SMPN 2 Banjarangkan Terbentur Dana
“Kami menggelar reuni untuk anak-anak alumni disini. Mudah-mudahan terketuk hatinya untuk membantu sekolah yang menamatkan mereka dulu,”
Wakili Bali di Ajang LSS Tingkat Nasional
SEMARAPURA, NusaBali
SMP Negeri 2 Banjarangkan didapuk untuk mewakili Bali dalam Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional 2019. Berbagai persiapan baik fisik maupun non-fisik telah gencar dilakukan sejak Januari 2019 oleh sekolah yang berada di Dusun Pau, Desa Tihingan, Banjarangkan, Klungkung ini. Namun, berlaga di ajang bergengsi tingkat Nasional tidak berbanding lurus dengan ketersediaan dana yang dimiliki sekolah tersebut saat ini.
Ditemui NusaBali, Drs I Made Wiyarsa, 51, selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum sekaligus Wakil Ketua Panitia dalam Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional mengungkapkan rasa bangganya karena sekolahnya bisa mewakili Bali di tingkat Nasional. “Terus terang kami bangga sekali bisa mewakili Bali di ajang tingkat Nasional ini. Apalagi, kami yang notabene sekolah pinggiran ini bisa ditunjuk kan luar biasa bangganya,” seru Made Wiyarsa saat ditemui di Ruang Guru, Sabtu (23/3).
Diutusnya SMPN 2 Banjarangkan sebagai perwakilan Bali di ajang tersebut berawal dari dijuarainya Lomba Sekolah Sehat Tingkat Provinsi Bali pada 15 Oktober 2018 lalu. Maka, secara langsung SMPN 2 Banjarangkan maju mewakili Bali di Nasional. Sebelumnya, SMPN 2 Banjarangkan juga sempat meraih juara 2 dalam lomba yang sama di tingkat Provinsi pada tahun 2016 mewakili Kabupaten Klungkung.
Untuk menyongsong hari H yang rencananya digelar Juni atau Juli 2019, berbagai upaya dilakukan sekolah yang berada di bawah kepemimpinan Drs I Nyoman Adnyana SPd, tersebut. Namun, semangat dan usaha warga sekolah agak terkendala karena minimnya dana yang dimiliki oleh pihak sekolah. Dana BOS yang diharapkan pun belum kunjung cair. Untuk sementara, sumber dana didapat dari iuran komite sekolah, bantuan Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, serta upaya sekolah untuk menggalang dana dari para alumni melalui kegiatan reuni. “Dari segi dana memang kami kendala untuk persiapan, terutama pembangunan fisik seperti Saung Literasi dan beberapa kelengkapan di ruang UKS. Makanya, kami menggelar reuni untuk anak-anak alumni di sini. Mudah-mudahan terketuk hatinya untuk membantu sekolah yang menamatkan mereka dulu,” sambung Wakasek Kurikulum yang juga Guru Biologi tersebut.
Sementara itu, Dewa Gde Darmawan SPd MPd, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, membenarkan bahwa memang ada beberapa sarana yang kurang dalam hal persiapan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional di SMPN 2 Banjarangkan tersebut, namun dari pihak Dinas Pendidikan memiliki upaya untuk mengimbau sekolah agar lebih berinovasi. “Kekurangan lain yang belum terpenuhi adalah di sarana penunjang selain WC dan kantin. Kita atasi bahwa sekolah mesti berinovasi karena penilaian pendidikan justru di prilaku SDM. Selanjutnya untuk pemenuhan SDM, kita bekerja sama dengan sekolah lain sebagai tindak lanjut dari kebijakan zonasi,” papar Kadisdik Dewa Darmawan saat dikonfirmasi NusaBali.
Rencananya, lomba yang diinisiasi Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Kesehatan ini akan melakukan penilaian antara Juni atau Juli 2019 mendatang. Sejauh ini, SMPN 2 Banjarangkan pun telah melalui 2 kali tahap pembinaan Provinsi di bulan Februari dan Maret. Ada pun 2 hal yang menjadi pokok penilaian dalam lomba ini yakni, ‘pengeluaran’ dan ‘pemasukan’ dalam bentuk kantin dan toilet. Menurut Made Wiyarsa, kantin harus menjual makanan yang bersih. Selain itu, kebersihan pedagang dan kantin juga diperhitungkan. Sementara, toilet juga harus memiliki SOP tersendiri.
Selain 2 faktor penting penilaian tersebut, ada pula faktor tambahan yakni branding sekolah. UKS SMPN 2 Banjarangkan pun memiliki brand yang disebut ‘UKS Dwibra Mengabdi.’ Di samping itu, ciri khas lain juga ditonjolkan, seperti adanya Hutan Sekolah, Taman Yadnya, Tanaman Obat Sekolah (TOS), Program SMU (Sampah Menghasilkan Uang), pengolahan kompos, serta produk-produk unggulan seperti Tebukaja (The Bunga Kamboja), The Daun Kelor, dan Minuman Jahe, yang telah lulus BPOM Kabupaten Klungkung. Yang lebih menarik, sekolah dengan jumlah siswa sebanyak 348 tersebut memiliki mascot yaitu Bunga Menuh/Melati yang memiliki kepanjangan ‘Manunggal, Eling, Nangun, Urip, Raharja’ yang bermakna membangun kehidupan yang sejahtera.
Sejauh ini, sekolah dengan luas 996 m2 ini telah memiliki sebanyak 10 toilet dan 12 urinoir yang tersebar di beberapa tempat dan ruangan, yang mana beberapa masih dalam proses pembangunan. Masing-masing ruangan pun telah dilengkapi sepasang tong sampah organik dan non-organik. Selain persiapan fisik yang hampir siap 80%, persiapan non-fisik yang telah menginjak 90% juga terus digencarkan, di antaranya, pemaksimalan Trias UKS dan 10 Kelompok Kerja, kesiapan SDM Kader Kesehatan Remaja (KKR), hingga merampungkan lagu Mars, Hymne, Maskot, dan Mars UKS SMPN 2 Banjarangkan ciptaan Ketut Sadiana.
Meski terhalang dana, SMPN 2 Banjarangkan yang diwakili Wakasek Bidang Kurikulumnya mengaku optimis meraih juara dalam ajang yang masing-masing diwakili oleh TK Kumara Bhuana Saraswati Sukawati, SDN 3 Banjar Jawa, SMPN 2 Banjarangkan, dan SMAN 4 Denpasar tersebut. “Kami optimis juara. Harus optimis, jangan pesimis, belum berperang sudah mau kalah kan ndak etis. Kami optimis, tapi tetap kami berusaha semampu kami, apalagi kami mewakili Bali. Nama baik Bali kami pertaruhkan di pusat,” tandas Wakasek yang telah menjabat sejak 2013 itu. *cr41
1
Komentar