Kurangi Pendangkalan, Tukad Mati Terus Dikeruk
Untuk mengurangi pendangkalan muara Tukad Mati, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, pihak pengelola terus melakukan pengerukan.
MANGUPURA, NusaBali
Pengerukan sedimentasi menggunakan ekskavator ini juga sebagai upaya untuk mencegah banjir yang disebabkan oleh pendangkalan itu sendiri.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai Pantai I Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWSBP) Wayan Riasa, menjelaskan pengerukan tersebut sebagai salah satu cara untuk mengantisipasi pendangkalan di muara Tukad Mati. Sebab kerap terjadi luapan lumpur dan memenuhi aliran Tukad Mati. Sehingga proses pengerukan dilakukan secara bertahap untuk mengangkat lumpur ke tepi aliran sungai. “Memang sering kami lakukan (pengerukan), itu salah satu upaya mencegah tejadinya pendangkalan. Soalnya, kalau tidak kami pantau dan keruk, lumpur pasti terus menumpuk,” ujarnya, Sabtu (30/3) sore.
Dijelaskannya, lumpur hasil pengerukan tersebut dikumpulkan terlebih dahulu di pinggir Tukad Mati hingga mengering. Kemudian, lumpur itu dibuang ke sejumlah tempat yang bisa menampung. Kegiatan pengerukan lumpur di dasar Tukad Mati itu terus dikerjakan secara periodik. Pasalnya, sendimentasi itu terbawa oleh luapan banjir.
Masih menurut Riasa, jika lumpur tidak dikeruk, bisa terjadi pendangkalan, dan saat hujan deras, aliran air Tukad Mati bisa meluap dan meluber ke rumah warga. Inilah yang ditakutkan sehingga pihaknya terus melakukan berbagai upaya dalam memaksimalkan pekerjaan di muara Tukad Mati itu. Selain pengerukan, proses pembuatan bendungan pemecah gelombang juga hampir rampung. “Kami masih ada kerjaan bendungan pemecah gelombang itu. Saat ini sudah proses tahap akhir. Diharapkan kalau sudah selesai bisa mengantisipasi banjir juga,” tuturnya. *dar
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai Pantai I Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWSBP) Wayan Riasa, menjelaskan pengerukan tersebut sebagai salah satu cara untuk mengantisipasi pendangkalan di muara Tukad Mati. Sebab kerap terjadi luapan lumpur dan memenuhi aliran Tukad Mati. Sehingga proses pengerukan dilakukan secara bertahap untuk mengangkat lumpur ke tepi aliran sungai. “Memang sering kami lakukan (pengerukan), itu salah satu upaya mencegah tejadinya pendangkalan. Soalnya, kalau tidak kami pantau dan keruk, lumpur pasti terus menumpuk,” ujarnya, Sabtu (30/3) sore.
Dijelaskannya, lumpur hasil pengerukan tersebut dikumpulkan terlebih dahulu di pinggir Tukad Mati hingga mengering. Kemudian, lumpur itu dibuang ke sejumlah tempat yang bisa menampung. Kegiatan pengerukan lumpur di dasar Tukad Mati itu terus dikerjakan secara periodik. Pasalnya, sendimentasi itu terbawa oleh luapan banjir.
Masih menurut Riasa, jika lumpur tidak dikeruk, bisa terjadi pendangkalan, dan saat hujan deras, aliran air Tukad Mati bisa meluap dan meluber ke rumah warga. Inilah yang ditakutkan sehingga pihaknya terus melakukan berbagai upaya dalam memaksimalkan pekerjaan di muara Tukad Mati itu. Selain pengerukan, proses pembuatan bendungan pemecah gelombang juga hampir rampung. “Kami masih ada kerjaan bendungan pemecah gelombang itu. Saat ini sudah proses tahap akhir. Diharapkan kalau sudah selesai bisa mengantisipasi banjir juga,” tuturnya. *dar
1
Komentar