Pembunuhnya Lebih dari Satu Orang
Keberadaan kepala mayat dalam koper masih misteri
BLITAR, NusaBali
Proses penyelidikan dugaan mutilasi mayat dalam koper Budi Hartanto (28) terus bergulir. Hingga kini, sebanyak 14 saksi telah diminta keterangan. Olah tempat kejadian perkara juga kembali digelar di lokasi penemuan mayat dalam koper. Diduga, pelaku mutilasi lebih satu orang.
"Arah ke sana ada, karena tidak mungkin yang bersangkutan membuang seorang diri. Pasti ada yang nyetirin (mobil)," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi detik, Kamis (4/4).
Soal motif pelaku, lanjut Barung, ada berbagai spekulasi yang muncul. Ada juga yang berspekulasi dendam. Spekulasi dendam, dilihat dari cara pelaku membunuh korban.
Kasubdit III Jatanras Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela menambahkan, kasus pembunuhan dengan cara mutilasi yang sering terjadi karena pelaku ingin melampiaskan kemarahannya.
"Kalau biasanya kasus mutilasi itu kan pelaku melampiaskan kemarahan atau dendamnya yang begitu membabi buta. Makanya dilakukan mutilasi," kata Leo.
Ada yang berspekulasi motifnya asmara, ada yang motifnya ekonomi karena barang-barang yang dibawa korban hilang seperti sepeda motor, laptop, handphone dan sejumlah uang.
Menurut paman korban Nasukha, Budi pergi membawa handphone, laptop dan sejumlah uang yang dimasukkan dalam tas pada Selasa (2/4).
"Jadi ini kata ibu dan keluarga korban, sebelum meninggalkan rumah ia membawa HP, laptop dan uang cukup banyak. Setelah itu korban tak ada kabarnya lagi," kata Nasukha, Kamis (4/4).
Sampai saat ini proses penyelidikan menuju ke arah pengerucutan kasus. Kasus dugaan mutilasi telah diambil alih Polda Jatim sepenuhnya.
Polisi bergerak dulu dari lamanya lokasi tempat kejadian perkara. Antara lain, bahwa mayat itu ditemukan di dalam koper dengan beberapa catatan.
"Yang pertama sayatan-sayatan bekas luka yang ditinggalkan. Karena ini berasal dari wilayah Kediri, identitas juga sudah kami ketahui seorang guru honorer. Maka yang dilakukan polisi, menggabungkan antara locus delicti (Lokasi kejadian perkara) Kediri dan locus delicti di Blitar Kota," pungkasnya.
Meski korban telah dimakamkan di TPU Desa Tamanan, Kecamatan Mojoroto pada pukul 02.00 WIB, kematiannya masih menyisakan misteri. Terlebih, pemakaman dilakukan meski jasad korban tidak utuh atau tanpa kepala.
Kemarin Satreskrim Polresta Blitar berencana meneruskan proses pencarian bagian kepala korban. Penyisiran dilakukan mulai dari rumah korban sampai lokasi ditemukan mayatnya dalam koper.
Sebelumnya, mayat Budi yang merupakan warga Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kediri ditemukan dalam sebuah koper di Blitar. Dalam koper tersebut, jasad Budi tak lagi utuh atau tanpa kepala.
Saat ditemukan, jenazah korban tanpa tertutup sehelai kain pun. Jenazah diduga kuat, korban mutilasi. Karena ditemukan tanpa kepala, semula korban tidak diketahui identitasnya. Polisi, kemudian memakai alat identifikasi bernama Mobile Automatic Multibiometric Identification System (MAMBIS) untuk mengetahui identitas korban. Dari situ diketahui, identitas korban bernama Budi Hartanto. *
"Arah ke sana ada, karena tidak mungkin yang bersangkutan membuang seorang diri. Pasti ada yang nyetirin (mobil)," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi detik, Kamis (4/4).
Soal motif pelaku, lanjut Barung, ada berbagai spekulasi yang muncul. Ada juga yang berspekulasi dendam. Spekulasi dendam, dilihat dari cara pelaku membunuh korban.
Kasubdit III Jatanras Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela menambahkan, kasus pembunuhan dengan cara mutilasi yang sering terjadi karena pelaku ingin melampiaskan kemarahannya.
"Kalau biasanya kasus mutilasi itu kan pelaku melampiaskan kemarahan atau dendamnya yang begitu membabi buta. Makanya dilakukan mutilasi," kata Leo.
Ada yang berspekulasi motifnya asmara, ada yang motifnya ekonomi karena barang-barang yang dibawa korban hilang seperti sepeda motor, laptop, handphone dan sejumlah uang.
Menurut paman korban Nasukha, Budi pergi membawa handphone, laptop dan sejumlah uang yang dimasukkan dalam tas pada Selasa (2/4).
"Jadi ini kata ibu dan keluarga korban, sebelum meninggalkan rumah ia membawa HP, laptop dan uang cukup banyak. Setelah itu korban tak ada kabarnya lagi," kata Nasukha, Kamis (4/4).
Sampai saat ini proses penyelidikan menuju ke arah pengerucutan kasus. Kasus dugaan mutilasi telah diambil alih Polda Jatim sepenuhnya.
Polisi bergerak dulu dari lamanya lokasi tempat kejadian perkara. Antara lain, bahwa mayat itu ditemukan di dalam koper dengan beberapa catatan.
"Yang pertama sayatan-sayatan bekas luka yang ditinggalkan. Karena ini berasal dari wilayah Kediri, identitas juga sudah kami ketahui seorang guru honorer. Maka yang dilakukan polisi, menggabungkan antara locus delicti (Lokasi kejadian perkara) Kediri dan locus delicti di Blitar Kota," pungkasnya.
Meski korban telah dimakamkan di TPU Desa Tamanan, Kecamatan Mojoroto pada pukul 02.00 WIB, kematiannya masih menyisakan misteri. Terlebih, pemakaman dilakukan meski jasad korban tidak utuh atau tanpa kepala.
Kemarin Satreskrim Polresta Blitar berencana meneruskan proses pencarian bagian kepala korban. Penyisiran dilakukan mulai dari rumah korban sampai lokasi ditemukan mayatnya dalam koper.
Sebelumnya, mayat Budi yang merupakan warga Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kediri ditemukan dalam sebuah koper di Blitar. Dalam koper tersebut, jasad Budi tak lagi utuh atau tanpa kepala.
Saat ditemukan, jenazah korban tanpa tertutup sehelai kain pun. Jenazah diduga kuat, korban mutilasi. Karena ditemukan tanpa kepala, semula korban tidak diketahui identitasnya. Polisi, kemudian memakai alat identifikasi bernama Mobile Automatic Multibiometric Identification System (MAMBIS) untuk mengetahui identitas korban. Dari situ diketahui, identitas korban bernama Budi Hartanto. *
Komentar