Bupati Mas Sumatri Naikkan Dana Punia Sulinggih
Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, naikkan dana punia untuk 243 sulinggih dari Rp 300 ribu menjadi Rp 500 ribu per bulan. Bupati juga mengalokasikan bantuan kartu BPJS Kesehatan dan penataan geria (pasraman sulinggih).
AMLAPURA, NusaBali
Program itu disampaikan kepada segenap utusan sulinggih dari delapan kecamatan di Ruang Rapat Bupati Karangasem, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Minggu (24/3).
Bupati Mas Sumatri didampingi Ketua PHDI Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana, memaparkan sesuai yang dijanjikan pada tahun 2018, ada tiga realisasi bantuan untuk 243 sulinggih. Bantuan kesehatan berupa kartu BPJS Kesehatan dengan premi Rp 100.000 per bulan, dana punia dinaikkan dari Rp 300.000 menjadi Rp 500.000 per bulan, dan punia untuk penataan pasraman sulinggih. “Dua jenis punia berupa dana punia Rp 500.000 dan bantuan kesehatan telah berjalan sejak awal Januari 2019,” katanya.
Mengenai punia penataan pasraman sulinggih masih dalam pendataan. Diharapkan, setiap sulinggih agar memiliki pasraman yang layak. Sebab sehari-hari didatangi umat sehingga memiliki tempat untuk umat yang mohon pencerahan, misalnya tentang hari baik untuk menggelar upacara. Pertemuan dikoordinasikan Darma Upapati Ida Pedanda Gede Jelantik Dwaja dari Geria Jelantik, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem. Para sulinggih mengapresiasi perhatian Bupati Karangasem tersebut.
Ketua PHDI Bali, Prof Gusti Sudiana, juga mengapresiasi perhatian Pemkab Karangasem melalui yang telah memperhatikan sulinggih. Masalah kesehatan dinilai sangat penting, terutama buat sulinggih. Apalagi disaat sibuk melayani umat terutama di musim ngaben atau piodalan, muput upacara dari pagi hingga tengah malam, banyak menguras fisik. “Kami sering mengantar sulinggih saat berobat di RS Sanglah Denpasar. Agar tidak antre, terlebih dahulu berkoordinasi dengan petugas. Sulinggih mestinya mendapatkan pelayanan yang prioritas, tidak etis sulinggih sampai antre,” kata Prof Gusti Sudiana yang juga Rektor IHDN Denpasar, asal Banjar Shanti, Desa/Kecamatan Selat, Karangasem.
Tercatat 243 sulinggih yang dialokasikan dana punia dari delapan kecamatan yakni Kecamatan Karangasem 47 sulinggih, Kecamatan Manggis 33 sulinggih, Kecamatan Bebandem 66 sulinggih, Kecamatan Selat 31 sulinggih, Kecamatan Sidemen 34 sulinggih, Kecamatan Rendang 14 sulinggih, Kecamatan Abang 12 sulinggih, dan Kecamatan Kubu 4 sulinggih. Sebelumnya Bupati Mas Sumatri telah menyerahkan dana punia pada Kamis (31 Agustus 2018), berupa buku tabungan dan ATM PT Bank BPD Bali yang isinya Rp 1,5 juta. Dana punia Rp 500.000 per bulan langsung masuk rekening setiap bulan. *k16
Program itu disampaikan kepada segenap utusan sulinggih dari delapan kecamatan di Ruang Rapat Bupati Karangasem, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Minggu (24/3).
Bupati Mas Sumatri didampingi Ketua PHDI Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana, memaparkan sesuai yang dijanjikan pada tahun 2018, ada tiga realisasi bantuan untuk 243 sulinggih. Bantuan kesehatan berupa kartu BPJS Kesehatan dengan premi Rp 100.000 per bulan, dana punia dinaikkan dari Rp 300.000 menjadi Rp 500.000 per bulan, dan punia untuk penataan pasraman sulinggih. “Dua jenis punia berupa dana punia Rp 500.000 dan bantuan kesehatan telah berjalan sejak awal Januari 2019,” katanya.
Mengenai punia penataan pasraman sulinggih masih dalam pendataan. Diharapkan, setiap sulinggih agar memiliki pasraman yang layak. Sebab sehari-hari didatangi umat sehingga memiliki tempat untuk umat yang mohon pencerahan, misalnya tentang hari baik untuk menggelar upacara. Pertemuan dikoordinasikan Darma Upapati Ida Pedanda Gede Jelantik Dwaja dari Geria Jelantik, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem. Para sulinggih mengapresiasi perhatian Bupati Karangasem tersebut.
Ketua PHDI Bali, Prof Gusti Sudiana, juga mengapresiasi perhatian Pemkab Karangasem melalui yang telah memperhatikan sulinggih. Masalah kesehatan dinilai sangat penting, terutama buat sulinggih. Apalagi disaat sibuk melayani umat terutama di musim ngaben atau piodalan, muput upacara dari pagi hingga tengah malam, banyak menguras fisik. “Kami sering mengantar sulinggih saat berobat di RS Sanglah Denpasar. Agar tidak antre, terlebih dahulu berkoordinasi dengan petugas. Sulinggih mestinya mendapatkan pelayanan yang prioritas, tidak etis sulinggih sampai antre,” kata Prof Gusti Sudiana yang juga Rektor IHDN Denpasar, asal Banjar Shanti, Desa/Kecamatan Selat, Karangasem.
Tercatat 243 sulinggih yang dialokasikan dana punia dari delapan kecamatan yakni Kecamatan Karangasem 47 sulinggih, Kecamatan Manggis 33 sulinggih, Kecamatan Bebandem 66 sulinggih, Kecamatan Selat 31 sulinggih, Kecamatan Sidemen 34 sulinggih, Kecamatan Rendang 14 sulinggih, Kecamatan Abang 12 sulinggih, dan Kecamatan Kubu 4 sulinggih. Sebelumnya Bupati Mas Sumatri telah menyerahkan dana punia pada Kamis (31 Agustus 2018), berupa buku tabungan dan ATM PT Bank BPD Bali yang isinya Rp 1,5 juta. Dana punia Rp 500.000 per bulan langsung masuk rekening setiap bulan. *k16
Komentar