Program Transmigrasi Bali Dijatah 10 KK
Buleleng Lakukan Sosialisasi dan Pendaftaran
SINGARAJA, NusaBali
Program pemerataan penduduk melalui transmigrasi kembali dibuka pemerintah pusat tahun ini. Provinsi Bali pun mendapatkan jatah 10 KK untuk dikirim ke tujuan transmigrasi tahun ini Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Buleleng melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) pun sudah melakukan sosialisasi untuk pendaftaran calon transmigran.
Sekretaris Disnaker Buleleng, Dewa Putu Susrama, dihubungi Jumat (5/4) kemarin menjelaskan sosialisasi peluang transmigrasi bagi masyarakat Buleleng yang berminat sudah disebarkan ke seluruh desa dan kelurahan. Bahkan sejauh ini sudah ada dua KK yang mendaftar untuk ikut dalam program transmigrasi. “Bali dapat 10 KK, cuma untuk kuota kabupatennya belum pasti kita Buleleng dapat berapa. Setelah nanti rapat koordinasi dengan Pemprov baru dapat angkanya, sementara baru sosialisasi,” ujar Susrama.
Program transmigrasi memang sempat nihil di tahun 2018, karena animo masyarakat untuk bertransmigrasi sangat rendah. Kabupaten Buleleng terakhir mengirim 4 KK di tahun 2017. Meski peminat peserta transmigrasi di Buleleng, Disnaker tetap menfasilitasi pendaftaran jika ada ada masyarakat yang berminat. “Biasanya ini dipengaruhi oleh lahan yang akan mereka garap, kalau lahannya bagus banyak yang ikut, kalau misalnya air susah dan akses jauh seperti tahun 2017 itu banyak yang mengundurkan diri,” imbuh Susrama.Program transmigrasi tahun ini yang menyasar Kabupaten Sumba Timur, NTT, para transmigran disiapkan lahan masing-masing dua hektare yang akan diolah menjadi lahan perkebunan tebu. Mereka nantinya akan ditempatkan di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Kota Kawaw, Satuan Pemukiman (SP) Kawasan Malol, Kecamatan Kahungu Etti.
Menurut Susrama, Kepala Disnaker, Ni Made Dwi Priyanti Putri juga telah melakukan survei ke lokasi tujuan transmigrasi. Dari hasil survei, tempatnya tak begitu jauh dari Bandara Waingapu yang hanya idtempuh dnegan waktu 1,5 jam. Lokasi transmigrasi itu juga sudah disiapkan sejumlah fasilitas umum, seperti sekolah, puskesmas hingga balai pertemuan.
Sementara itu pihaknya kini masih menunggu masyarakat yang mendaftarkan diri. Jika jumlahnya banyak akan dilakukan seleksi sesuai ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Ia pun menegaskan dan berharap, peserta transmigran benar-benar adalah masyarakat yang mau bekerja keras dan menguasai cara bertani. Sehingga di sana mereka bisa bertahan dan benar-benar berkembang menjadi seorang petani. “Kami berharapnya yang memang benar-benar bisa bertani, bukan orang yang frustasi atau sekadar ingin berpetualang ke tempat lain. Sehingga lahan yang diberikan kepada mereka bia diolah maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan,” jelas Susrama. *k23
Sekretaris Disnaker Buleleng, Dewa Putu Susrama, dihubungi Jumat (5/4) kemarin menjelaskan sosialisasi peluang transmigrasi bagi masyarakat Buleleng yang berminat sudah disebarkan ke seluruh desa dan kelurahan. Bahkan sejauh ini sudah ada dua KK yang mendaftar untuk ikut dalam program transmigrasi. “Bali dapat 10 KK, cuma untuk kuota kabupatennya belum pasti kita Buleleng dapat berapa. Setelah nanti rapat koordinasi dengan Pemprov baru dapat angkanya, sementara baru sosialisasi,” ujar Susrama.
Program transmigrasi memang sempat nihil di tahun 2018, karena animo masyarakat untuk bertransmigrasi sangat rendah. Kabupaten Buleleng terakhir mengirim 4 KK di tahun 2017. Meski peminat peserta transmigrasi di Buleleng, Disnaker tetap menfasilitasi pendaftaran jika ada ada masyarakat yang berminat. “Biasanya ini dipengaruhi oleh lahan yang akan mereka garap, kalau lahannya bagus banyak yang ikut, kalau misalnya air susah dan akses jauh seperti tahun 2017 itu banyak yang mengundurkan diri,” imbuh Susrama.Program transmigrasi tahun ini yang menyasar Kabupaten Sumba Timur, NTT, para transmigran disiapkan lahan masing-masing dua hektare yang akan diolah menjadi lahan perkebunan tebu. Mereka nantinya akan ditempatkan di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Kota Kawaw, Satuan Pemukiman (SP) Kawasan Malol, Kecamatan Kahungu Etti.
Menurut Susrama, Kepala Disnaker, Ni Made Dwi Priyanti Putri juga telah melakukan survei ke lokasi tujuan transmigrasi. Dari hasil survei, tempatnya tak begitu jauh dari Bandara Waingapu yang hanya idtempuh dnegan waktu 1,5 jam. Lokasi transmigrasi itu juga sudah disiapkan sejumlah fasilitas umum, seperti sekolah, puskesmas hingga balai pertemuan.
Sementara itu pihaknya kini masih menunggu masyarakat yang mendaftarkan diri. Jika jumlahnya banyak akan dilakukan seleksi sesuai ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Ia pun menegaskan dan berharap, peserta transmigran benar-benar adalah masyarakat yang mau bekerja keras dan menguasai cara bertani. Sehingga di sana mereka bisa bertahan dan benar-benar berkembang menjadi seorang petani. “Kami berharapnya yang memang benar-benar bisa bertani, bukan orang yang frustasi atau sekadar ingin berpetualang ke tempat lain. Sehingga lahan yang diberikan kepada mereka bia diolah maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan,” jelas Susrama. *k23
1
Komentar