Badung Libatkan 143 Orang Pantau Hewan Kurban
Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan (Disnakanlut) Badung akan melibatkan petugas pengecekan kesehatan hewan kurban di tempat pemotongan hewan kurban, menjelang dan setelah hewan dipotong.
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Perikanan, Peternakan, dan Kelautan (Disnakanlut) Badung melibatkan tim khusus untuk pengecekan kesehatan hewan kurban. Pada Hari Raya Idul Adha 1436 H tahun 2015 yang tinggal beberapa hari lagi, pemerintah mencatat sedikitnya ada 37 titik tempat pemotongan hewan kurban yang tersebar hampir di setiap kecamatan. Kebanyakan pemotongan langsung dilakukan di tempat ibadah atau masjid.
Tim khusus bentukan Disnakanlut sendiri terdiri dari 25 dokter hewan dan 118 mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan Universitas Udayana (Unud). Jadi jumlah keseluruhan sebanyak 143 orang. “Kami sudah memberikan pembekalan juga mengenai tugas dan apa yang harus dikerjakan demi kelancaran pemotongan hewan kurban,” kata Kepala Disnakanlut Badung I Made Badra, Senin (21/9).
Untuk memastikan hewan yang dipotong dalam kondisi baik dan layak konsumsi, pemeriksaan tidak saja dilakukan secara fisik saat hewan sapi maupun kambing kurban masih hidup. Tetapi setelah dilakukan pemotongan, hewan kurban pun akan dicek oleh petugas.
“Pengecekan kami lakukan baik sebelum penyembelihan (antemortem) dan setelah penyembelihan (postmortem). Apakah ada cacing atau sakit paru-paru, akan kami cek secara keseluruhan,” tegasnya.
Dari hasil pendataan, pemotongan hewan kurban di Badung tersebar di 37 titik. Sebanyak 10 titik di Kecamatan Kuta, 9 titik di Kuta Utara, 11 titik di Kuta Selatan, Abiansemal 5 titik, dan di Petang 1 titik. “Untuk di Mengwi dari data kami tidak ada,” kata Badra. Walau demikian, berapa jumlah hewan kurban yang akan dipotong, Badra belum mendapat data pasti. Mengingat tim yang dibentuk sekaligus melakukan pendataan hewan kurban. Tapi untuk perbandingan pelaksanaan pemotongan hewan kurban tahun lalu 240 ekor terdiri dari kambing dan sapi.
Mengenai harga hewan kurban, pejabat asal Kuta itu menjelaskan berada di kisaran Rp 12 juta sampai Rp 15 juta untuk satu ekor sapi. Sedangkan harga kambing kisaran Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta. Meski terjadi peningkatan permintaan, pihaknya menjamin stok aman.
Sementara Kepala Pasar Hewan Beringkit, Mengwi, I Made Budayasa, belum lama ini menyatakan, sejak bulan lalu terjadi peningkatan penjualan sapi. Pada hari pasaran Rabu dan Minggu, misalnya, rata-rata lebih dari 2.200 ekor sapi terjual. Padahal sebelumnya hari pasaran hanya mampu menjual sekitar 1.000 ekor. Untuk harga sapi Bali sebesar Rp 39.000 per kg. “Misalnya, berat sapi 300 kg tinggal dikalikan saja Rp 39.000, berarti satu ekor sapi Bali Rp 11.700.000,” jelasnya.
Komentar