Warga Pemuteran Dilaporkan Hilang Saat Memancing
Puluhan warga di wilayah Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng didampingi delapan personel Kantor Pos Pencarian dan Penyelamatan Buleleng, terlihat ramai di sekitar Pos Taman Nasional Bali Barat (TNBB) Pos Segara Rupek.
SINGARAJA, NusaBali
Mereka sedang melakukan pencarian atas laporan hilangnnya Putu Sukerta, 50, warga Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak yang terakhir memancing di sekitar perairan TNBB depan pos Segara Rupek.
Kejadian hilangnya Sukerta pertama kali dilaporkan oleh istrinya Wayan Telaga, 45, yang Rabu (27/3) malam lalu menelepon keluarganya di Pemuteran. Korban Sukerta bersama istri dan anak semata wayangnya, Kadek Juliantara, 16, selama ini tinggal di pondok, di wilayah Prapat Agung, Desa Sumberkelampok sebagai petani.
Korban disebut keponakannya Ketut Merta, 35, yang ditemui di lokasi pencarian disebut pamit kepada istrinya pada Kamis (27/3) pagi, untuk memancing. Korban dan warga sekitar TNBB memang seringkali memancing di perairan depan pos Segara Rupek. Namun kebetulan saat dinyatakan menghilang dan tak kunjung kembali ia sedang memancing seorang diri.
“Paman saya ini memang sering mancing di sini, kalau lagi tak ada kerjaan bertani menanam kacang-kacangan, kemarin pamit sekitar jam 9 pagi, biasanya sore jam 3 atau jam 4 itu sudah balik, tumben sampai malam belum datang, sehingga bibik menghubungi semua keluarga di Pemuteran,” kata Merta.
Malam itu juga, keluarga dibantu tetangganya di pondok melakukan penyisiran di sekitar pos TNBB. Tak jauh dari pos, dalam pencarian Kamis malam hingga Jumat Subuh, keluarga korban menemukan sepeda motor milik korban, Honda Supra Fit DK 7918 VJ, terparkir di pantai. Jala dalam karung milik korban juga ditemukan tergantung di sebuah pohon. “Kami sempat cari dari jam delapan malam kemarin hingga jam tiga subuh tadi, tetapi hasilnya masih nihil. Akhirnya pagi diputuskan lapor ke polisi dan hari ini dibantu Polair dan SAR juga,” ucap Merta.
Aktifitas korban Sukerta yang memancing di kawasan TNBB pun dilihat oleh Wayan Widiasa seornag Polisi Hutan TNBB yang berjaga di pos Segara Rupek. “Catatan petugas di depan masuk portal dam sembilan, terus setengah sepuluh saya sampai di Pos sudah lihat motor terparkir di depan. Korban ini memang sering memancing disini minimal seminggu itu pasti datang, dan petang keluarganya sudah mencari ke sini,” jelas dia.
Sementara itu pencarian korban Sukerta dilakukan di darat dengan menyisir hutan TNBB dan juga di tengah laut dibantu Satuan Polairud Polres Buleleng dan tim Kantor Pos Pencarian dan Penyelamatan Buleleng dengan kapal boat dan rubber boat. Hanya saja pencarian yang dilakukan dua tahap dari pukul 12.00 sampai pukul 18.30 WITA masih nihil.
Kepala Kantor Pos Pencarian dan Penyelamatan Buleleng, Dewa Putu Hendri Gunawan ditemui di lokasi pencarian mengatakan sejauh ini pencarian yang dilakukan di tengah laut menyisir hampir 25 kilometer dari perairan Labuan Lalang, Desa Sumberkima, hingga Prapat Agung, Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak.
Ia pun mengatakan arus laut di seputaran TNBB memang cukup kencang, belum lagi banyak pusaran air dari palung laut di sekitar lokasi memancing korban. meski demikian pihaknya pun belum berani memastikan penyebab hilangnya korban apakah karena tenggelam atau terseret arus.
“Hari ini dua kali penyisiran masih nihil, arusnya memang cukup kuat diseputaran sini, sehingga penyapuannya agak ke pinggir tadi, tadi warga juga bantu di darat pinggir-pinggir hutan, pencarian kami akan lanjutkan besok (hari ini),” ungkap Dewa Hendri. *k23
Mereka sedang melakukan pencarian atas laporan hilangnnya Putu Sukerta, 50, warga Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak yang terakhir memancing di sekitar perairan TNBB depan pos Segara Rupek.
Kejadian hilangnya Sukerta pertama kali dilaporkan oleh istrinya Wayan Telaga, 45, yang Rabu (27/3) malam lalu menelepon keluarganya di Pemuteran. Korban Sukerta bersama istri dan anak semata wayangnya, Kadek Juliantara, 16, selama ini tinggal di pondok, di wilayah Prapat Agung, Desa Sumberkelampok sebagai petani.
Korban disebut keponakannya Ketut Merta, 35, yang ditemui di lokasi pencarian disebut pamit kepada istrinya pada Kamis (27/3) pagi, untuk memancing. Korban dan warga sekitar TNBB memang seringkali memancing di perairan depan pos Segara Rupek. Namun kebetulan saat dinyatakan menghilang dan tak kunjung kembali ia sedang memancing seorang diri.
“Paman saya ini memang sering mancing di sini, kalau lagi tak ada kerjaan bertani menanam kacang-kacangan, kemarin pamit sekitar jam 9 pagi, biasanya sore jam 3 atau jam 4 itu sudah balik, tumben sampai malam belum datang, sehingga bibik menghubungi semua keluarga di Pemuteran,” kata Merta.
Malam itu juga, keluarga dibantu tetangganya di pondok melakukan penyisiran di sekitar pos TNBB. Tak jauh dari pos, dalam pencarian Kamis malam hingga Jumat Subuh, keluarga korban menemukan sepeda motor milik korban, Honda Supra Fit DK 7918 VJ, terparkir di pantai. Jala dalam karung milik korban juga ditemukan tergantung di sebuah pohon. “Kami sempat cari dari jam delapan malam kemarin hingga jam tiga subuh tadi, tetapi hasilnya masih nihil. Akhirnya pagi diputuskan lapor ke polisi dan hari ini dibantu Polair dan SAR juga,” ucap Merta.
Aktifitas korban Sukerta yang memancing di kawasan TNBB pun dilihat oleh Wayan Widiasa seornag Polisi Hutan TNBB yang berjaga di pos Segara Rupek. “Catatan petugas di depan masuk portal dam sembilan, terus setengah sepuluh saya sampai di Pos sudah lihat motor terparkir di depan. Korban ini memang sering memancing disini minimal seminggu itu pasti datang, dan petang keluarganya sudah mencari ke sini,” jelas dia.
Sementara itu pencarian korban Sukerta dilakukan di darat dengan menyisir hutan TNBB dan juga di tengah laut dibantu Satuan Polairud Polres Buleleng dan tim Kantor Pos Pencarian dan Penyelamatan Buleleng dengan kapal boat dan rubber boat. Hanya saja pencarian yang dilakukan dua tahap dari pukul 12.00 sampai pukul 18.30 WITA masih nihil.
Kepala Kantor Pos Pencarian dan Penyelamatan Buleleng, Dewa Putu Hendri Gunawan ditemui di lokasi pencarian mengatakan sejauh ini pencarian yang dilakukan di tengah laut menyisir hampir 25 kilometer dari perairan Labuan Lalang, Desa Sumberkima, hingga Prapat Agung, Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak.
Ia pun mengatakan arus laut di seputaran TNBB memang cukup kencang, belum lagi banyak pusaran air dari palung laut di sekitar lokasi memancing korban. meski demikian pihaknya pun belum berani memastikan penyebab hilangnya korban apakah karena tenggelam atau terseret arus.
“Hari ini dua kali penyisiran masih nihil, arusnya memang cukup kuat diseputaran sini, sehingga penyapuannya agak ke pinggir tadi, tadi warga juga bantu di darat pinggir-pinggir hutan, pencarian kami akan lanjutkan besok (hari ini),” ungkap Dewa Hendri. *k23
1
Komentar