Relokasi Pedagang Pasar Banyuasri Terancam Molor
Alokasi waktu yang hanya 42 hari ditengarai membuat rekanan kurang meminati proyek senilai Rp 1 miliar tersebut.
Pembuatan Pasar Darurat Gagal Tender
SINGARAJA, NusaBali
Relokasi pedagang di Pasar Banyuasri menyusul rencana membangun ulang pasar, teracam molor. Masalahnya, pasar darurat yang menjadi tujuan relokasi yakni di Terminal Banyuasri, gagal ditenderkan. Konon gagal tender itu akibat waktu pengerjaan pasar darurat sangat singkat, sehingga tidak ada rekanan yang mengajukan penawaran.
Informasi dihimpun, pengumuman tender pembangunan pasar darurat telah dilakukan pertengahan Maret 2019. Pembangunan pasar darurat harus ditenderkan karena biaya pengerjaan mencapai Rp 1 miliar. Namun hingga akhir Maret, belum ada satupun rekanan yang mengajukan penawaran. Konon ini terjadi akibat rentang waktu pengerjaan pasar darurat itu hanya 42 hari. Pihak Badan Layanan Pengadaan Pemkab Buleleng, terpaksa mengembalikan dokumen tender kepada Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagrpin) Kabupaten Buleleng selaku pemilik kegiatan, untuk diperbaiki.
Akibat gagal teder itu, diperkirakan rencana relokasi para pedagang dari Pasar Banyuasri, yang sedianya diagendakan akhir April 2019, terancam tidak bisa terlaksana. Karena relokasi bisa dilaksanakan, setelah bangunan pasar darurat siap ditempati.
Kepala Dinas Dagprin Buleleng, Ketut Suparto dikonfirmasi Kamis (4/4) tidak menampik teder pembangunan pasar darurat gagal dilaksanakan. Namun Suparto menepis, gagal tender itu bukan karena masalah waktu yang mepet hanya 42 hari. “Bukan, bukan karena waktu. Tetapi ini karena ada perhitungan harga satuan yang kurang tepat dari paket pekerjaan itu,” katanya.
Dikatakan, semula dalam perencanaan nilai yang dicantumkan masih ada yang kurang cocok dengan nilai harga perhitungan sendiri (HPS). Sehingga, pihaknya sudah merubah nilai tersebut dengan berkoordinasi pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). “Koordinasi sudah selesai, mungkin Senin nanti dokumennya sudah kami ajukan ke BLP lagi untuk ditenderkan,” jelas Suparto.
Menurut mantan Kabag Ekonomi Pembangunan (Ekbang) Setda Kabuapten Buleleng ini, meski gagal tender tidak akan berpengaruh pada agenda relokasi pedagang, termasuk pelaksanaan pekerjaan fisik tahap awal dari revitalsiasi Pasar Banyuasri itu. Diperkirakan, dalam dua minggu ke depan, pemenang tender pasar darurat sudah ada ditetapkan. Sehingga pertengahan April pasar darurat mulai dibangun, dan paling lambat awal Mei 2019, relokasi sudah dapat terlaksana.
“Sebenarnya sudah ada 10 rekanan yang ikut tender, cuma mereka belum mengajukan penawaran. Nah ini nanti karena sudah disesuaikan nilainya, kami nyakin rekanan itu akan mengajukan penawaran,” ujar Suparto.
Seperti diberitakan sebelumnya, revitalsiasi Pasar Banyuasri tahap pertama mulai dikerjakan tahun ini menghabiskan anggaran Rp 100 miliar. Untuk menampung pedagang saat ini, Disdagprin membangun pasar darurat di Terminal Banyuasri bergabung dengan pedagang pasar tumpah. Sementara, lokasi rumah toko (ruko) dibangun di bahu Jalan Samudra Singaraja. Pasar darurat ini dibangun menghabiskan dana lebih dari Rp 1 miliar. *k19
Komentar