Diskop Dapat Kucuran Dana Pembinaan Koperasi Rp 500 Juta
Dinas Koperasi Kabupaten Tabanan mendapat kucuran dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 500 juta, untuk membina dan melatih SDM koperasi.
TABANAN, NusaBali
Saat ini Tabanan memiliki total 570 koperasi, sebanyak 441 masih dalam kondisi aktif dan 129 dalam kondisi tidak aktif.
Kepala Dinas Koperasi Tabanan I Made Yasa, mengatakan dana DAK tersebut diperuntukkan melatih dan membina sumber daya manusia (SDM) koperasi agar bisa terbentuk koperasi yang berkualitas dan tidak sakit. “Koperasi kalau sudah tidak aktif sudah tidak jadi kebanggaan. Yang tidak aktif kami cek ke lapangan, memang SDM-nya yang bermasalah,” ujarnya, Selasa (26/3).
Dikatakan, untuk meningkatkan kualitas, dari keluarga koperasi sendiri yang harus bekerja dengan baik. Dan pemerintah pun pasti akan mendukung. Karena selain SDM dilatih ada juga petugas penyuluh koperasi lapangan (PPKL) yang rutin melakukan pembinaan. “Ada tiga PPKL yang dimiliki Tabanan dan digaji oleh pusat. Tetapi jumlahnya terbatas. Sementara kita memiliki koperasi ratusan dan menyebar di seluruh Kabupaten Tabanan,” tutur Yasa.
Selain itu Dinas Koperasi pun telah menyiapkan Klinik Sehat yang dibuka sejak Juli 2017 lalu. Dalam klinik ini, para pengurus bisa melakukan konsultasi mengenai cara membuat pembukuan yang baik atau konseling mengenai permasalahan yang dialami koperasi.
Rata-rata kunjungan ke Klinik Sehat ini mencapai lima koperasi dalam sepekan, dan sebagian besar yang dikonsulkan adalah masalah pembuatan laporan pembukuaan.
Yasa menambahkan pembinaan terhadap koperasi sebenarnya rutin digelar. “Sebenarnya koperasi mereka sehat, tetapi karena pengurusnya tidak bisa membuat laporan pembukuan akhirnya tidak gelar RAT, dan menjadi kesan koperasi ini bermasalah,” tegas Yasa. des
Kepala Dinas Koperasi Tabanan I Made Yasa, mengatakan dana DAK tersebut diperuntukkan melatih dan membina sumber daya manusia (SDM) koperasi agar bisa terbentuk koperasi yang berkualitas dan tidak sakit. “Koperasi kalau sudah tidak aktif sudah tidak jadi kebanggaan. Yang tidak aktif kami cek ke lapangan, memang SDM-nya yang bermasalah,” ujarnya, Selasa (26/3).
Dikatakan, untuk meningkatkan kualitas, dari keluarga koperasi sendiri yang harus bekerja dengan baik. Dan pemerintah pun pasti akan mendukung. Karena selain SDM dilatih ada juga petugas penyuluh koperasi lapangan (PPKL) yang rutin melakukan pembinaan. “Ada tiga PPKL yang dimiliki Tabanan dan digaji oleh pusat. Tetapi jumlahnya terbatas. Sementara kita memiliki koperasi ratusan dan menyebar di seluruh Kabupaten Tabanan,” tutur Yasa.
Selain itu Dinas Koperasi pun telah menyiapkan Klinik Sehat yang dibuka sejak Juli 2017 lalu. Dalam klinik ini, para pengurus bisa melakukan konsultasi mengenai cara membuat pembukuan yang baik atau konseling mengenai permasalahan yang dialami koperasi.
Rata-rata kunjungan ke Klinik Sehat ini mencapai lima koperasi dalam sepekan, dan sebagian besar yang dikonsulkan adalah masalah pembuatan laporan pembukuaan.
Yasa menambahkan pembinaan terhadap koperasi sebenarnya rutin digelar. “Sebenarnya koperasi mereka sehat, tetapi karena pengurusnya tidak bisa membuat laporan pembukuan akhirnya tidak gelar RAT, dan menjadi kesan koperasi ini bermasalah,” tegas Yasa. des
1
Komentar