e-Parkir Pasar Badung Diujicoba
Pengadaan sebanyak 8 mesin in dan out seluruhnya dari anggaran PD Pasar sebesar Rp 298 juta
DENPASAR, NusaBali
PD Pasar Kota Denpasar melakukan ujicoba pertama kalinya penggunaan parkir elektronik (e-Parkir) pada pasar di Denpasar, Rabu (27/3). Pasar yang pertama kali menggunakan e-Parkir yakni Pasar Badung yang baru diresmikan Presiden RI Joko Widodo, Jumat (22/3) lalu. PD Pasar menggunakan 8 mesin in, out yang pengadaannya menggunakan anggaran PD Pasar.
Dirut PD Pasar Kota Denpasar, IB Kompyang Wiranata saat dikonfirmasi, kemarin, mengatakan, ujicoba pertama ini menjadi awal PD Pasar melakukan proses penerapan perparkiran menggunakan mesin elektronik. Hal itu dilakukan untuk menekan kebocoran pendapatan PD Pasar dibidang perparkiran. Sebab, parkir khusus PD Pasar dikelola sendiri tanpa bekerjasama dengan pihak lain.
“Kerjasama perparkiran tetap dengan PD Parkir. Namun, bukan pada pengelolaannya melainkan pada pengawasannya. Kita kelola sendiri dengan pengadaan mesin sendiri. Kerjasama ke PD Parkir tetap kita lakukan, namun lebih pada proses pengawasannya. Jadi, mesin dan petugas dari kita sendiri, tidak ada dari pihak lain yang kita ajak kerjasama dalam sistem pengelolaan," jelasnya.
Kata Gus Kowi sapaannya, pengadaan sebanyak 8 mesin in dan out seluruhnya dari anggaran PD Pasar sebesar Rp 298 juta. Namun, untuk komputer sebagai pengelola server merupakan sumbangan CSR. Untuk ujicoba saat ini, kata dia, sebagai bahan evaluasi kedepannya sebelum diterapkan. Apa yang menjadi permasalahan saat ujicoba akan menjadi dasar membenahi sistem selanjutnya.
Dikatakannya, ujicoba pertama ini, sempat mengalami kendala pada server yang macet. Pengendara yang akan masuk biasanya mencet tombol tiket. Namun, tiket tidak bisa keluar sehingga menyebabkan antrean. Beruntungnya kata dia, antrean tidak sampai ke jalan raya. "Iya sempat error, itu kendala pertama yang akan kami benahi. Selanjutnya akan jadi patokan kami jika ada permasalahan yang sama," katanya.
Mantan Ketua Komisi II DPRD Kota Denpasar ini juga mengatakan, sistem pembayaran parkir masih menggunakan sistem manual, yakni pembayaran dilakukan secara tunai kendati mesin tiket dengan sistem kartu. Saat ini kata dia, untuk penggunaan kartu belum bisa diproses karena belum ada sistem kerjasama dengan perusahaan penyedia kartu.
Sistem tersebut nantinya direncanakan akan digunakan oleh pengunjung pasar dengan penghasilan menengah keatas. Untuk masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah tetap akan menggunakan sistem manual dengan membayar langsung. "Belum ada kami lakukan kerjasama dengan perusahaan, untuk penggunaan kartu nanti sambil jalan. Karena ujicoba kami kan akan dilakukan sampai Rabu depan," jelasnya.
Untuk tarif, PD Pasar menerapkan standar perparkiran yakni sepeda motor Rp 1.000, sedangkan mobil Rp 2.000. "Dengan standar itu dan dilakukan menerus tanpa menaikkan tarif, kami menargetkan setiap bulan minimal penghasilan masuk dari perparkiran sebesar Rp 200 juta. Itu minimal, semoga bisa lebih tinggi lagi kunjungannya dengan konsep pasar yang sudah modern saat ini," tandasnya. *mis
Dirut PD Pasar Kota Denpasar, IB Kompyang Wiranata saat dikonfirmasi, kemarin, mengatakan, ujicoba pertama ini menjadi awal PD Pasar melakukan proses penerapan perparkiran menggunakan mesin elektronik. Hal itu dilakukan untuk menekan kebocoran pendapatan PD Pasar dibidang perparkiran. Sebab, parkir khusus PD Pasar dikelola sendiri tanpa bekerjasama dengan pihak lain.
“Kerjasama perparkiran tetap dengan PD Parkir. Namun, bukan pada pengelolaannya melainkan pada pengawasannya. Kita kelola sendiri dengan pengadaan mesin sendiri. Kerjasama ke PD Parkir tetap kita lakukan, namun lebih pada proses pengawasannya. Jadi, mesin dan petugas dari kita sendiri, tidak ada dari pihak lain yang kita ajak kerjasama dalam sistem pengelolaan," jelasnya.
Kata Gus Kowi sapaannya, pengadaan sebanyak 8 mesin in dan out seluruhnya dari anggaran PD Pasar sebesar Rp 298 juta. Namun, untuk komputer sebagai pengelola server merupakan sumbangan CSR. Untuk ujicoba saat ini, kata dia, sebagai bahan evaluasi kedepannya sebelum diterapkan. Apa yang menjadi permasalahan saat ujicoba akan menjadi dasar membenahi sistem selanjutnya.
Dikatakannya, ujicoba pertama ini, sempat mengalami kendala pada server yang macet. Pengendara yang akan masuk biasanya mencet tombol tiket. Namun, tiket tidak bisa keluar sehingga menyebabkan antrean. Beruntungnya kata dia, antrean tidak sampai ke jalan raya. "Iya sempat error, itu kendala pertama yang akan kami benahi. Selanjutnya akan jadi patokan kami jika ada permasalahan yang sama," katanya.
Mantan Ketua Komisi II DPRD Kota Denpasar ini juga mengatakan, sistem pembayaran parkir masih menggunakan sistem manual, yakni pembayaran dilakukan secara tunai kendati mesin tiket dengan sistem kartu. Saat ini kata dia, untuk penggunaan kartu belum bisa diproses karena belum ada sistem kerjasama dengan perusahaan penyedia kartu.
Sistem tersebut nantinya direncanakan akan digunakan oleh pengunjung pasar dengan penghasilan menengah keatas. Untuk masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah tetap akan menggunakan sistem manual dengan membayar langsung. "Belum ada kami lakukan kerjasama dengan perusahaan, untuk penggunaan kartu nanti sambil jalan. Karena ujicoba kami kan akan dilakukan sampai Rabu depan," jelasnya.
Untuk tarif, PD Pasar menerapkan standar perparkiran yakni sepeda motor Rp 1.000, sedangkan mobil Rp 2.000. "Dengan standar itu dan dilakukan menerus tanpa menaikkan tarif, kami menargetkan setiap bulan minimal penghasilan masuk dari perparkiran sebesar Rp 200 juta. Itu minimal, semoga bisa lebih tinggi lagi kunjungannya dengan konsep pasar yang sudah modern saat ini," tandasnya. *mis
1
Komentar