Manifestasi Teknologi Untuk Perubahan Budaya Maju
Kegembiraan peradaban budaya baru meluap di Jakarta, melihat perubahan dalam pembaharuan teknologi transport massa. Penerapan teknologi sebagai salah satu solusi pemecah kepadatan jalan di negara ketiga menjadi visi indonesia kedepan.
Pernulis : I Gusti Agung Gede Artanegara
Pemerhati Teknologi dan Budaya Kemendikbud RI
Budaya populer di negara maju menjadi cerminan upaya negara berkembang untuk tetap berada dalam jalur menuju kemajuan. 24 Maret 2019 Moda transportasi massal terpadu dengan tenaga listrik bernama Mass Rapid Transport disingkat MRT mulai diresmikan beroperasi di ibukota Jakarta, sejarah ini menjadi lompatan pensejajaran kemampuan Indonesia dalam menghadapi laju teknologi.
Mari tengok apa yang diceritakan pramoedya dalam Bumi Manusia “Berita-berita dari Eropa dan Amerika banyak penemuan-penemuan terbaru. Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan dewa nenek moyangku dalam cerita wayang. Kereta api - kereta tanpa kuda, tanpa kerbau. Belasan tahun telah disaksikan sebangsaku dan masih juga ada keheranan dalam hati mereka sampai sekarang!”. Awal abad ke-19 di indonesia menjadi latar cerita sejarah Bumi Manusia yang menggambarkan perbedaan kelas masyarakat dunia tercipta karena teknologi. Indonesia berupaya mengejar ketertinggalan tersebut, kalau tidak akan menjadi negara yang teralienasi.
MRT itu teknologi yang kecepatannya mau menyamai hyang bayu, upaya negara berkembang untuk berusaha maju tentu salah satunya butuh kecepatan yang nantinya bermuara pada ketepatan waktu. MRT menjadi jembatan pemerintah untuk merubah budaya manusia indonesia, dimana waktu sering dianggap bisa diatur dan disepelekan oleh manusia indonesia akan digiring untuk menghargai waktu bahkan setiap detiknya, merubah budaya antri dan disiplin waktu menjadi keharusan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi pasca beroperasinya MRT. Semangatnya warga ibukota menaiki MRT diharapkan terus berlanjut, jangan jadikan antrian pengguna MRT sekarang ini laksana mengantri permainan roller coaster.
Imajinasi tentang kehidupan yang lebih baik merupakan manifestasi teknologi. Setiap manusia pasti memiliki harapan dan tanpa harapan maka manusia itu mati dalam hidup. Harapan-harapan manusia indonesia pastinya harapan positif yang ingin pemerintah wujudkan sesuai pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea keempat “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…”. Untuk mencapai harapan tersebut salah satunya melalui pemanfaatan teknologi.
Sihir dari Teknologi Moda Transportasi Massal Terpadu bagi warga ibukota seperti masuk ke gerbang waktu menuju dunia baru yang dimana digitalisasi dan kepintaran perangkat lunak menjadi kebutuhan yang hampir sama dengan kebutuhan perut. Tata kota mestinya mulai bermigrasi berbasis teknologi, Kota pintar masih menjadi mimpi dan pekerjaan rumah pemerintah. Tapi mimpi tentang kota pintar tidak terlepas dari budaya-budaya negatif yang harus dibuang dan diganti dengan budaya yang mengarah ke dalam pembangunan kota pintar.
Teknologi terus berevolusi sehidup semati dengan manusia, berkembang dan tumbuh untuk menempati ruang kebutuhan manusia setiap zaman. Masyarakat indonesia mesti bangga dan senang pasca reformasi yang memasuki umur 20 tahun mengalami loncatan teknologi sangat cepat dan saat ini masih terus meningkat. Pada masa orde baru televisi merupakan barang mahal yang kena pajak setiap bulannya dan imbasnya televisi hanya menjadi milik kaum borjuis semata. Lihat sekarang, televisi bisa dinikmati dengan mudah walaupun beberapa masyarakat perkotaan sudah mulai melupakannya karena Nterekstasi dengan teknologi gawai pintar.
Saat tulisan ini ditulis, saya sedang berada di kota Atambua, kota yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.
Menyaksikan Presiden Jokowi resmikan MRT yang mana dapat membawa kurang lebih 1.950 orang sekali angkut.
Lalu bagaimana tanggapan anak-anak muda disini tentang teknologi pintar guna mendukung pemerintah menjadikan kota lebih baik dan humanis? Bangga indonesia memiliki teknologi canggih, Tapi kami disini ingin jadi pegawai negeri sipil dibandingkan pemenuhan teknologi di kota.
Harapan anak muda disini masih berpijak akan kenyamanan dan ketentraman menjadi Aparatur Sipil Negara karena status sosial, walaupun begitu gawai pintar hampir semua anak-anak muda di kota ini memilikinya.
Teknologi terus menjadi canggih untuk dunia modern, dunia modern yang abstrak. Dunia modern yang selalu ada di awang-awang impian. Sadar ataupun tidak, teknologi menjadi bagian dalam keseharian manusia tapi teknologi juga menjadi alat baru kriminalitas.*
*. Tulisan dalam kategori OPINI adalah tulisan warga Net. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
1
Komentar