'Semangat Berkarya', Album Baru Ake Buleleng
Band Ake Buleleng kini merilis album baru. Album yang bertajuk 'Semangat Berkarya' itu dirilis di Demores Rumah Musik, Minggu (31/3) sore.
SINGARAJA, NusaBali
Album ini merupakan album keduanya setelah merilis album berjudul 'Yuk ke Buleleng' pada Januari 2017 lalu. Ake Buleleng yang kini beranggotakan Gde Kurniawan (gitar), Ngurah Noky (bass), Budi Kurniawan (drum), Agus Adyatmika (vokal), dan Pande Unyil (vokal) itu sengaja melepas album anyar itu kemarin. Terlebih Ake Buleleng baru merayakan hari jadi yang ketiga pada 30 Maret lalu.
Vokalis Ake Buleleng, Pande Unyil mengatakan, album kedua itu digarap selama kuran lebih setahun terakhir. Para personil mengumpulkan materi dan melakukan proses aransemen di studio. Setelah dirasa klop, baru mereka melakukan proses rekaman.
Menurut Unyil, pada album baru ini, Ake Buleleng berusaha tampil lebih dewasa. Selain itu mereka juga masih memainkan musik dengan lirik yang easy listening. Bahkan aransemennya pun lebih sederhana ketimbang album pertama lalu.
“Kami ingin lebih bertanggungjawab dengan karya kami. Kalau album sebelumnya mungkin terlalu banyak aransemen. Di album ini kami lebih sederhana, sehingga saat tampil live kami bisa bertanggungjawab lebih baik dengan karya kami,” ujar Unyil yang juga diamini para personil lainnya.
Istimewanya pada album kedua ini, band yang mengusung aliran pop rock tersebut, berusaha mengeksplorasi lagu dengan lirik berbahasa Indonesia. Ada dua lagu yang menggunakan Bahasa Indonesia. Masing-masing Semangat Berkarya dan Perbedaan Bukan Alasan. Hal ini berbeda dengan album sebelumnya yang total menggunakan lagu lirik berbahasa Bali, bahkan dengan menggunakan logat khas Buleleng.
“Kedua lagu itu memang kami tulis dalam Bahasa Indonesia, karena memang ditujukan pada khalayak yang lebih luas. Kami ingin pesan dalam lagu ini, bukan hanya diterima masyarakat di Bali atau di Buleleng khususnya, tapi di seluruh Indonesia,” ungkap vokalis Agus Adyatmika.
Pada album kedua ini, Ake Buleleng masih mengandalkan album dalam bentuk rilisan fisik. Alasannya, rilisan fisik hingga kini masih diburu oleh para penggemar. Meski begitu, pihak manajemen juga berencana merambah ke dunia digital. *k23
Vokalis Ake Buleleng, Pande Unyil mengatakan, album kedua itu digarap selama kuran lebih setahun terakhir. Para personil mengumpulkan materi dan melakukan proses aransemen di studio. Setelah dirasa klop, baru mereka melakukan proses rekaman.
Menurut Unyil, pada album baru ini, Ake Buleleng berusaha tampil lebih dewasa. Selain itu mereka juga masih memainkan musik dengan lirik yang easy listening. Bahkan aransemennya pun lebih sederhana ketimbang album pertama lalu.
“Kami ingin lebih bertanggungjawab dengan karya kami. Kalau album sebelumnya mungkin terlalu banyak aransemen. Di album ini kami lebih sederhana, sehingga saat tampil live kami bisa bertanggungjawab lebih baik dengan karya kami,” ujar Unyil yang juga diamini para personil lainnya.
Istimewanya pada album kedua ini, band yang mengusung aliran pop rock tersebut, berusaha mengeksplorasi lagu dengan lirik berbahasa Indonesia. Ada dua lagu yang menggunakan Bahasa Indonesia. Masing-masing Semangat Berkarya dan Perbedaan Bukan Alasan. Hal ini berbeda dengan album sebelumnya yang total menggunakan lagu lirik berbahasa Bali, bahkan dengan menggunakan logat khas Buleleng.
“Kedua lagu itu memang kami tulis dalam Bahasa Indonesia, karena memang ditujukan pada khalayak yang lebih luas. Kami ingin pesan dalam lagu ini, bukan hanya diterima masyarakat di Bali atau di Buleleng khususnya, tapi di seluruh Indonesia,” ungkap vokalis Agus Adyatmika.
Pada album kedua ini, Ake Buleleng masih mengandalkan album dalam bentuk rilisan fisik. Alasannya, rilisan fisik hingga kini masih diburu oleh para penggemar. Meski begitu, pihak manajemen juga berencana merambah ke dunia digital. *k23
1
Komentar