Hari Pertama USBN SMP, Empat Siswa Tidak Hadir
Hari pertama pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) SMP/Mts di Kota Denpasar, Senin (25/3), empat siswa dari 13.133 siswa dinyatakan tidak hadir mengikuti ujian.
DENPASAR, NusaBali
Hal itu karena siswa tersebut mengalami sakit bahkan dua orang diantaranya masih menjalani operasi. Mereka nantinya diberikan ujian susulan sesuai jadwal dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar.
Kabid SMP Disdikpora Kota Denpasar, AA Gede Wiratama saat dikonfirmasi disela-sela pemantauan mengatakan, saat ini pihaknya baru mendata empat orang yang tidak ikut USBN karena sakit. Keempatnya yakni dari SMP PGRI 3 Denpasar sebanyak 2 orang karena sakit dari 317 total siswa kelas XII, dan SMP PGRI 5 Denpasar sebanyak 2 orang karena operasi dari total 557 siswa.
Kata Wiratama, keempat siswa itu memang dinyatakan sakit sebelum ujian berlangsung. Dengan kondisi tersebut pihaknya akan memberikan ujian susulan pada waktu yang akan ditentukan. Untuk siswa yang mengalami sakit biasa akan diberikan jadwal sesuai dengan ujian susulan. Namun untuk yang operasi akan menyesuaikan dengan kondisi fisik siswa. "Kami sesuaikan dengan jadwal bagi yang sakit biasa. Sedangkan yang operasi kita sesuaikan kondisinya," jelasnya.
Pada ujian hari pertama, ada dua mata pelajaran yakni PKN dan Bahasa Indonesia. Ujian akan berlangsung hingga 30 Maret 2019 mendatang. "Ada 6 hari sampai tanggal 30 Maret 2019. Sekarang dua mata pelajaran, semoga tetap lancar hingga USBN terakhir. Jadi untuk kendalanya baru itu saja, untuk kondisi soal juga tidak ada kendala jadi satu hari ini lancar," ujarnya.
Kepala Sekolah SMP PGRI 5 Denpasar I Wayan Wirasa mengatakan, kendala yang dihadapi hanya pada siswanya yang tidak bisa mengikuti ujian akibat sakit. Hal itu akan diantisipasi dengan ujian susulan. "Sekarang sih masih lancar, hanya ada dua yang tidak masuk karena sakit. Nanti kita beri ujian susulan," jelasnya.
Sementara itu, pelaksanaan UNBK untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di beberapa sekolah di Denpasar berlangsung lancar pada hari pertama, Senin (25/3). Sejauh ini belum ada kendala jaringan atau keterlambatan soal yang dikirim dari pusat.
Seperti di SMK Negeri 5 Denpasar yang beralamat di Jalan Ratna, Kelurahan Sumerta Kauh, Denpasar. Pelaksanaan ujian tahun ini diikuti oleh 486 siswa, ditambah 7 orang dari SMK Muhammadiyah yang bergabung untuk bisa menggelar UNBK. “SMK Muhammadiyah bergabung ke sini, karena mereka belum berhak untuk melakukan ujian sendiri. Disebabkan belum akreditasi,” ujar I Wayan Subariana selaku Waka Kurikulum SMKN 5 Denpasar sekaligus ketua panitia UNBK di sekolah setempat.
Di hari pertama, kata dia, tidak ada keterlambatan soal dan hal teknis lainnya. Sementara siswanya diingatkan 30 menit sebelum masuk ruangan sudah harus di sekolah. “Jumlah komputer kami jumlahnya 162 dalam lima lab, mencukupi untuk tiga sesi. Di luar itu, kami juga mempunya 3 sampai 4 cadangan komputer,” katanya.
Sementara itu di sekolah swasta juga terpantau lancar. SMK PGRI 5 Denpasar di Jalan Kenyeri misalnya, menyiapkan sebanyak 250 komputer dalam enam ruangan untuk UNBK yang diikuti oleh 642 siswa di sekolah tersebut. Dari 642 siswa, 342 orang berasal dari jurusan akomodasi perhotelan dan 310 dari jurusan tata boga. “Terkait kelistrikan sudah kami pikirkan betul. Sehingga masalah listrik kami nggak ada kendala.” ujar Kasek SMK PGRI 5 Denpasar, Dra Ni Ketut Nuka.
Ia menyebut, tahun ini adalah tahun ke dua SMK PGRI 5 Denpasar melaksanakan UNBK. Tahun ini bahkan USBN di SMK PGRI 5 Denpasar mulai menggunakan komputer. Serta tidak menutup kemungkinan ulangan umum nantinya akan dirancang dengan menggunakan komputer. “Anak-anak ulangan umum pun kami latih dengan menggunakan komputer untuk menjaga integritas dan kejujuran. Membiasakan anak-anak disipling, di samping membuat biaya operasional juga lebih murah,” ungkapnya. *mis, ind
Kabid SMP Disdikpora Kota Denpasar, AA Gede Wiratama saat dikonfirmasi disela-sela pemantauan mengatakan, saat ini pihaknya baru mendata empat orang yang tidak ikut USBN karena sakit. Keempatnya yakni dari SMP PGRI 3 Denpasar sebanyak 2 orang karena sakit dari 317 total siswa kelas XII, dan SMP PGRI 5 Denpasar sebanyak 2 orang karena operasi dari total 557 siswa.
Kata Wiratama, keempat siswa itu memang dinyatakan sakit sebelum ujian berlangsung. Dengan kondisi tersebut pihaknya akan memberikan ujian susulan pada waktu yang akan ditentukan. Untuk siswa yang mengalami sakit biasa akan diberikan jadwal sesuai dengan ujian susulan. Namun untuk yang operasi akan menyesuaikan dengan kondisi fisik siswa. "Kami sesuaikan dengan jadwal bagi yang sakit biasa. Sedangkan yang operasi kita sesuaikan kondisinya," jelasnya.
Pada ujian hari pertama, ada dua mata pelajaran yakni PKN dan Bahasa Indonesia. Ujian akan berlangsung hingga 30 Maret 2019 mendatang. "Ada 6 hari sampai tanggal 30 Maret 2019. Sekarang dua mata pelajaran, semoga tetap lancar hingga USBN terakhir. Jadi untuk kendalanya baru itu saja, untuk kondisi soal juga tidak ada kendala jadi satu hari ini lancar," ujarnya.
Kepala Sekolah SMP PGRI 5 Denpasar I Wayan Wirasa mengatakan, kendala yang dihadapi hanya pada siswanya yang tidak bisa mengikuti ujian akibat sakit. Hal itu akan diantisipasi dengan ujian susulan. "Sekarang sih masih lancar, hanya ada dua yang tidak masuk karena sakit. Nanti kita beri ujian susulan," jelasnya.
Sementara itu, pelaksanaan UNBK untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di beberapa sekolah di Denpasar berlangsung lancar pada hari pertama, Senin (25/3). Sejauh ini belum ada kendala jaringan atau keterlambatan soal yang dikirim dari pusat.
Seperti di SMK Negeri 5 Denpasar yang beralamat di Jalan Ratna, Kelurahan Sumerta Kauh, Denpasar. Pelaksanaan ujian tahun ini diikuti oleh 486 siswa, ditambah 7 orang dari SMK Muhammadiyah yang bergabung untuk bisa menggelar UNBK. “SMK Muhammadiyah bergabung ke sini, karena mereka belum berhak untuk melakukan ujian sendiri. Disebabkan belum akreditasi,” ujar I Wayan Subariana selaku Waka Kurikulum SMKN 5 Denpasar sekaligus ketua panitia UNBK di sekolah setempat.
Di hari pertama, kata dia, tidak ada keterlambatan soal dan hal teknis lainnya. Sementara siswanya diingatkan 30 menit sebelum masuk ruangan sudah harus di sekolah. “Jumlah komputer kami jumlahnya 162 dalam lima lab, mencukupi untuk tiga sesi. Di luar itu, kami juga mempunya 3 sampai 4 cadangan komputer,” katanya.
Sementara itu di sekolah swasta juga terpantau lancar. SMK PGRI 5 Denpasar di Jalan Kenyeri misalnya, menyiapkan sebanyak 250 komputer dalam enam ruangan untuk UNBK yang diikuti oleh 642 siswa di sekolah tersebut. Dari 642 siswa, 342 orang berasal dari jurusan akomodasi perhotelan dan 310 dari jurusan tata boga. “Terkait kelistrikan sudah kami pikirkan betul. Sehingga masalah listrik kami nggak ada kendala.” ujar Kasek SMK PGRI 5 Denpasar, Dra Ni Ketut Nuka.
Ia menyebut, tahun ini adalah tahun ke dua SMK PGRI 5 Denpasar melaksanakan UNBK. Tahun ini bahkan USBN di SMK PGRI 5 Denpasar mulai menggunakan komputer. Serta tidak menutup kemungkinan ulangan umum nantinya akan dirancang dengan menggunakan komputer. “Anak-anak ulangan umum pun kami latih dengan menggunakan komputer untuk menjaga integritas dan kejujuran. Membiasakan anak-anak disipling, di samping membuat biaya operasional juga lebih murah,” ungkapnya. *mis, ind
Komentar