7 Siswa SMA Bali Mandara Tembus ITB
SMA Negeri Bali Mandara milik Pemprov Bali di Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng kembali mewisuda siswa angkatan III tahun ajaran 2015/2016, Senin (23/5).
SINGARAJA,NusaBali
Dari 80 siswa yang diwisuda, 6 orang di antaranya peserta didik Kelas XI yang tempuh penddidikan dalam 2 tahun. Tercatat 7 siswa SMAN Bali Mandara telah diterima di ITB Bandung tahun ini melalui PMDK.
Acara graduation (wisuda) siswa angkatan III SMAN Bali Mandara, Senin pagi, dihadiri langsung Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, Kadis Pendidikan-Pemuda-Olahraga (Kadisdikpora) Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung Kusuma Wardani. Ada pun siswa Kelas XI yang diwisuda dalam 2 tahun menempuh pendidikkan di SMAN Bali Mandara kemarin masing-masing Ni Wayan Diah Kusumawati, Desak Kadek Ega Dewi Julianingsih, Kadek Ricka Pratama, Iollan Stalsa Simangunsong, Kade Joni Agustina, dan Pande Tri Radha Dewi.
Kepala Sekolah (Kasek) SMAN Bali Mandara, I Nyoman Darta, memaparkan 6 siswa Kelas XI yang mampu tamat dalam tempo 2 tahun, karena mereka mampu memenuhi standar Satuan Kredit Semester (SKS). Dengan standar SKS tersebut, semua siswa memiliki peluang menyelesaikan beban belajar dalam 2-4 tahun, sesuai dengan bakat, minat, dan kecerdasannya.
“Ada lagi satu siswa SMAN Bali Mandara atas nama Ari Widiastuti yang mungkin tamat dalam 4 tahun, karena yang bersangkutan mengikuti pertukaran pelajar di Amerika sejak Agustus 2016 hingga Juli 2017 mendatang. Jadi, yang bersangkutan tidak bisa mengikuti mata pelajaran satu semester,” jelas Kasek Nyoman Darta.
Mantan Kasek SMAN 1 Singaraja ini menegaskan, wisuda siswa angktan III 2015/2016 ini tidak kalah kualitas dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, SMAN Bali Mandara meraih peringkat kedua se-Bali rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) Jurusan IPS. Selain itu, SMAN Bali Mandara juga menempati peringkat kedua se-Bali rata-rata nilai UN) Jurusan IPA. “Ini prestasi membanggakan,” tandas Nyoman Darta yang sempat dua kali beruntun dinobatkan sebagai ‘Kasek SMA Teladan Nasional’ ketika masih memimpin SMAN 1 Singaraja.
Prestasi yang tak kalah menggembirakan, dari 80 siswa lulusan SMAN Bali Mandara angkatan 2015/2016 ini, sebanyak 21 orang di antaranya telah diterima masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur PMDK. Termasuk di antaranya 7 siswa diterima kuliah di ITB Bandung dan 2 siswa diterima kuliah di Fakultas Kedokteran Unud.
Mereka yang diterima di ITB Bandung tahun ini masing-masing Kadek Sri Anika Suci, I Ketut Rai Asmara Dipa, Komang Agus Jony Wirawan, Made Agus Herman Saputra, Nengah Widiadnyana, Komang Ara Attyla Kepakisan, dan I Gede Yoga Radewa. Sedangkan 2 siswa yang diterima di Fakultas Kedokteran Unud tahun ini adalah Ni Putu Diah Kusumawati dan Ni Wayan Sinta Devi Arini.
Sementara itu, Gubernur Mangku Pastika dalam kata sambutannya melarang para orangtua siswa menghambat keinginan putra-putri mereka yang telah lulus dari SMAN Bali Mandara. Masalahnya, pernah terjadi kasus miris seorang siswa SMAN Bali Mandara pilih mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri, hanya gara-gara karena dilarang orangtua melanjutkan studi ke luar negeri.
“Terpaksa saya sampaikan hal ini, ada siswa asal Bangli (dari Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Red), yang sudah dapat beasiswa kuliah di Amerika Serikat begitu tamat, justru tak diizinkan orangtuanya berangkat. Apa yang terjadi? Siswa itu pilih bunuh diri. Ini sangat memprihatinkan, dan saya sangat kecewa dengan sikap orangtua seperti itu. Ini namanya orangtua yang tidak mau berkembang dan maju,” tandas Gubernur Pastika.
Gubernur Pastika mengingatkan masalah ini, karena SMAN Bali Mandara didirikan untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak cerdas dari kalangan kurang mampu secara ekonomi, agar bisa mengubah nasib keluarganya. Anak-anak yang diterima masuk di SMAN Bali Mandara, dididik dan disiapkan untuk menghadapi persaingan dan bisa melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan.
“Nanti jangan ada lagi orangtua seperti itu. Jika masih ada yang seperti itu, kalian (para siswa, Red) pergi saja, ini demi kebaikan Anda. Orangtua itu kebiasaan, bape jak imeme sube tue, cening de be kije-kije buin, nyen gerunguang bapa jak meme jumah? (Karena bapak dan ibumu sudah tua, jadi anaknya tidak usah ke mana-mana, nanti siapa yang memperhatikan bapak dan ibu di rumah)? Jangan dikeloni terus anak-anak itu, biarkan mereka menggapai masa depannya,” tegas Pastika.
Pastika juga berpesan kepada para siswa yang diwisuda kemarin bahwa kelulusan itu bukan akhir dari perjuangan, tapi justru jadi langkah awal untuk mencapai tujuan. “Ini baru awal, perjuangan kalian masih jauh dan panjang. Bawa sikap kalian selama di sini, perlihatkan kalian pasti mampu. Ingat, kalian adalah masa depan keluarga!” pesan Gubernur asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini. 7 k19
Komentar