu ia yang masih terlelap tiba-tiba dibangunkan dengan sebuah getaran dan bunyi benda berat yang jatuh dari ketinggian.
“Kemarin karena hujan deras itu air sungai juga naik. Pas masih tidur tadi pagi, tiba-tiba bunyi gerebyug dan bergetar juga, saya dan istri saya langsung bangun, saya kira gempa, langsung lari ke luar rumah. Sampai di luar bangunan dna pepohonan di depan sudah bersih,” kata Tegteg yang ditemui sambil ngemong dua cucunya.
Ia dan warga setempat mengatakan jika senderan yang jebol itu memang usianya sudah tua. Apalagi di bagian dasar senderan juga sudah bolong karena terkikis air sungai sedikit demi sedikit. “Senderan ini paling pertama di sini sudah puluhan tahun mungkin. Memang dibawahnya sudha bolong karena terkikis air. Kalau musim hujan begini pas lagi gedenya bisa sampai setinggi 2,5 meter,” imbuh Remping istri Tegteg. Kondisi senderan sungai yang langsung menempel dengan badan jalan juga dikhawatirkan akan menggerus jalan sedikit demi sedikit.
Warga setempat juga mengkhawatirkan keamanan anak-anak yang sering bermain di tepi senderan. Sejak di bangun hingga kini tepi senderan tak diisi pengaman. “Harapannya ke depan kalau ini nanti diperbaiki pemerintah biar dikasi pengaman karena anak-anak kecil di sini sering main di luar rumah, takutnya jatuh ke sungai,” harap dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng, Ketut Suparta Wijaya dikonfirmasi terpisah mengaku personelnya dengan aparat keluarahan sudah turun mengecek kerusakan. Timnya pun telah memasang tali kuning hitam melintang di sepanjang senderan jebol untuk member tanda hati-hati.
Suparta pun tak mengelak jika senderan sungai penguat tebing sudah berusia tua dan sudah mulai keropos di dasar senderan. Dari hasil pemantauan akibat kerusakan itu diperkirakan kerugian material sekitar Rp 100 juta.
Kerusakan itu pun dikatakan Suparta akan dikorodinasikan dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida yang berwenang atas hal tersebut.
“Kami sudah kordinasi dengan BWS Bali Penida. Memang nanti BWS juga punya program untuk penguatan tebing sungai. Dan kami sudah kontak PPK-nya,” ujar Suparta.
Penanganan penguatan tebing sungai Buleleng juga akan dilakukan di wilayah Banyuning yang juga menggerus tembok rumah warga setempat pada awal Maret lalu. “Kalau yang di Banyuning sudah mendapat respon positif untuk perbaikan, disana kerugiannya lebih besar sekitar Rp 150 juta,” jelas dia.*k23
1
Komentar