Rampung 2021, Penuhi Kebutuhan Air Sarbagita
Gubernur Ground Breaking Bendungan Sidan
MANGUPURA, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster lakukan ground breaking (peletakan batu per-tama) secara simbolis pembangunan Bendungan Sidan, dalam seremoni yang digelar di Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung, Kamis (4/4) pagi. Selain untuk memenuhi kebutuhan air baku kawasan Sarbagita (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan), Bendungan Sidan yang ditarget rampung tahun 2021 mendatang juga diharapkan jadi penopang pariwisata.
Ground breaking pembangunan Bendungan Sidan yang berlokasi di perbatasan tiga kabupaten: Badung, Bangli, dan Gianyar, Kamis kemarin, dilakukan secara simbolis dengan penekanan tombol sirene oleh Gubernur Koster. Tekan serene dilakukan Gubernur Koster bersama Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa dan Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi, dengan disaksikan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, Airlangga Mardjono.
Bendungan Sidan yang merupakan proyek strategis pemerintah pusat, dibangun di atas lahan seluas 82,73 hektare di 5 desa bertetangga pada 3 kau-paten di Bali. Pertama, wilayah Desa Bilok Sidan, Kecamatan Petang, Badung. Kedua, wilauah Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan, Gianyar. Ketiga, kawasan Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani, Bangli. Keempat, kawasan Desa Mengani, Kecamatan Kintamani, Bangli. Kelima, kawasan Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani, Bangli. Itu sebabnya, pimpinan tiga kabupaten hadir saat acara ground breaking di Desa Bilok Sidan, Kamis kemarin, kecuali dari Gianyar absen.
Bagian terluas bangunan fisik Bendungan Sidan berada di Desa Belok Sidan, yakni mencapai 27,06 hektare. Sedangkan luas fisik bendungan di kawasan Desa Buahan Kaja mencapai 25,23 hektare. Menyusul kemudian di kawasan Desa Bunutin (luasnya mencapai 17,74 hektare), di Desa Mengani (seluas 15,89 hektare), dan di kawasan Desa Langgahan (hanya 0,77 hektare).
Gubernur Koster menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat terhadap permasalahan sumber air bersih di Bali, dengan membangun Bendungan Sidan. "Kehadiran Bendungan Sidan ini sebagai upaya nyata untuk memenuhi kebutuhan air, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, terutama bagi masyarakat Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan)," ujar Koster dalam sambutannya.
Menurut Koster, air sebagai kebutuhan dasar di Bali, bukan hanya untuk rumah tangga dan industri, tapi juga punya manfaat penting dalam mendukung industri pariwisata. "Penyediaan akan kebutuhan air ini merupakan program strategis kami. Dan, kami telah siapkan masterplan pengelolaan air di Bali, yang salah satu isinya adalah memetakan seluruh sumber air yang ada di seluruh Bali," tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster memastikan ke depannya pengelolaan sumber air harus dilakukan secara bersinergi antara Kementerian PUPR, Provinsi Bali, dan pemerintah kabupaten/kota di Bali. "Jangan lagi terpecah-pecah, terutama dalam hal penyediaan lahan, sehingga bendungan selesai sesuai rencana dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat,” papar Koster yang notabane mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode.
Dikatakan Koster, pihaknya sedang menyusun master plan tentang pengelolaan air. Pihaknya akan memetakan sumber air untuk kebutuhan masyarakat, juga air untuk kebutuhan pasiriwata dan industri jasa. “Kami dalam visi pembangunan Bali, harus mampu menyedikan air dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Karena itu, kami menugaskan tim untuk menyusun master plan buat pengelolaan air yang akan diintegrasikan di seluruh Bali,” katanya.
Tim yang ditunjuk Gubernur nantinya akan memetakan seluruh sumber air di Bali, baik itu danau, bendungan, sungai, maupun sumber air lainnya. “Tim ini juga bertugas memetakan berapa kebutuhan untuk masyarakat, indutsri berapa, dan pariwisata,” tandas suami dari Ni Putu Putri Suastini ini.
Selain itu, kata Koster, pihaknya juga akan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) mengenai Standar Pelayanan Kepariwisataan yang di dalamnya termasuk tandar untuk menyediaan air yang disuplai kepada hotel, dan restoran. “Kami ingin untuk kebutuhan air hotel, restoran, dan pelaku industri pariwisata mendapatkan air dalam jumlah memadai dan kualitas yang baik,” paparnya.
Sementara, Dirjen SDA Kementerian PUPR, Hari Suprayogi, menyatakan Bendungan Sidan merupakan salah satu upaya untuk menambah air baku di Bali, khususnya wilayah Sarbagita. Menurut Hari, Bali mengalami defisit air baku. “Salah satu pemenuhannya adalah dengan Bendungan Sidan. Bendungan ini bisa menyuplai air dengan debit 1.750 liter/detik,” jelas Hari.
Selain pemenuhan air baku, kata Hari, Bendungan Sidan yang sumber airnya diambil dari Tukad Ayung juga bisa menjadi destinasi wisata baru. “Ini kan nanti bisa untuk pariwisata, selain juga berpotensi menghasilkan listrik 0,65 Mega Watt,” katanya.
Sedangkan Kepala BWS Bali Penida, Airlangga Mardjono, menyatakan pembangunan Bendungan Sidan ditargetkan rampung tahun 2021 mendatang. Bendungan Sidan yang dibangun dengan biaya hampir Rp 1 triliun digarap oleh Konsorsium PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Universal Suryaprima. Sementara penyedia jasa konsultasi PT Teknika Cipta Konsultan (KSO), PT Bina Karya (persero), PT Global Prasindo Jaya, dan PT Antusias Raya.
Menurut Airlangga, Bendungan Sidan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah pusat melalui APBN. Nilai kontrak konstruksi mencapai Rp 786.332.895.000 dan nilai kontrak supervisi Rp 43.297.500.000. Penandatangan kontrak dengan pihak rekanan sudah dilakukan per 16 Oktober 2018 lalu. “Jadi, proyeknya tahun jamak,” tegas Airlangga.
Airlangga menyebutkan, pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di Bali menyebabkan kebutuhan air baku semakin bertambah. Meningkatnya kebutuhan air domestik, berimbas pada kekurangan air bersih. Maka, pembangunan Bendungan Sidan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air baku kawasan Sarbagita.
Dikatakan, selama ini suplai air baku untuk kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan hanya mencapai 4,27 meter kubik per detik. Sedangkan kebutuhan air baku kawasan Sarbagita tahun 2018 adalah 10,02 meter kubik per detik. “Kondisi ini menandakan kawasan Sarbagita mengalami defisit air baku sebesar 5,75 meter kubik per detik, sehingga membutuhkan sumber air baku baru,” katanya.
Dalam rangka penyediaan air baku dan konservasi sumber daya air di kawasan Sarbagita, kata Airlangga, maka dibangunlah Bendungan Sidan. Bangunan fisik Bendungan Sidan berikut fasilitas pendukungnya dirancang dengan luas sekitar 42,36 hektare. Tinggi bangunan Bendungan Sidan men-capai sekitar 68 meter.
Menurut Airlangga, Bendungan Sidan akan memiliki kapasitas tampung air sebanyak 3,82 juta meter kubik. Bendungan Sidan diharapkan visa menyediakan air baku sebesar 1.570 liter per detik untuk daerah layanan Sarbagita. *asa
Gubernur Bali Wayan Koster lakukan ground breaking (peletakan batu per-tama) secara simbolis pembangunan Bendungan Sidan, dalam seremoni yang digelar di Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung, Kamis (4/4) pagi. Selain untuk memenuhi kebutuhan air baku kawasan Sarbagita (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan), Bendungan Sidan yang ditarget rampung tahun 2021 mendatang juga diharapkan jadi penopang pariwisata.
Ground breaking pembangunan Bendungan Sidan yang berlokasi di perbatasan tiga kabupaten: Badung, Bangli, dan Gianyar, Kamis kemarin, dilakukan secara simbolis dengan penekanan tombol sirene oleh Gubernur Koster. Tekan serene dilakukan Gubernur Koster bersama Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa dan Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi, dengan disaksikan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, Airlangga Mardjono.
Bendungan Sidan yang merupakan proyek strategis pemerintah pusat, dibangun di atas lahan seluas 82,73 hektare di 5 desa bertetangga pada 3 kau-paten di Bali. Pertama, wilayah Desa Bilok Sidan, Kecamatan Petang, Badung. Kedua, wilauah Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan, Gianyar. Ketiga, kawasan Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani, Bangli. Keempat, kawasan Desa Mengani, Kecamatan Kintamani, Bangli. Kelima, kawasan Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani, Bangli. Itu sebabnya, pimpinan tiga kabupaten hadir saat acara ground breaking di Desa Bilok Sidan, Kamis kemarin, kecuali dari Gianyar absen.
Bagian terluas bangunan fisik Bendungan Sidan berada di Desa Belok Sidan, yakni mencapai 27,06 hektare. Sedangkan luas fisik bendungan di kawasan Desa Buahan Kaja mencapai 25,23 hektare. Menyusul kemudian di kawasan Desa Bunutin (luasnya mencapai 17,74 hektare), di Desa Mengani (seluas 15,89 hektare), dan di kawasan Desa Langgahan (hanya 0,77 hektare).
Gubernur Koster menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat terhadap permasalahan sumber air bersih di Bali, dengan membangun Bendungan Sidan. "Kehadiran Bendungan Sidan ini sebagai upaya nyata untuk memenuhi kebutuhan air, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, terutama bagi masyarakat Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan)," ujar Koster dalam sambutannya.
Menurut Koster, air sebagai kebutuhan dasar di Bali, bukan hanya untuk rumah tangga dan industri, tapi juga punya manfaat penting dalam mendukung industri pariwisata. "Penyediaan akan kebutuhan air ini merupakan program strategis kami. Dan, kami telah siapkan masterplan pengelolaan air di Bali, yang salah satu isinya adalah memetakan seluruh sumber air yang ada di seluruh Bali," tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster memastikan ke depannya pengelolaan sumber air harus dilakukan secara bersinergi antara Kementerian PUPR, Provinsi Bali, dan pemerintah kabupaten/kota di Bali. "Jangan lagi terpecah-pecah, terutama dalam hal penyediaan lahan, sehingga bendungan selesai sesuai rencana dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat,” papar Koster yang notabane mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode.
Dikatakan Koster, pihaknya sedang menyusun master plan tentang pengelolaan air. Pihaknya akan memetakan sumber air untuk kebutuhan masyarakat, juga air untuk kebutuhan pasiriwata dan industri jasa. “Kami dalam visi pembangunan Bali, harus mampu menyedikan air dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Karena itu, kami menugaskan tim untuk menyusun master plan buat pengelolaan air yang akan diintegrasikan di seluruh Bali,” katanya.
Tim yang ditunjuk Gubernur nantinya akan memetakan seluruh sumber air di Bali, baik itu danau, bendungan, sungai, maupun sumber air lainnya. “Tim ini juga bertugas memetakan berapa kebutuhan untuk masyarakat, indutsri berapa, dan pariwisata,” tandas suami dari Ni Putu Putri Suastini ini.
Selain itu, kata Koster, pihaknya juga akan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) mengenai Standar Pelayanan Kepariwisataan yang di dalamnya termasuk tandar untuk menyediaan air yang disuplai kepada hotel, dan restoran. “Kami ingin untuk kebutuhan air hotel, restoran, dan pelaku industri pariwisata mendapatkan air dalam jumlah memadai dan kualitas yang baik,” paparnya.
Sementara, Dirjen SDA Kementerian PUPR, Hari Suprayogi, menyatakan Bendungan Sidan merupakan salah satu upaya untuk menambah air baku di Bali, khususnya wilayah Sarbagita. Menurut Hari, Bali mengalami defisit air baku. “Salah satu pemenuhannya adalah dengan Bendungan Sidan. Bendungan ini bisa menyuplai air dengan debit 1.750 liter/detik,” jelas Hari.
Selain pemenuhan air baku, kata Hari, Bendungan Sidan yang sumber airnya diambil dari Tukad Ayung juga bisa menjadi destinasi wisata baru. “Ini kan nanti bisa untuk pariwisata, selain juga berpotensi menghasilkan listrik 0,65 Mega Watt,” katanya.
Sedangkan Kepala BWS Bali Penida, Airlangga Mardjono, menyatakan pembangunan Bendungan Sidan ditargetkan rampung tahun 2021 mendatang. Bendungan Sidan yang dibangun dengan biaya hampir Rp 1 triliun digarap oleh Konsorsium PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Universal Suryaprima. Sementara penyedia jasa konsultasi PT Teknika Cipta Konsultan (KSO), PT Bina Karya (persero), PT Global Prasindo Jaya, dan PT Antusias Raya.
Menurut Airlangga, Bendungan Sidan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah pusat melalui APBN. Nilai kontrak konstruksi mencapai Rp 786.332.895.000 dan nilai kontrak supervisi Rp 43.297.500.000. Penandatangan kontrak dengan pihak rekanan sudah dilakukan per 16 Oktober 2018 lalu. “Jadi, proyeknya tahun jamak,” tegas Airlangga.
Airlangga menyebutkan, pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di Bali menyebabkan kebutuhan air baku semakin bertambah. Meningkatnya kebutuhan air domestik, berimbas pada kekurangan air bersih. Maka, pembangunan Bendungan Sidan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air baku kawasan Sarbagita.
Dikatakan, selama ini suplai air baku untuk kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan hanya mencapai 4,27 meter kubik per detik. Sedangkan kebutuhan air baku kawasan Sarbagita tahun 2018 adalah 10,02 meter kubik per detik. “Kondisi ini menandakan kawasan Sarbagita mengalami defisit air baku sebesar 5,75 meter kubik per detik, sehingga membutuhkan sumber air baku baru,” katanya.
Dalam rangka penyediaan air baku dan konservasi sumber daya air di kawasan Sarbagita, kata Airlangga, maka dibangunlah Bendungan Sidan. Bangunan fisik Bendungan Sidan berikut fasilitas pendukungnya dirancang dengan luas sekitar 42,36 hektare. Tinggi bangunan Bendungan Sidan men-capai sekitar 68 meter.
Menurut Airlangga, Bendungan Sidan akan memiliki kapasitas tampung air sebanyak 3,82 juta meter kubik. Bendungan Sidan diharapkan visa menyediakan air baku sebesar 1.570 liter per detik untuk daerah layanan Sarbagita. *asa
1
Komentar