Meriahnya, Suka Cita Festival Holi di Lapangan Puputan
Festival warna ‘Holi’ kembali dirayakan untuk keenam kalinya oleh Konsulat Jenderal (Konjen) India di Bali di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, Sabtu (23/3) sore pukul 16.00 Wita.
DENPASAR, NusaBali
Ribuan warga tampak bersuka cita berpesta warna. Konjen India, RO Sunil Babu saat ditemui NusaBali di sela-sela acara, mengatakan Festival Holi merupakan perayaan Hindu kuno untuk menyambut datangnya musim semi dan sekaligus mengakhiri musim dingin di India. Festival Holi biasanya selalu digelar pada bulan Maret sesuai jadwal di kalender Hindu. “Holi adalah festival warna. Tanggal perayaannya tidak pasti, festival ini memakai patokan kalender Hindu. Hari Sabtu dipilih agar lebih banyak orang-orang yang ikut berpartisipasi,” papar Sunil Babu.
Dalam hal ini, Konjen India di Bali juga menggandeng beberapa instansi dan komunitas untuk turut berpartisipasi, antara lain Indian Cultural Center Bali dan Balinese Indian Frienship Association. Menurut sejarah, Lapangan Puputan Badung dipilih sebagai tempat perayaan Holi karena di tahun 1950, lapangan perjuangan masyarakat Bali tersebut menjadi saksi perjumpaan Perdana Menteri India Pertama, yakni Pandit Jawahardal Nehru dengan masyarakat Bali. Sejak saat itu, Lapangan Puputan Badung menjadi langganan diselenggarakannya festival warna tersebut.
Sebelum menaburkan bubuk warna satu sama lain, peserta dihibur oleh penampilan dari siswa-siswi Swami Vivekananda Cultural Center (SVCC) yang mempersembahkan tarian India bertajuk ‘Suno Ganapati Bappa Maraya’ dari film Bollywood ‘Judwa 2’ dan tarian ‘Chogada’ yang mengkolaborasikan berbagai bentuk dan struktur tarian Bollywood. Setelah tarian berakhir, peserta yang telah bersiap-siap dengan bubuk warna-warni di genggaman, melemparkan bubuk tersebut ke udara dan memoleskannya pada wajah rekan-rekannya. Seluruh peserta terlihat bersuka cita sambil menari diiringi musik dan guyuran bubuk Holi dari mesin penyembur.
Selain masyarakat Bali, festival ini juga dihadiri oleh sejumlah korps diplomatik dari gabungan warga India dan masyarakat ekspatriat Bali. Festival yang bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan India pada orang-orang Bali ini pun gratis untuk semua kalangan. “Saya berharap festival ini dapat menghibur dan mendatangkan lebih banyak partisipan,” tutup Sunil Babu yang telah menginjak tahun kelimanya sebagai Konsul Jenderal India di Bali ini. *cr41
Dalam hal ini, Konjen India di Bali juga menggandeng beberapa instansi dan komunitas untuk turut berpartisipasi, antara lain Indian Cultural Center Bali dan Balinese Indian Frienship Association. Menurut sejarah, Lapangan Puputan Badung dipilih sebagai tempat perayaan Holi karena di tahun 1950, lapangan perjuangan masyarakat Bali tersebut menjadi saksi perjumpaan Perdana Menteri India Pertama, yakni Pandit Jawahardal Nehru dengan masyarakat Bali. Sejak saat itu, Lapangan Puputan Badung menjadi langganan diselenggarakannya festival warna tersebut.
Sebelum menaburkan bubuk warna satu sama lain, peserta dihibur oleh penampilan dari siswa-siswi Swami Vivekananda Cultural Center (SVCC) yang mempersembahkan tarian India bertajuk ‘Suno Ganapati Bappa Maraya’ dari film Bollywood ‘Judwa 2’ dan tarian ‘Chogada’ yang mengkolaborasikan berbagai bentuk dan struktur tarian Bollywood. Setelah tarian berakhir, peserta yang telah bersiap-siap dengan bubuk warna-warni di genggaman, melemparkan bubuk tersebut ke udara dan memoleskannya pada wajah rekan-rekannya. Seluruh peserta terlihat bersuka cita sambil menari diiringi musik dan guyuran bubuk Holi dari mesin penyembur.
Selain masyarakat Bali, festival ini juga dihadiri oleh sejumlah korps diplomatik dari gabungan warga India dan masyarakat ekspatriat Bali. Festival yang bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan India pada orang-orang Bali ini pun gratis untuk semua kalangan. “Saya berharap festival ini dapat menghibur dan mendatangkan lebih banyak partisipan,” tutup Sunil Babu yang telah menginjak tahun kelimanya sebagai Konsul Jenderal India di Bali ini. *cr41
1
Komentar