Sanggah Krama Bali di Poso Rusak
Gempa yang mengguncang kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Minggu pagi (24/3) menyebabkan rumah dan sanggah krama Bali yang tinggal di desa Salukaia dan desa Meko, kecamatan Pamona Barat rusak.
JAKARTA, NusaBali
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Peradah Sulteng I Gede Yogantara Teguh Ekowijaya atau biasa disapa Yoga, meski rumah dan sanggah rusak, tapi tidak ada korban jiwa.
"Minggu kemarin terjadi gempa sebesar 5,7 SR. Saat kejadian saya sedang berada di desa Bada. Saya mendapat kabar, dua desa yang dihuni oleh krama Bali yaitu desa Salukaia dan desa Meko kena gempa. Rumah dan sanggah mereka rusak pula," ujar Yoga kepada NusaBali, Senin (25/3).
Yoga mengatakan, desa Salukaia dan desa Meka berdekatan. Disana terdapat transmigran Bali yang berprofesi sebagai petani. Selain krama Bali, dua desa tersebut dihuni oleh penduduk lokal dari suku Pamona. Saat kejadian, Yoga berada di desa Baha yang letaknya terpencil.
Lokasinya juga berada di perbukitan sehingga jauh dari dua desa itu. Desa Baha dihuni oleh penduduk lokal pula. Disana Yoga sedang melakukan sosialisasi sebagai calon anggota DPD RI. Mendapat informasi gempa menggoyang di dua desa yang terdapat krama Bali ia langsung menuju kesana.
"Saya kesana Minggu malam kemarin (24/3) sehingga tidak terlalu jelas suasananya, karena gelap. Namun krama Bali disana memberikan informasi tentang situasi dan kondisi disana. Mereka juga mengirimkan foto-fotonya, kalau sanggah mereka roboh, tetapi belum ada kabar berapa jumlahnya," jelas Yoga.
Dari krama Bali disana pula, Yoga mengetahui, mereka panik ketika gempa terjadi. Bahkan ada yang mengungsi ke tempat lain, karena khawatir terjadi longsor. Apalagi sungai yang berada di dekat kediaman mereka surut. Padahal biasanya mengalir deras.
Saat ini kondisi telah aman. Mereka juga telah kembali ke rumah masing-masing, tapi belum diketahui secara menyeluruh berapa kerugian yang mereka alami. Lalu berapa rumah dan sanggah yang rusak juga belum terdata. *k22
"Minggu kemarin terjadi gempa sebesar 5,7 SR. Saat kejadian saya sedang berada di desa Bada. Saya mendapat kabar, dua desa yang dihuni oleh krama Bali yaitu desa Salukaia dan desa Meko kena gempa. Rumah dan sanggah mereka rusak pula," ujar Yoga kepada NusaBali, Senin (25/3).
Yoga mengatakan, desa Salukaia dan desa Meka berdekatan. Disana terdapat transmigran Bali yang berprofesi sebagai petani. Selain krama Bali, dua desa tersebut dihuni oleh penduduk lokal dari suku Pamona. Saat kejadian, Yoga berada di desa Baha yang letaknya terpencil.
Lokasinya juga berada di perbukitan sehingga jauh dari dua desa itu. Desa Baha dihuni oleh penduduk lokal pula. Disana Yoga sedang melakukan sosialisasi sebagai calon anggota DPD RI. Mendapat informasi gempa menggoyang di dua desa yang terdapat krama Bali ia langsung menuju kesana.
"Saya kesana Minggu malam kemarin (24/3) sehingga tidak terlalu jelas suasananya, karena gelap. Namun krama Bali disana memberikan informasi tentang situasi dan kondisi disana. Mereka juga mengirimkan foto-fotonya, kalau sanggah mereka roboh, tetapi belum ada kabar berapa jumlahnya," jelas Yoga.
Dari krama Bali disana pula, Yoga mengetahui, mereka panik ketika gempa terjadi. Bahkan ada yang mengungsi ke tempat lain, karena khawatir terjadi longsor. Apalagi sungai yang berada di dekat kediaman mereka surut. Padahal biasanya mengalir deras.
Saat ini kondisi telah aman. Mereka juga telah kembali ke rumah masing-masing, tapi belum diketahui secara menyeluruh berapa kerugian yang mereka alami. Lalu berapa rumah dan sanggah yang rusak juga belum terdata. *k22
Komentar