nusabali

Puluhan Warga Pule Kena DB

  • www.nusabali.com-puluhan-warga-pule-kena-db

Dalam tempo tiga bulan, 30 warga Lingkungan/Banjar Pule sakit DB. Ditengarai, limbah cair dari Pasar Kidul selain menebarkan bau tak sedap, juga jadi sarang nyamuk.

BANGLI, NusaBali
Limbah, khususnya limbah cair dari Pasar Kidul Bangli, yang tidak tertangani dengan baik, dituding ikut memberi andil merebaknya serangan demam berdarah (DB) di lingkungan Banjar Pule, Kelurahan Cempaga, Kecamatan/Kabupaten Bangli dan sekitarnya. Terkait itu, instansi terkait Pemkab Bangli diminta melakukan penanganan limbah secepatnya.

Kepala Lingkungan/Banjar Pande I Nyoman Maret Adnyana, menyampaikan hal itu, Senin (23/5). Dikatakannya, tidak kurang dari 30 warganya yang terserang DB dalam tempo tiga bulan terakhir. Lepas dari faktor lain sebagai pemicu, Maret Adnyana yakin kondisi lingkungan kumuh di sekitar, yang salah satunya karena luberan limbah cair Pasar Kidul yang diyakini memperparah ‘serangan’ DB.

“Coba lihat, limbah cair seperti bekas cucian ikan dan lainnya dibuang sembarangan,” tutur Maret Adnyana, tentang kondisi penanganan limbah di Pasar Kidul Bangli.

Maret Adnyana mengungkapkan, warga Lingkungan/Banjar Pule sudah dua kali melayangkan protes melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Bangli. Isi protesnya, warga keberatan dengan pembuangan limbah secara sembarangan. Kemudian berharap, agar penanganan limbah dilakukan dengan baik jangan sampai mengganggu maupun mencemari lingkungan. “Tetapi sepertinya tidak direspons,” ujar Maret Adnyana.  

Menurut dia, penanganan tersebut misalnya bisa dengan membuat bak limbah atau septic tank. “Apa susahnya membuat septic tank,” tandasnya. Keluhan tersebut tidak bermaksud melarang orang berjualan mencari ‘penghidupan’. Namun semestinya limbah ditangani dengan baik.

Dengan alasan kondisi yang kumuh akibat luberan limbah cair yang bau, Maret Adnyana, menyatakan masuk akal dan pantas Lingkungan Pule mendapatkan ‘bendera hitam’ dalam lomba adipura tingkat desa/kelurahan. “Karena memang lingkungan di sini jorok,” tandas Maret Adnyana.

Kadisperindag Kabupaten Bangli I Nengah Sudibya tak berhasil diminta konfirmasi soal tersebut. Ponselnya menunjukkan sinyal aktif saat dihubungi, namun tidak diangkat. Sementara di tempat terpisah, Kepala Satpol PP Pemkab Bangli I Dewa Agung Putra Suryadarma menyatakan belum mengetahui adanya keluhan warga tersebut. Meski demikian keluhan soal limbah cair, terutama limbah ikan memang sempat mencuat sebelumnya, ketika para pedagang ikan mujair jualan di dekat pintu masuk Pasar Kidul di bagian utara. Karena itulah, lanjut Agung Suryadarma, lokasi jualan ikan mujair dialihkan ke sebelah timur pasar, di lokasi yang sekarang. “Kalau memang ada keluhan tersebut, tentu nanti perlu dikoordinasikan dengan pihak terkait,” ujar Agung Suryadarma. Harapannya sama-sama jalan, pedagang ikan tetap bisa jualan untuk penghidupan sehari-hari. Sedang warga sekitarnya, juga jangan sampai terusik karena bau limbah yang menyengat. “Nanti akan dikoordinasikan lebih lanjut,” kata Agung Suryadarma. 7 k17

Komentar