Antrean Mobil Mengular 10 Kilometer
Pamedek ke Pura Besakih Membeludak di Hari Libur
AMLAPURA, NusaBali
Kemacetan panjang kendaraan pamedek Karya Agung Panca Walikrama di Pura Besakih, Desa Pakraman Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem terjadi pada Radite Kliwon Bala, Minggu (31/3). Antrean mobil pamadek mengular sepanjang 10 kilometer dari Objek Wisata Bukit Jambul, Desa Pesaban (Kecamatan Rendang) hingga ke Pura Besakih (arah utara), sejak pagi pukul 05.30 Wita.
Ini merupakan kemacetan terparah selama digelarnya rangkaian Karya Agung Panca Walikrama di Pura Besakih, sejak sebulan lalu. Selama ini, setiap akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu, memang rutin terjadi kepadatan pamedek ke Pura Besakih. Namun, antrean mobil pamedek biasanya mengular maksimal sepanjang 4 kilometer dari Desa Menanga (Kecamatan Rendang) hingga ke Pura Besakih.
Menyusul kemacetan panjang kendaraan pamedek di hari libur, Minggu kemarin, Kasat Lantas Polres Karangasem AKP Ni Luh Putu Annie Parwisti terjun langsung berkoordi-nasi dengan Kapolsek Rendang, Kompol I Nengah Merta. Petugas diarahkan untuk me-ngoptimalkan 20 pos jaga dan mengatur kelancaran arus lalulintas.
Setiap kendaraan wajib masuk dari Desa Menanga ke arah utara menuju Pura Besakih. Untuk kendaraan bus-bus besar, wajib parkir di Terminal Kedundung, Desa Besakih. Sedangkan kendaraan kecil roda empat diarahkan masuk tersebar di 24 kantong parkir yang tersedia, baik parkir disediakan pemerintah maupun milik pribadi.
Sebaliknya, kendaraan bus besar yang meninggalkan Pura Besakih, dibolehkan kembali ke jalur semula menuju Desa Menanga ke arah selatan. Sementara kendaraan roda empat dan roda dua keluar dari Pura Besakih melalui tiga jalur. Pertama, jalur timur lewat Banjar Palak tembus Banjar Batusesa, Desa Menanga. Kedua, jalur barat Banjar Suwukan, Desa Menanga. Ketiga, jalur barat Banjar Kunyit, Desa Besakih.
Meski sudah diatur sedemikian rupa, kemacetan kendaraan pamedek tetap saja terjadi hingga sore pukul 16.00 Wita. "Tetap saja terjadi antrean panjang, karena kantong parkir tidak lagi mampu menampung kendaraan,” ungkap AKP Putu Annie Parwisti saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin.
Antrean cukup panjang dan padat merayap masih terjadi hingga sore pukul 16.00 Wita. Saat itu, antrean bergeser ke depan Pasar Senggol Desa Menanga, Kecamatan Rendang menuju Pura Besakih. Antrean panjang juga terjadi dari jalur Pura Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli. Kemacetan ini terjadi tepatnya di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang menuju arah timur ke Pura Besakih.
Sementara itu, sejumlah penumpang Bus Damri rute Tejakula-Kintamani-Bangli harus menunggu beberapa jam di Terminal Loka Crana Bangli, Minggu kemarin. Masalahnya, terjadi kemacetan arus kendaraan di Jalur Utama Bangli-Kintamani, akibat Membeludaknya pamedek yang tangkil di Pura Ulun Danu Batur.
Data di lapangan, antrean kendaraan pamedek sempat mengular sepanjang 7 kilometer dari depan Museum Geopark Gunung Batur di Panelokan ke arah utara hingga Pura Ulun Danu Batur di Desa Pakraman Batur, Kecamatan Kintamani. Hal ini berdampak terhadap jadwal keberangkatan dan kedatangan Bus Damri di Terminal Loka Crana Bangli.
“Kami sudah menunggu bus salam 1 jam, namun Bus Damri belum juga datang. Menurut keterangan petugas, Bus Damri terjebak kemacetan di Kintamani,” ujar seorang penumpang di Terminal Loka Crana Bangli kepada NusaBali.
Bus Damri dari Tejakula biasanya sudah sampai di Terminal Loka Crana Bangli pukul 08.00 Wita. Namun, Minggu kemarin Busa Damri belum kunjung datang hingga pukul 10.00 Wita. Pengawas Damri di Bangli, Sang Gede Yudiara, mengatakan keterlambatan jadwal keberangkatan dan kedatangan ini terjadi karena macet di Jalur Kintamani-Bangli. “Sekitar pukul 09.00 Wita, sopir Bus Damri dari Tejakula sempat saya hubungi, katanya terjebak macet dan posisinya masih di depan Pasar Kintamani," ungkap Sang Gede Yudarta.
Disebutkan, jika kondisi normal, waktu tempuh dari Tejakula ke Bangli hanya 2 jam. Bus Damri biasanya berangkat dari Tejakula pukul 06.00 Wita dan sampai di Terminal Loka Crana Bangli sekitar pukul 08.00 Wita. “Tapi, karena terjebak macet, hingga pukul 10.00 Wita bus juga belum juga datang,” kata Yudarta. *k16,esa
Ini merupakan kemacetan terparah selama digelarnya rangkaian Karya Agung Panca Walikrama di Pura Besakih, sejak sebulan lalu. Selama ini, setiap akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu, memang rutin terjadi kepadatan pamedek ke Pura Besakih. Namun, antrean mobil pamedek biasanya mengular maksimal sepanjang 4 kilometer dari Desa Menanga (Kecamatan Rendang) hingga ke Pura Besakih.
Menyusul kemacetan panjang kendaraan pamedek di hari libur, Minggu kemarin, Kasat Lantas Polres Karangasem AKP Ni Luh Putu Annie Parwisti terjun langsung berkoordi-nasi dengan Kapolsek Rendang, Kompol I Nengah Merta. Petugas diarahkan untuk me-ngoptimalkan 20 pos jaga dan mengatur kelancaran arus lalulintas.
Setiap kendaraan wajib masuk dari Desa Menanga ke arah utara menuju Pura Besakih. Untuk kendaraan bus-bus besar, wajib parkir di Terminal Kedundung, Desa Besakih. Sedangkan kendaraan kecil roda empat diarahkan masuk tersebar di 24 kantong parkir yang tersedia, baik parkir disediakan pemerintah maupun milik pribadi.
Sebaliknya, kendaraan bus besar yang meninggalkan Pura Besakih, dibolehkan kembali ke jalur semula menuju Desa Menanga ke arah selatan. Sementara kendaraan roda empat dan roda dua keluar dari Pura Besakih melalui tiga jalur. Pertama, jalur timur lewat Banjar Palak tembus Banjar Batusesa, Desa Menanga. Kedua, jalur barat Banjar Suwukan, Desa Menanga. Ketiga, jalur barat Banjar Kunyit, Desa Besakih.
Meski sudah diatur sedemikian rupa, kemacetan kendaraan pamedek tetap saja terjadi hingga sore pukul 16.00 Wita. "Tetap saja terjadi antrean panjang, karena kantong parkir tidak lagi mampu menampung kendaraan,” ungkap AKP Putu Annie Parwisti saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin.
Antrean cukup panjang dan padat merayap masih terjadi hingga sore pukul 16.00 Wita. Saat itu, antrean bergeser ke depan Pasar Senggol Desa Menanga, Kecamatan Rendang menuju Pura Besakih. Antrean panjang juga terjadi dari jalur Pura Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli. Kemacetan ini terjadi tepatnya di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang menuju arah timur ke Pura Besakih.
Sementara itu, sejumlah penumpang Bus Damri rute Tejakula-Kintamani-Bangli harus menunggu beberapa jam di Terminal Loka Crana Bangli, Minggu kemarin. Masalahnya, terjadi kemacetan arus kendaraan di Jalur Utama Bangli-Kintamani, akibat Membeludaknya pamedek yang tangkil di Pura Ulun Danu Batur.
Data di lapangan, antrean kendaraan pamedek sempat mengular sepanjang 7 kilometer dari depan Museum Geopark Gunung Batur di Panelokan ke arah utara hingga Pura Ulun Danu Batur di Desa Pakraman Batur, Kecamatan Kintamani. Hal ini berdampak terhadap jadwal keberangkatan dan kedatangan Bus Damri di Terminal Loka Crana Bangli.
“Kami sudah menunggu bus salam 1 jam, namun Bus Damri belum juga datang. Menurut keterangan petugas, Bus Damri terjebak kemacetan di Kintamani,” ujar seorang penumpang di Terminal Loka Crana Bangli kepada NusaBali.
Bus Damri dari Tejakula biasanya sudah sampai di Terminal Loka Crana Bangli pukul 08.00 Wita. Namun, Minggu kemarin Busa Damri belum kunjung datang hingga pukul 10.00 Wita. Pengawas Damri di Bangli, Sang Gede Yudiara, mengatakan keterlambatan jadwal keberangkatan dan kedatangan ini terjadi karena macet di Jalur Kintamani-Bangli. “Sekitar pukul 09.00 Wita, sopir Bus Damri dari Tejakula sempat saya hubungi, katanya terjebak macet dan posisinya masih di depan Pasar Kintamani," ungkap Sang Gede Yudarta.
Disebutkan, jika kondisi normal, waktu tempuh dari Tejakula ke Bangli hanya 2 jam. Bus Damri biasanya berangkat dari Tejakula pukul 06.00 Wita dan sampai di Terminal Loka Crana Bangli sekitar pukul 08.00 Wita. “Tapi, karena terjebak macet, hingga pukul 10.00 Wita bus juga belum juga datang,” kata Yudarta. *k16,esa
Komentar