Industri Perhiasan Jadi Andalan Ekspor
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menyebut industri perhiasan merupakan andalan ekspor, sehingga pemerintah menjaga agar bahan baku industri ini tetap terjaga.
JAKARTA, NusaBali
“Jadi yang paling penting adalah harus menjaga bahan baku jangan sampai naik harganya, makanya kita jaga jangan dikenakan bea masuk,” kata Gati di Jakarta, Kamis (4/4).
Menurut dia, sebanyak 40 persen bahan baku industri perhiasan dalam negeri masih diimpor dari beberapa negara Asia, salah satunya Singapura dan Hongkong. “Walaupun Singapura itu bukan pelakunya atau tidak punya industrinya tetapi Singapura mengumpulkan emas dari seluruh dunia kita ngambil dari Singapura. Kemudian dari Hongkong juga kita impor. Hongkong juga supplier emasnya juga dari luar,” ujarnya.
Adapun beberapa bahan baku yang masih diimpor antara lain bahan baku emas, batu zamrud, permata, hingga rubi. Untuk itu, Gati menegaskan agar bahan baku yang belum tersedia di Indonesia tersebut tidak dikenakan bea masuk. “Karena kita lagi ada sedikit wacana bahan baku mau dikenakan bea masuk. Nah ini akan. Merusak industri perhiasan di dalam negeri nanti,” katanya.
Tercatat nilai ekspor produk perhiasan Indonesia ke seluruh dunia pada 2018 mencapai 2,05 miliar dolar AS, yang merupakan neraca positif dibandingkan angka impornya yang sebesar 106 juta dolar AS. Adapun tujuan ekspornya adalah Singapura, Swiss, Hong Kong, Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab.
Sementara itu terkait Jewellery Fair 2019 di Jakarta Convention Center, Kemneperin optimis transaksi meningkat 25 persen. "Transaksi saya tidak akan sebut angkanya, tapi kita targetkan transaksi 2019 naik 25 persen dibandingkan 2018,” kata Gati.
Menurut Gati, optimisme tersebut dipicu oleh perekonomian nasional dan global yang semakin membaik. Selain itu, kelas menengah yang tumbuh pesat juga mampu mendongkrak penjualan emas dan perhiasan di dalam negeri. “Perhiasan itu memang harus didekatkan dengan pasar. Agak susah kalau dijual online karena ini kan ada asuransi dan barangnya bernilai,” tukas Gati.
Jakarta International Jewellery Fair 2019 merupakan salah satu pameran perhiasan terbesar di Indonesia sebagai ajang temu bisnis para pelaku usaha di sektor perhiasan. Kegiatan tahunan ini merupakan penyelenggaraan yang ke-13 kali. Ajang ini diselenggarakan oleh Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesai (APEPI) pada 4-7 April 2019 di Jakarta Convention Center. *ant
Menurut dia, sebanyak 40 persen bahan baku industri perhiasan dalam negeri masih diimpor dari beberapa negara Asia, salah satunya Singapura dan Hongkong. “Walaupun Singapura itu bukan pelakunya atau tidak punya industrinya tetapi Singapura mengumpulkan emas dari seluruh dunia kita ngambil dari Singapura. Kemudian dari Hongkong juga kita impor. Hongkong juga supplier emasnya juga dari luar,” ujarnya.
Adapun beberapa bahan baku yang masih diimpor antara lain bahan baku emas, batu zamrud, permata, hingga rubi. Untuk itu, Gati menegaskan agar bahan baku yang belum tersedia di Indonesia tersebut tidak dikenakan bea masuk. “Karena kita lagi ada sedikit wacana bahan baku mau dikenakan bea masuk. Nah ini akan. Merusak industri perhiasan di dalam negeri nanti,” katanya.
Tercatat nilai ekspor produk perhiasan Indonesia ke seluruh dunia pada 2018 mencapai 2,05 miliar dolar AS, yang merupakan neraca positif dibandingkan angka impornya yang sebesar 106 juta dolar AS. Adapun tujuan ekspornya adalah Singapura, Swiss, Hong Kong, Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab.
Sementara itu terkait Jewellery Fair 2019 di Jakarta Convention Center, Kemneperin optimis transaksi meningkat 25 persen. "Transaksi saya tidak akan sebut angkanya, tapi kita targetkan transaksi 2019 naik 25 persen dibandingkan 2018,” kata Gati.
Menurut Gati, optimisme tersebut dipicu oleh perekonomian nasional dan global yang semakin membaik. Selain itu, kelas menengah yang tumbuh pesat juga mampu mendongkrak penjualan emas dan perhiasan di dalam negeri. “Perhiasan itu memang harus didekatkan dengan pasar. Agak susah kalau dijual online karena ini kan ada asuransi dan barangnya bernilai,” tukas Gati.
Jakarta International Jewellery Fair 2019 merupakan salah satu pameran perhiasan terbesar di Indonesia sebagai ajang temu bisnis para pelaku usaha di sektor perhiasan. Kegiatan tahunan ini merupakan penyelenggaraan yang ke-13 kali. Ajang ini diselenggarakan oleh Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesai (APEPI) pada 4-7 April 2019 di Jakarta Convention Center. *ant
1
Komentar