Lapak Dagang Pakaian Tergenang Air
Lapak pedagang pakaian di lantai II Pasar Kidul Bangli tergenang air. Bangunan stimulus di lantai II yang baru direnovasi juga bocor.
BANGLI, NusaBali
Padahal bangunan stimulus belum difungsikan. Para pedagang dan pembeli pun keluhkan kondisi di lantai II yang tergenang air hujan. Diharapkan segera ada perbaikan agar tidak terkesan kumuh.
Salah seorang pedagang pakaian, ibu Sulung, mengaku lapaknya tergenang air hujan akibat pipa pembuangan di kiosnya bocor. “Buka kios biasanya merapikan dagangan, sekarang menguras air,” ungkapnya, Senin (25/3). Saat hujan dipastikan di beberapa titik terjadi kebocoran yang menyebabkan air tergenang di lantai. Imbasnya, lantai licin dan pedagang maupun pembeli rawan terpeleset.
Kebocoran juga tampak pada bangunan stimulus yang baru selesai direnovasi pada 2018. “Plafon sudah berubah warna akibat seringnya kena air hujan. Beberapa lis lepas. Sepertinya atap tidak dipasang dengan baik,” ungkap pedagang lainnya. Pengelola Pasar Kidul Bangli, Jro Sabda Negara, saat dikonfirmasi enggan menanggapi keluhan pedagang. Terpisah, anggota DPRD Bangli, I Wayan Subagan, meminta instansi terkait segera mengambil langkah penanggulangan. “Jika bocor dibiarkan maka bangunan cepat hancur. Kondisi tersebut menimbulkan kesan kumuh,” ungkapnya.
Terkait bangunan stimulus yang bocor, Wayan Subagan, mengatakan jika bangunan tersebut telah diserahterimakan, maka masih ada masa pemeliharaannya dan menjadi tanggung jawab rekanan. “Ini menunjukkan lemahnya pengawasan. Baru beberapa bulan dikerjakan tapi sudah bocor di sana sini,” sesalnya. Wayan Subagan pertanyakan kinerja pelaksana maupun konsultan pengawas.*esa
Salah seorang pedagang pakaian, ibu Sulung, mengaku lapaknya tergenang air hujan akibat pipa pembuangan di kiosnya bocor. “Buka kios biasanya merapikan dagangan, sekarang menguras air,” ungkapnya, Senin (25/3). Saat hujan dipastikan di beberapa titik terjadi kebocoran yang menyebabkan air tergenang di lantai. Imbasnya, lantai licin dan pedagang maupun pembeli rawan terpeleset.
Kebocoran juga tampak pada bangunan stimulus yang baru selesai direnovasi pada 2018. “Plafon sudah berubah warna akibat seringnya kena air hujan. Beberapa lis lepas. Sepertinya atap tidak dipasang dengan baik,” ungkap pedagang lainnya. Pengelola Pasar Kidul Bangli, Jro Sabda Negara, saat dikonfirmasi enggan menanggapi keluhan pedagang. Terpisah, anggota DPRD Bangli, I Wayan Subagan, meminta instansi terkait segera mengambil langkah penanggulangan. “Jika bocor dibiarkan maka bangunan cepat hancur. Kondisi tersebut menimbulkan kesan kumuh,” ungkapnya.
Terkait bangunan stimulus yang bocor, Wayan Subagan, mengatakan jika bangunan tersebut telah diserahterimakan, maka masih ada masa pemeliharaannya dan menjadi tanggung jawab rekanan. “Ini menunjukkan lemahnya pengawasan. Baru beberapa bulan dikerjakan tapi sudah bocor di sana sini,” sesalnya. Wayan Subagan pertanyakan kinerja pelaksana maupun konsultan pengawas.*esa
1
Komentar