Dokter Berusia 83 Tahun Raih Sarjana Filsafat
Acara wisuda ke-21 Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar yang digelar di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan, Senin (23/5), menorehkan catatan khusus.
DENPASAR, NusaBali
Ada seorang dokter yang diwisuda sebagai Sarjana Filsafat Agama Hindu di usia 83 tahun. Dia adalah dr I Made Arimbawa, dokter umum yang kesehariannya praktek di Apotik Sada Agung, Jalan Diponogoro Singaraja-Buleleng
Dokter Made Arimbawa termasuk di antara 42 wisudawan dari orang Fakultas Brahma Widya, IHDN Denpasar. Dokter kelahiran Singaraja, 12 Juni 1933, ini berasal dari Jurusan Filsafat Agama Hindu. Sedangkan wisudawan lainnya, berasal dari berbagai fakultas berbeda.
Dari sekian wisudawan IHDN Denpasar tersebut, dr Made Arimbawa yang tertua. Bahkan, sepanjang sejarah IHDN Denpasar, dr Arimbawa tercatat sebagai wisdawan tertua. Sebelumnya, wisudawan tertua berusia 60 tahun. Tak heran jika kakek 13 cucu dari 5 anaknya ini menjadi pusat perhatian dalam acara wisuda sarjana kemarin. Apalagi, dia menempuh pendidikan Filsafat Agama Hindu, padahal latar belakang dan kesehariannya sebagai seorang dokter.
Kenapa getol kuliah di usia renta? Menurut dr Arimbawa, dirinya putuskan kuliah di Jurusan Filsafat Agama Hindu, IHDN Denpasar, Kampus Singaraja, karena dapat pawisik (petunjuk niskala) yang diperolehnya melalui mimpi. "Saya dapat petunjuk untuk memperlajari agama lebih mendalam, agar bisa mengayomi keluarga dan masyarakat. Jadi, tidak ada maksud lain, bukan pula untuk bisnis," tutur dr Arimbawa, yang dalam wisuda kemarin didampingi istri setianya, Luh Mangku Rainiwati, 79.
Selain karena pawisik, menurut dr Arimbawa, dirinya memang punya semangat yang tinggi untuk menambah wawasan, sehingga putuskan kuliah di usianya yang sudah kepala delapan. Bagi dr Arimbawa, pendidikan tidak mengenal batas usia. Dia pun menganut motto Long Life Education. "Saya punya keyakinan besar untuk menambah ilmu dan berharap bisa disumbangsihkan kepada keluarga serta masyarakat," jelas dokter yang tinggal di Jalan Jenderal Sudirman Gang VI Nomor 7X Singaraja ini.
Dia juga berkeyakinan dirinya masih mampu untuk bisa berperan di masyarakat. Karena itu, dia tetap buka praktek sebagai dokter umum di Singaraja, meaki usianya sudah sangat sepuh. "Saya yakin saya masih mampu. Saya merasa fisik masih mampu," jelas dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tahun 1962 ini. Secara fisik, dr Arimbawa memang terlihat sudah sangat sepuh. Namun dari segi pemikiran, penglihatan, dan pendengaran, dr Arimbawa masih tajam.
Terkait dipilihnya jurusan Filsafat Agama Hindu di IHDN Denpasar, menurut dr Arimbawa, karena dirinya ingin mendalami latar belakang ilmu agama. "Beragama itu tidak sebatas berkata dan berbuat, tapi juga berpikir. Di sinilah saya dapat berpikir tentang agama. Mudah-mudahan dengan ini saya bisa melihat dan merasakan perkembangan agama Hindu di Bali maupun Indonesia," katanya.
Dia mengakui, menempuh pendidikan di usai lanjut memang banyak kendala, terutama tenaga. Namun demikian, dr Arimbawa berhasil menyelesaikan skripsinya dengan judul 'Eksistensi Pura Dalem Desa Pakraman Banyuasri, Kecamatan Buleleng', hingga raih gelar sarjana Filsafat Agama Hindu. Proses kuliah di IHDN Denpasar dijalani dr Arimbawa selama 4 tahun, sejak 2012 lalu. Selama itu pula, dia tetap buka praktek dokternya.
“Haya saja, selama kuliah, saya banyak kehilangan pasien karena prakteknya pagi. Sedangkan kuliahnya juga pagi mulai pukul 08.00 Wita, kadang kadang sampai sore," terang dr Arimbawa sembari berpesan kepada generasi muda bahwa untuk bisa sukses itu hanya perlu modal semangat. 7 nv
Komentar