Pencarian Orang Hilang di Perairan TNBB Dihentikan
Keluarga Rencana Akan 'Matuun'
SINGARAJA, NusaBali
Proses pencarian Putu Sukerta, 60, warga Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng memasuki hari terakhir pada Rabu (3/4), kemarin. Korban yang dinyatakan hilang oleh keluarganya pada Rabu (27/3) hingga hari terakhir pencarian belum ditemukan. Keluarga pun mengaku akan menghentikan pencarian sementara sambil melakukan upacara matuun (menghadirkan roh leluhur,red) untuk meminta petunjuk.
Kepala Kantor Pos Pencarian dan Penyelamatan Buleleng, Dewa Putu Hendri Gunawan dihubungi Rabu (3/4) kemarin mengatakan pencarian kemarin merupakan pencarian terakhir dan dinyatakan diakhiri. Pencarian hari terakhir kemarin dengan melibatkan delapan personelnya dibantu petugas TNBB dan masyarakat dilakukan ke Selatan hingga Teluk Gilimanuk.
Dewa Hendri pun menjeaskan proses pencarian sempat dilakukan penyelaman pada hari Senin (1/4) kemarin di sekitra menara suar Gilimanuk, yang diduga menjadi tempat memancing Putu Sukerta sebelum dilaporkan menghilang.
“Sesuai SOP pencarian tujuh hari dan tadi setelah berkoordinasi dengan atasan hari ini diakhiri, sementara hasilnya masih nihil. Kami juga sudah berkoordinasi dengan SAR Banyuwangi, SAR yang ada di Jawa Timur dan nelayan juga, kalau ada tanda-tanda ditemukannya korban agar menghubungi kami,” jelasnya.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah keponakan korban Putu Merta, mengatakan dengan dinyatakan berakhirnya pencarian oleh Pos Pencarian dan Penyelamatan Buleleng, pihak keluarga akan melakukan rembug keluarga. Sejauh ini dengan upaya dna hasil pencarian selama tujuh hari yang masih nihil, keluarga korban sudha berencana akan meminta petunjuk kepada leluhur dengan upacara matuun.
“Sementara kami keluarga akan beristirahat dulu sambil rembug keluarga, mencari solusi rencananya mau matuun untuk minta petunjuk sama leluhur,” kata Merta. Selama tujuh hari dinyatakan menghilang keluarga korban pun telah berupaya secara niskala dan menemui sejumlah dukun dan orang pintar.
Korban yang semula dinyatakan masih hidup dan berada di antara bebatuan di awal menghilang berdasarkan terawangan paranormal, dua hari belakangan menurut Merta menjadi berbalik arah. Sebagian besar paranormal yang didatangi keluarga korban menyatakan korban sudah tidak ada dan tidak usah dicari lagi.
Keluarga korban yang masih berharap korban selamat, juga sempat menerima kabar hoaks dari seorang warga di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak yang menyebar informasi bohong korban di temukan di Jawa. “Sempat juga ada hoaks memang dan setelah kami konfirmasi ke orang yang menyebar, ternyata bohong katanya Cuma bercanda. Ya kami sekarang masih cari solusi bersama keluarga bagaimana selanjutnya,” jelas Merta.
Sebelumnya diberitakan Putu Sukerta, 60, warga Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, dilaporkan hilang oleh keluarganya pada Rabu (27/3) lalu. Korban yang mondok bersama istri dan anaknya di wilayah Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng dinyatakan tak pulang setelah berpamitan pergi memancing di seputaan laut Taman Nasional Bali Barat (TNBB) pos Segara Rupek. Sepeda motor dan jaring ikan milik korban ditemukan terparkir di depan pos. Pencarian pun dilakukan oleh keluarga, masyarakat, petugas TNBB, TNI AL, Satpolairud dan tim SAR, hingga hari ketujuh belum menemukan hasil. *k23
Kepala Kantor Pos Pencarian dan Penyelamatan Buleleng, Dewa Putu Hendri Gunawan dihubungi Rabu (3/4) kemarin mengatakan pencarian kemarin merupakan pencarian terakhir dan dinyatakan diakhiri. Pencarian hari terakhir kemarin dengan melibatkan delapan personelnya dibantu petugas TNBB dan masyarakat dilakukan ke Selatan hingga Teluk Gilimanuk.
Dewa Hendri pun menjeaskan proses pencarian sempat dilakukan penyelaman pada hari Senin (1/4) kemarin di sekitra menara suar Gilimanuk, yang diduga menjadi tempat memancing Putu Sukerta sebelum dilaporkan menghilang.
“Sesuai SOP pencarian tujuh hari dan tadi setelah berkoordinasi dengan atasan hari ini diakhiri, sementara hasilnya masih nihil. Kami juga sudah berkoordinasi dengan SAR Banyuwangi, SAR yang ada di Jawa Timur dan nelayan juga, kalau ada tanda-tanda ditemukannya korban agar menghubungi kami,” jelasnya.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah keponakan korban Putu Merta, mengatakan dengan dinyatakan berakhirnya pencarian oleh Pos Pencarian dan Penyelamatan Buleleng, pihak keluarga akan melakukan rembug keluarga. Sejauh ini dengan upaya dna hasil pencarian selama tujuh hari yang masih nihil, keluarga korban sudha berencana akan meminta petunjuk kepada leluhur dengan upacara matuun.
“Sementara kami keluarga akan beristirahat dulu sambil rembug keluarga, mencari solusi rencananya mau matuun untuk minta petunjuk sama leluhur,” kata Merta. Selama tujuh hari dinyatakan menghilang keluarga korban pun telah berupaya secara niskala dan menemui sejumlah dukun dan orang pintar.
Korban yang semula dinyatakan masih hidup dan berada di antara bebatuan di awal menghilang berdasarkan terawangan paranormal, dua hari belakangan menurut Merta menjadi berbalik arah. Sebagian besar paranormal yang didatangi keluarga korban menyatakan korban sudah tidak ada dan tidak usah dicari lagi.
Keluarga korban yang masih berharap korban selamat, juga sempat menerima kabar hoaks dari seorang warga di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak yang menyebar informasi bohong korban di temukan di Jawa. “Sempat juga ada hoaks memang dan setelah kami konfirmasi ke orang yang menyebar, ternyata bohong katanya Cuma bercanda. Ya kami sekarang masih cari solusi bersama keluarga bagaimana selanjutnya,” jelas Merta.
Sebelumnya diberitakan Putu Sukerta, 60, warga Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, dilaporkan hilang oleh keluarganya pada Rabu (27/3) lalu. Korban yang mondok bersama istri dan anaknya di wilayah Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng dinyatakan tak pulang setelah berpamitan pergi memancing di seputaan laut Taman Nasional Bali Barat (TNBB) pos Segara Rupek. Sepeda motor dan jaring ikan milik korban ditemukan terparkir di depan pos. Pencarian pun dilakukan oleh keluarga, masyarakat, petugas TNBB, TNI AL, Satpolairud dan tim SAR, hingga hari ketujuh belum menemukan hasil. *k23
Komentar