ISI Denpasar Meriahkan Dharma Santi Nasional
Garap Sendratari ‘Swarga Rohana Parwa’
DENPASAR, NusaBali
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar didapuk untuk menggarap sendratari dalam memeriahkan perayaan Dharma Santi Nasional serangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1941 yang akan berlangsung di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Denpasar, Sabtu (6/4) ini. Kali ini, ISI Denpasar akan membawakan salah satu cerita dalam epos besar Mahabharata yakni 'Swarga Rohana Parwa'.
"Saat ini kami tengah mempersiapkan garapan sendratari sesuai petunjuk panitia pusat Dharma Santi Nasional yang menekankan pada nilai-nilai kebajikan. Cerita-cerita Mahabharata tatkala perjalanan Prabu Dharmawangsa menuju ke surga, menjadi pedoman dalam kehidupan kekinian, antara kebajikan dan kebatilan," ujar Pembantu Rektor Bidang Kerjasama ISI Denpasar, I Ketut Garwa, Rabu (3/4).
Menurutnya, pesan dalam garapan tersebut adalah segala perbuatan jahat awalnya pasti dinikmati. Awalnya memang bersenang-senang, namun apa yang ditanam maka itu yang akan dipetik. Jika berbuat jahat pasti akan mendapat hukuman yang setimpal. Ia mencontohkan seperti perbuatan korupsi, yang awalnya pasti senang menikmati hasil korupsinya. Namun tidak lama kemudian, mereka akan menikmati hasil dari perbuatan dosa itu sesuai dengan ganjaran setimpal menurut karma buruknya.
Garapan Swarga Rohana Parwa ini akan melibatkan Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Denpasar. Jumlahnya sekitar 200 orang. Saat ini, mereka terus melakukan persiapan dan latihan agar pertunjukan nanti maksimal dan pesan pentingnya bisa tersampaikan. "Besok (hari ini, red), kami akan latihan kembali, guna mematangkan seluruh sajian agar tampil sempurna. Selain menampilkan Sendratari, ISI Denpasar juga akan menyuguhkan Tari Rejang Pakuluh yang akan menyertakan 15 penari," tandasnya. *ind
"Saat ini kami tengah mempersiapkan garapan sendratari sesuai petunjuk panitia pusat Dharma Santi Nasional yang menekankan pada nilai-nilai kebajikan. Cerita-cerita Mahabharata tatkala perjalanan Prabu Dharmawangsa menuju ke surga, menjadi pedoman dalam kehidupan kekinian, antara kebajikan dan kebatilan," ujar Pembantu Rektor Bidang Kerjasama ISI Denpasar, I Ketut Garwa, Rabu (3/4).
Menurutnya, pesan dalam garapan tersebut adalah segala perbuatan jahat awalnya pasti dinikmati. Awalnya memang bersenang-senang, namun apa yang ditanam maka itu yang akan dipetik. Jika berbuat jahat pasti akan mendapat hukuman yang setimpal. Ia mencontohkan seperti perbuatan korupsi, yang awalnya pasti senang menikmati hasil korupsinya. Namun tidak lama kemudian, mereka akan menikmati hasil dari perbuatan dosa itu sesuai dengan ganjaran setimpal menurut karma buruknya.
Garapan Swarga Rohana Parwa ini akan melibatkan Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Denpasar. Jumlahnya sekitar 200 orang. Saat ini, mereka terus melakukan persiapan dan latihan agar pertunjukan nanti maksimal dan pesan pentingnya bisa tersampaikan. "Besok (hari ini, red), kami akan latihan kembali, guna mematangkan seluruh sajian agar tampil sempurna. Selain menampilkan Sendratari, ISI Denpasar juga akan menyuguhkan Tari Rejang Pakuluh yang akan menyertakan 15 penari," tandasnya. *ind
Komentar