Gunung Agung Erupsi, 25 Warga Sempat Ngungsi
Sebanyak 25 warga Banjar Pucang, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem sempat mengungsi semalamam di Kantor Desa Ban, Kamis (28/3).
AMLAPURA, NusaBali
Mereka mengungsi sejak Kamis malam pukul 21.48 Wita hingga Jumat (29/3) pagi pukul 06.00 Wita, karena khawatir terjadi erupsi Gunung Agung dalam skala besar.
Dari 25 warga Banjar Pucang yang mengungsi ke Kantor Desa Ban pasca erupsi Gunung Agung, Kamis petang pukul 18.25 Wita, 7 orang di antaranya anak-anak. Mereka adalah I Gede Aditya, 9, I Kadek Wijaya, 3, I Komang Cukup Sugiarta, 12, Ni Komang Nia Itasari, 12, Ni Ketut Sinta, 7, I Gede Mardika, 4, dan Ni Komang Dinavitayanti, 9.
Juga ada satu wanita hamil ikut mengungsi, yaitu Ni Ketut Ngumbeng. Pengungsi berjumlah 25 orang ini semuanya tinggal di Banjar Pucang, yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dalam radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
Menurut keterangan salah satu warga yang ikut mengungsi, I Ketut Mawa, mereka meninggalkan rumah dan berlindung ke Kantor Desa Ban, karena mendengar suara gemuruh secara beruntun, disusul kepulan asap kelabu, kemudian terjadi hujan abu dan pasir yang cukup lebat pasca erupsi Gunung Agung, Kamis petang. Hujan abu, antara lain, terjadi di 4 banjar kawasan Desa Ban, masing-masing Banjar Temakung, Banjar Pucang, Banjar Ban, dan Banjar Bonyoh.
“Kami merasa was-was dan khawatir terjadi erupsi besar disertai lontaran lava pijar dan awan panas. Karenanya, kami sepakat meninggalkan rumah menuju Kantor Desa Ban yang berlokasi di Banjar Ban,” ungkap Ketut Mawa, Jumat kemarin. Mereka menuju tempat pengungsian di Aula Kantor Desa Ban dengan naik sepeda motor, sebagian lagi menumpang mobil Pick Up. Mereka diterima langsung Perbekel Ban, I Wayan Potag.
Setelah semalaman mengungsi di Kantor Desa Ban, mereka akhirnya kembali pulang ke rumahnya masing-masing, Jumat pagi pukul 06.00 Wita. Mereka kembali ke rumahnya, setelah dapat bantuan sarapan di Kantor Desa Ban. "Hanya semalam di Kantor Desa Ban, pagi-pagi telah kembali ke rumahnya masing-masing," jelas Perbekel Wayan Potag saat dikonfirmasi NusaBali.
Menurut Wayan Potag, warganya ini datang mengungsi ke Kantor Desa tanpa ada yang mengantar, pulangnya pun tidak diantar petugas. Sebab, mereka datang dengan membawa fasilitas transportasi masing-masing. "Mereka sempat bermalam, karena merasa waswas, khawatir terjadi erupsi besar. Sebab, Banjar Pucang lokasinya sangat dekat dengan Gunung Agung," katanya.
Gunung Agung sendiri kembali erupsi, Kamis petang pukul 18.25 Wita. Selain disertai hujan abu dan hujan pasir di beberapa lokasi, erupsi kali ini juga menimbulkan suara gemuruh secara beruntun. Suara gemuruh, antara lain, terdengar di KRB III Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang.
Malam itu, Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, langsung berkoordinasi dengan Camat Kubu I Nyoman Suratika, Perbekel Ban Wayan Potag, dan piohak terkait lainnya. Selanjutnya, BPBD Karangasem terjunkan tim untuk membawakan masker bagi warga yang membutuhkannya. "Kami hanya berkoordinasi lewat telepon. Setelah tahu situasinya aman, kami hanya mengirim masker ke lapangan," jelas IB Arimbawa, Jumat kemarin. *k16
Mereka mengungsi sejak Kamis malam pukul 21.48 Wita hingga Jumat (29/3) pagi pukul 06.00 Wita, karena khawatir terjadi erupsi Gunung Agung dalam skala besar.
Dari 25 warga Banjar Pucang yang mengungsi ke Kantor Desa Ban pasca erupsi Gunung Agung, Kamis petang pukul 18.25 Wita, 7 orang di antaranya anak-anak. Mereka adalah I Gede Aditya, 9, I Kadek Wijaya, 3, I Komang Cukup Sugiarta, 12, Ni Komang Nia Itasari, 12, Ni Ketut Sinta, 7, I Gede Mardika, 4, dan Ni Komang Dinavitayanti, 9.
Juga ada satu wanita hamil ikut mengungsi, yaitu Ni Ketut Ngumbeng. Pengungsi berjumlah 25 orang ini semuanya tinggal di Banjar Pucang, yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dalam radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
Menurut keterangan salah satu warga yang ikut mengungsi, I Ketut Mawa, mereka meninggalkan rumah dan berlindung ke Kantor Desa Ban, karena mendengar suara gemuruh secara beruntun, disusul kepulan asap kelabu, kemudian terjadi hujan abu dan pasir yang cukup lebat pasca erupsi Gunung Agung, Kamis petang. Hujan abu, antara lain, terjadi di 4 banjar kawasan Desa Ban, masing-masing Banjar Temakung, Banjar Pucang, Banjar Ban, dan Banjar Bonyoh.
“Kami merasa was-was dan khawatir terjadi erupsi besar disertai lontaran lava pijar dan awan panas. Karenanya, kami sepakat meninggalkan rumah menuju Kantor Desa Ban yang berlokasi di Banjar Ban,” ungkap Ketut Mawa, Jumat kemarin. Mereka menuju tempat pengungsian di Aula Kantor Desa Ban dengan naik sepeda motor, sebagian lagi menumpang mobil Pick Up. Mereka diterima langsung Perbekel Ban, I Wayan Potag.
Setelah semalaman mengungsi di Kantor Desa Ban, mereka akhirnya kembali pulang ke rumahnya masing-masing, Jumat pagi pukul 06.00 Wita. Mereka kembali ke rumahnya, setelah dapat bantuan sarapan di Kantor Desa Ban. "Hanya semalam di Kantor Desa Ban, pagi-pagi telah kembali ke rumahnya masing-masing," jelas Perbekel Wayan Potag saat dikonfirmasi NusaBali.
Menurut Wayan Potag, warganya ini datang mengungsi ke Kantor Desa tanpa ada yang mengantar, pulangnya pun tidak diantar petugas. Sebab, mereka datang dengan membawa fasilitas transportasi masing-masing. "Mereka sempat bermalam, karena merasa waswas, khawatir terjadi erupsi besar. Sebab, Banjar Pucang lokasinya sangat dekat dengan Gunung Agung," katanya.
Gunung Agung sendiri kembali erupsi, Kamis petang pukul 18.25 Wita. Selain disertai hujan abu dan hujan pasir di beberapa lokasi, erupsi kali ini juga menimbulkan suara gemuruh secara beruntun. Suara gemuruh, antara lain, terdengar di KRB III Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang.
Malam itu, Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, langsung berkoordinasi dengan Camat Kubu I Nyoman Suratika, Perbekel Ban Wayan Potag, dan piohak terkait lainnya. Selanjutnya, BPBD Karangasem terjunkan tim untuk membawakan masker bagi warga yang membutuhkannya. "Kami hanya berkoordinasi lewat telepon. Setelah tahu situasinya aman, kami hanya mengirim masker ke lapangan," jelas IB Arimbawa, Jumat kemarin. *k16
Komentar